Sabtu, 19 Agustus 2017

Siapa Guru Tasawuf Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari dari Surabaya?


Siapa Guru Tasawuf Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari dari Surabaya?

Direktur Eksekutif Islam Nusantara Center (INC) A. Ginanjar Sya'ban mengatakan, Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari mengaji tasawuf kepada Syekh Nawawi al-Bantani dan Syekh Abdul Syakur. Jika Syekh Nawawi adalah guru besar Ulama Nusantara yang namanya sangat terkenal, lalu siapa Syekh Abdul Syakur?

Hal ini menjadi pembahasan dan tema menarik yang diungkap Ginanjar dan Zainul Milal Bizawi dalam kajian Turats Ulama Nusantara di Islam Nusantara Center (INC), Sabtu (5/8). 

Syekh Abdul Syakur adalah salah satu guru KH Hasyim Asy'ari dari Surabaya. Mbah Hasyim mengkhatamkan kitab "al-Hikam al-'Ath'iyyah" dengan metode "sorogan". Serta mendapat ijazah dan sanad dari gurunya ini.

"Karena itu Mbah Hasyim Asy'ari tidak populer sebagai ulama ahli tarekat. Bukannya tidak belajar tasawuf, tapi tasawuf yang diambil tasawuf akhlaqi," jelas penulis Mahakarya Islam Nusantara ini.

Bisa dilihat dalam pada naskah kitab Hikam milik KH Hasyim Asy'ari bahwa beliau mengaji pada bulan Ramadhan tahun 1318 Hijriah. 

Dalam Kitab-kitab "Thabaqat" (Hagiography) ataupun "Asanid" (transmisi Intelektual) berbahasa Arab, menurut Ginanjar tidak ditemukan entri penjelasan Syekh Abdul Syakur Surabaya.

"Yang mengejutkan, informasi tentang Syekh Abdul Syakur Surabaya ada dalam sumber Barat, yaitu dalam catatan Snouck Hurgronje ketika berada di Makkah pada tahun 1885-1886," tandasnya.

Syekh Abdul Syakur punya jaringan yang sangat luas, aktivitas yang sangat padat, reputasi tinggi dengan para ulama yang mengajar di Mekkah. Rumah yang terletak di dekat masjidil Haram menjadi tujuan sowan orang-orang dari berbagai kalangan dan lapisan.

Catatan Mbah Hasyim dan Snock menjadi informasi pembuka tentang Syekh Abdul Syakur. "Pertanyaannya, kenapa nama Syekh Abdul Syakur terkubur, tidak seperti Syekh A. Khotib Minangkabau atau Syekh Mukhtar Bogor," kata Ginanjar.

"Mungkin karena karya-karya beliau belum ditemukan, atau tidak menulis. Tapi rasanya kemungkinan kecil kalau beliau tidak menulis. Karena mertuanya seorang ulama besar dan iparnya adalah pengarang I'anatut Thalibin. Sulit jika Syekh Abdul Syakur tidak memiliki kitab karangan", tambahnya.

Sementara itu, Gus Milal mengatakan bahwa bisa jadi Syekh Abdul Syakur memakai nama lakob atau nama anaknya karena ketawadhuannya. Sehingga perlu dicari informasi detail. Termasuk wilayah tepatnya di Surabaya dimana ia berasal.

"Belum terlacak Surabayanya sebelah mana. Apakah Syekh Abdul Syakur berasal dari Sidoresmo Surabaya. Ini perlu dilemparkan kepada publik santri agar ikut mencari dan meneliti," ujar Milal.

Tugas para santri di sini adalah meneliti jejak langkah dan karya Syekh Abdul Syakur dan ulama Nusantara lainnya. 

(Damar/Abdullah Alawi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar