KETANGKASAN DOMBA
(MENGADU DOMBA)
Tradisi mengadu hewan yang dilakukan masyarakat tradisional di Indonesia sebagai tontonan sudah menjadi hal yang umum bahkan dianggapnya sangat wajar dan lumrah Mulai dari adu ayam, kerbau, sapi, kambing, domba bahkan babi hutan di daerah pesisir Selatan Jawa Barat. Permainan seperti ini bisa Anda temui di beberapa daerah, sebutan atau nama pertandingan ini sekarang bukan lagi adu hewan... Malah sekarang sudah berubah menjadi ketangkasan hewan... Salah satu contohnya domba dulu namanya adu domba, sekarang berubah menjadi ketangkasan domba... Apapun namanya itu pada dasarnya sama saja, yaitu bagaimana sihewan atau domba tersebut bisa berkelahi....
Dalam sebuah hadis dari Mujahid, dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau mengatakan :
نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ التَّحْرِيشِ بَيْنَ الْبَهَائِمِ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang mengadu binatang. (HR. Abu Daud 2562, Turmudzi 1708, dan yang lainnya).
Hanya saja, hadis ini dinilai dhaif oleh para ulama, karena statusnya hadis mursal. At-Turmudzi mengisyaratkan bahwa hadis ini adalah mursal Mujahid.
As-Syaukani ketika menyebutkan hadis ini mengatakan,
ووجه النهي أنه إيلام للحيوانات وإتعاب لها بدون فائدة بل مجرد عبث
Sisi larangannya, yaitu karena mengadu binatang akan menyakiti binatang tersebut, membebani mereka tanpa manfaat, selain hanya main-main. (Nailul Authar, 8/99)
Meskipun hadisnya dhaif, tetapi bukan berarti mengadu binatang hukumnya menjadi boleh. Karena para ulama menegaskan bahwa mengadu binatang dihukumi terlarang.
Dalam sebuah hadits marfu’ yang diriwayatkan Hudzaifah, disebutkan,
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَتَّاتٌ.
“Tidak akan masuk Surga al-qattat (tukang adu domba).”( Hadits riwayat Al-Bukhari, lihat Fathul Bari, 10/472.
Al-qattat terkandung 2 pengertian...
a. Pengertian scr harfiah bahwa adu domba adalah mengadu atau membuat domba berkelahi dengan domba lainnya utk saling menyakiti dan yg kuat dinyatakan menang dalam ajang adu domba...
b. Pengertian scr Istilah adalah Namimah yaitu dalam An-Nihayah karya Ibnu Atsir, 4/11 disebutkan:”Al-Qattat adalah orang yang menguping (mencuri dengar pembicaraan), tanpa sepengetahuan mereka, lalu ia membawa pembicaraan tersebut kepada yang lain dengan tujuan mengadu domba.) membuat orang bermusuhan antara satu dgn lainnya atau bahkan berkelahi seperti halnya domba.
Ibnu Abbas meriwayatkan,
مَرَّ النَّبِيُّ بِحَائِطٍ مِنْ حِيْطَانِ الْمَدِيْنَةِ فَسَمِعَ صَوْتَ إِنْسَانَيْنِ يُعَذَّبَانِ فِيْ قُبُوْرِهِمَا فَقَالَ النَّبِيُّ : يُعَذَّبَانِ، وَمَا يُعَذَّبَانِ فِيْ كَبِيْرٍ -ثُمَّ قَالَ- بَلَى [وَفِيْ رِوَايَةٍ: وَإِنَّهُ لَكَبِيْرٌ] كَانَ أَحَدُهُمَا لاَ يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ، وَكَانَ اْلآخَرُ يَمْشِي بِالنَّمِيْمَةِ.
“(Suatu hari) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melewati sebuah kebun di antara kebun-kebun di Madinah. Tiba-tiba beliau mendengar dua orang sedang disiksa di dalam kuburnya, lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda, “Keduanya disiksa, padahal tidak karena masalah yang besar (dalam anggapan keduanya) -lalu bersabda- benar (dalam sebuah riwayat disebutkan, “Padahal sesungguhnya ia adalah persoalan besar.”). Salah seorang di antaranya tidak meletakkan sesuatu untuk melindungi diri dari percikan kencingnya dan seorang lagi (karena) suka mengadu domba.”( Hadits riwayat Al-Bukhari, lihat Fathul Bari, 1/317.)....
Dalam al-Adab as-Syar’iyah, Ibnu Muflih mengatakan : Sangat dibenci mengadu manusia dan seluruh binatang. Seperti domba, kambing, ayam, atau yang lainnya. Sebagaimana keterangan yang disebutkan dalam kitab ar-Ri’ayah al-Kubro. Dan disebutkan dalam kitab al-Mustau’ib bahwa dilarang mengadu binatang. (al-Adab as-Syar’iyah, 3/342).
Ibnu Manshur bertanya kepada Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah, Apakah mengadu binatang hukumnya makruh? Beliau menjawab : Subhanallah, sungguh aneh. Yang lebih layak, ini dihukumi haram melebihi mengadu manusia. (al-Adab as-Syar’iyah, 3/342).
Dalam Al-qur’an juga telah disebutkan berkali-kali untuk mengingatkan manusia bahwa suatu saat nanti Anda akan mempertanggungjawabkan semua perbuatan Anda ketika hidup di dunia, seperti yang termaktub dalam ayat berikut :
“Barang siapa melakukan amal saleh, maka (keuntungannya) adalah untuk dirinya sendiri; dan barang siapa melakukan perbuatan buruk, maka itu akan mengenai dirinya sendiri. Dan kelak kamu semua akan kembali kepada Tuhanmu” (Q.S Al-Jatsiyah, 45:15)
Ingatlah bahwa segala yang dimuka bumi ini diciptakan untuk kita, maka sudah menjadi kewajiban alamiah kita untuk menjaga segala sesuatu dari kerusakan, Memanfaatkannya dengan tetap menjaga martabatnya sebagai ciptaan Tuhan, Melestarikannya sebisa mungkin karena yang demikian termasuk ungkapan syukur terhadap nikmat Tuhan dalam bentuk perbuatan nyata.
Jika Anda mendapatkan penghasilan dengan cara yang tidak disukai Allah, seperti mengadu binatang, maka harta tersebut tidak akan memberi Anda keberkahan sertamanfaat yang baik. Dan bahkan sebaliknya akan membawa Anda pada jalan kesesatan dan kesengsaraan. Ajaklah diri Anda untuk memulai pekerjaan halal yang diridhoi Allah SWT, dengan harapan harta tersebut akan membawa Anda pada jalan-Nya.
Dari penjelasan di atas, telah jelas bahwa hukum mengadu domba, kambing, ayam ataupun binatang lain adalah HARAM.
Karena hal tersebut sama halnya dengan menyakiti makhluk hidup yang tidak berdosa dan tidak dapat memberi Anda manfaat, kecuali hanya pemuas nafsu saja, kalau saja hewan tersebut bisa berfikir mungkin ia tidak mau diadu, karena dia tidak bisa berfikir maka dia mau saja diadu oleh manusia, kita tahu bersama manusialah yg mempunyai otak utk berfikir... Lalu pertanyaannya adalah... Kenapa tidak digunakan otaknya itu utk berfikir.......................?
Untuk mendapatkan harta yang melimpah dengan waktu yang cepat tidaklah semudah membalikkan telapak tangan Anda, karena kesuksesan itu hanya akan Anda dapatkan dengan usaha dan do’a yang keras. Di sini ada beberapa media untuk menjadikan Anda semangat dalam bekerja agar mendapatkan penghasilan yang banyak.
SEPERTI amalan untuk Memudahkan rezeki, Benda bertuah atau pelaris dagangan.
Ketika Anda sukses setelah menggunakan benda tersebut, janganlah Anda menjadi sombong dengan keberhasilan Anda, juga jangan mendewakan atau menuhankan barang tersebut, karena dalam hal ini benda-benda tersebut hanya sebagai perantara Anda, atau sebagai pemberi motivasi agar Anda bangkit dari keterpurukan menuju jalan yang terang dan cemelang. Tetaplah berdiri pada keyakinan Anda, bahwa apa yang Anda dapatkan selama ini semata-mata karena Allah yang memberi. Bukan benda tersebut.
Wallahu ‘a’lam bish showab
Noted terima kasih semoga tulisannya nenjadi amal jariah
BalasHapus