Nabi Muhammad SAW sebagai uswatun hasanah
Assalamu`alaikum Wr. Wb
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِىْ اَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدىْ وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْكَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ، أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى خَاتَمِ اْلاَنْبِيَآءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ مُحَمَّدٍ وَّعَلى الِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Saudaraku sekalian jama'ah Jumat Rohimakumulloh...
Marilah kita memuji dan bersyukur kepada Alloh Swt, yang telah memberikan nikmat dan karuniaNya. Rohmat salam semoga terlimpah kepada junjunan kita, Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya dan segenap umat yang taat mengikuti ajaranya.
Muslim yang taat, wajib mengikuti uswatun hasanah (suri tauladan terbaik) yang dilaksanakan oleh Nabi Muhammad SAW. Allah Swt berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah. (QS. Al-Ahzab :21)
Saudaraku sekalian jama'ah Jumat Rohimakumulloh..
Diantara uswatun hasanah (suri tauladan terbaik) Nabi Muhammad SAW. yang di contohkannya dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
Pertama, ramah dalam pergaulan; Beliau sangat ramah terhadap siapa pun, berbicara sangat serius mendengarkannya, biarpun orang itu lemah dan miskin, tetap menghormatinya tanpa merendahkan sedikitpun, tidak banyak berbiacara, mencela dan tidak pernah memotong pembicaraan seseorang kecuali ia berbicara kebatilan.
Firman Alloh Swt
وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Sungguh, kamu (Muhammad) mempunyai akhlak yang agung” (QS Al-Qalam : 4)
Kedua, rendah hati dalam bermasyarakat; Nabi Muhammad memiliki posisi tinggi di sisi Allah dan manusia, akan tetapi beliau tidak mengagungkan dirinya, malah merendahkan diri tanpa harus merasa terhina. Perendahan diri yang disenangi oleh sahabat-sahabatnya, sebagaimana mereka cinta pada keluarga dan putra-putranya. Beliau memperlakukan masyarakat dengan santun dan menghormarinya. Sabda Rosululloh SAW
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {مَنْ تَوَاضَعَ لِلهِ رَفَعَهُ اللهُ وَمَنْ تَكَّبَرَ وَضَعَهُ اللهُ}.
Nabi SAW bersabda, “Siapa yang tawadhu’ (rendah hati) karena Allah, maka Allah akan mengangkat (derajat) nya (di dunia dan akhirat), dan siapa yang sombong maka Allah akan merendahkannya.” Hadis ini diriwayatkan oleh imam Ibnu Mandah dan imam Abu Nu’aim dari sahabat Aus bin Khauli ra.
Sabda Rosululloh SAW
كُلُوا وَتَصَدَّقُوا وَالْبَسُوا فِي غَيْرِ إِسْرَافٍ وَلاَ مَخِيلَةٍ
“Makanlah, bersedekahlah, dan berpakaianlah, dengan tidak berlebihan dan tidak angkuh.” (HR.an-Nasa'i, Ibnu Majah dan Ahmad).
Ketiga, senang bermusyawarah; Nabi Muhammad SAW selalu mengajak para sahabatnya untuk bermusyawarah dalam memutuskan suatu masalah. Apabila para sahabatnya telah memberikan pertimbangan kepadanya, maka beliau mengambil pendapat yang dinilainya paling tepat, sambil memuji kepada orang yang mengemukakan pendapat tersebut, sebagai dorongan agar dia lebih bersemangat, juga sebagai bentuk penghargaan kepadanya. Sabda Rosululloh SAW
إِذَا اسْتَشَا أَحَدُكُمْ أَخَاهُ فَلْيَسَرَّ عَلَيْهِ (ابن ماجه)
Apabila salah seorang kamu meminta bermusyawarah dengan saudaranya, maka penuhilah. (HR. Ibnu Majah)
Keempat, uswatun hasanah dalam beribadah
Nabi Muhammad SAW adalah sosok manusia paling sempurna (insan kamil), selalu menjaga kewajibannya sebagai hamba Allah, yaitu beribadah kepada Allah Swt. Meskipun beliau sudah dijamin oleh Allah Swt masuk surga, beliau tetap beribadah kepada Allah dengan sangat tekun. Dalam satu riwayat dari Aisyah ra disebutkan bahwa Melihat Nabi Muhammad SAW. demikian tekun melakukan shalat Aisyah bertanya: “Wahai Rasulullah! bukankah dosamu yang tedahulu dan yang akan datang telah diampuni Allah ? Nabi Muhammad SAW menjawab: aku ingin menjadi hamba yang banyak bersyukur”. (HR Bukhari dan Muslim).
Nabi Muhammad SAW banyak berdzikir. Ia berkata: “Sesungguhnya saya meminta ampun kepada Allah dan taubah kepadaNya setiap hari 70 kali.” (HR Tabrani).
Saudaraku sekalian jama'ah Jumat rohimakumulloh
Kelima, uswatun hasanah dalam berakhlak
Dalam diri Nabi Muhammad SAW terkumpul sifat utama, yaitu rendah hati, lembut, jujur, sabar, santun, tidak mabuk pujian dan tidak pernah berputus asa dalam usaha. Ketika Aisyah ditanya tentang akhlak Nabi Muhammad SAW, ia menjawab: “akhlaknya adalah Al-Qur’an” (HR Ahmad dan Muslim)..
Sejak masa muda, Nabi Muhammad SAW telah dikenal dengan kejujuran, amanat, kesabaran, ketegaran, dan kedermawanan. Dalam kesabaran dan kerendahan diri beliau dan dalam keagungan akhlak beliau tak tertandingi. Dalam memaafkan, beliau tidak ada bandingannya. Ketika mendapatkan gangguan dan cemoohan masyarakatnya, beliau hanya berkata “Ya Allah, ampunilah kaumku, karena mereka tidak mengetahui.” Beliau selalu mengharapkan kebaikan seluruh umat manusia, penyayang dan belas-kasih terhadap mereka.
Keenam, uswatun hasanah dalam mensyiarkan Islam
Sebagai seorang da’i (pendakwah), metode dakwah Nabi Muhammad SAW yaitu bersifat bijaksana, toleransi dan penyayang.
Rahasia besar kesuksesanya dalam berdakwah adalah menyampaikan dakwah melalui amal perbuatan dan dengan cara yang hikmah, yaitu penyampaian dakwah secara bijaksana, penuh dengan kebaikan, kemudahan dan tidak menimbulkan permasalahan. Dakwahnya disampaikan dengan nasihat yang baik (Mau’idzah Hasanah),
Sehingga dakwahnya menyentuh jiwa sesuai dengan pengetahuan para pendengarnya. Penyampaiannya disertai dengan pengamalan dan contoh dari Nabi Muhammad SAW.
Firman Alloh Swt
اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.(QS.An-Nahl : 125)
Ketujuh, uswatun hasanah dalam kepemimpinan
Sebagai seorang pemimpin Nabi Muhammad SAW itu jujur, terpercaya, cerdas dalam menyelasaikan permasalahan, adil terhadap rakyatnya, pemberani dan penyayang.
Demikianlah semoga bermanfaat, mohon maaf atas segala kekurangannya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar