Minggu, 06 September 2020

JANGAN KHAWATIRKAN AGAMA ISLAM

Saudaraku sekalian Jama 'ah Jum'at Rohimakumulloh ....

Terlalu sangat menghawatirkan kemurnian Agama Islam dan Alquran dari orang yg kita anggap menistakannya, itu ternyata tanpa disadari akan melahirkan sifat Intoleransi terhadap agama lain, Bagaimana tidak pada saat itu ada Gerakan2 bela Islam bahkan sampai berjilid-jilid....

Yakinlah tidak ada yg menghinakan Islam, sungguh Islam akan tetap terjaga dengan baik, karena Alloh SWT telah menjamin untuk menjaganya. Alloh telah berfirman :

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا ٱلذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَٰفِظُونَ

Sungguh Kami telah menurunkan Adz-Dzikr (Al Qur’an), dan Kami pula yang benar-benar akan menjaganya“. (QS. Al-Hijr: 9).

Sebagaimana Allah menjaga kemurnian Al Qur’an, Alloh juga akan menjaga kemurnian Islam, karena kandungan Al Qur’an, tidak lain adalah Islam yang murni.

Sangatlah beruntung kita hidup dinegara yg beraneka ragam suku, budaya, nangsa dan agama namun sampai saat ini Islam hidup dan terjaga dikeanekaragaman tersebut, justru yg kita hawatirkan diantara kita sesama Muslim masih ada yg membid'ahkan, bahkan ada yg mengkafirkan dan inilah yg menyebabkan Ukhuwah Islamiyah menjasdi terpecah-pecah, sehingga merusak marwah dan martabat Islam itu sendiri.

Saudaraku sekalian jama'ah Jumat Rahimakumulloh..

Perpecahan Ummat Islam sebenarnya sudah dimulai semenjak Khalifah ke 3 Sayyidina Usman bin affan dimana Beliau juga menjadi korban akibat perpecahan itu, puncaknya terjadi pada Khalifah ke 4 Sayyidina Ali Ibn Abi Tholib Karromallohu wajhah, perpecahan inilah sebenarnya awal mula Runtuhnya Kekhalifahan Islam, Dimana Beliau sendiri pula mengalami peristiwa pembunuhan, Beliau dibunuh oleh orang yg mengatasnamakan Agama yg Hak, seorang Hafidz,  ahli ibadah Bernama Abdurrahman ibn Muljam, dia berpendapat Hukum itu milik Alloh Engkau Ali hanya manusia biasa, inilah Pemahaman kaum Radikalis.

Setelah Sayyidina Ali terbunuh selanjutnya diangkatlah Sayyidina Hasan Putra Sayyidina Ali KRH menggantikan Bapaknya,

Dari kelompok Muawiyah Yg sudah dari dulu ingin merebut kekuasaan, terus merongrong kekuasaan Sayyidina Hasan, 
maka terjadilah perselisihan diantara Kelompok Pemerintahan (pok sayyidina Hasan) dan Kelompok pemberontak (pok Muawwiyah),  demi persatuan Ummat islam ahirnya Hasan melakukan Islah perjanjian damai dengan Muawiyah bin sufyan.

Secara de facto, Hasan memegang tampuk kekhalifahan selama sekitar enam atau tujuh bulan setelah mangkatnya 'Ali, sampai dia menyerahkan kedudukannya kepada Muawwiyah, Ahirnya Muawwiyah mendirikan Dinasti Umayyah yang berkuasa selama beberapa abad di semenanjung Arabiyah, dibawah kepemimpinan muawiyah banyak pertikaian dan konflik, diantaranya peristiwa diracunnya Sayidina Hasan, dan dibunuhnya Sayyidina Husen adik Hasan oleh pasukan Yazid bin Muawiyah....peristiwa tersebut terjadi bulan ini tanggal 10 muharram dikarbala.

Saudaraku sekalian Jamaah jumat...Rah...
“Saya cerita sedikit betapa Abdul Muthalib (kakek Nabi) itu memiliki nalar katauhidan yang amat kuat,” 

Cerita ini, terjadi ketika Raja Abrahah hendak merobohkan Ka'bah. Saat itu terjadi dialog antara Abrahah dan Abdul Muthalib di hadapan masing-masing pengikutnya.

“Saya datang ke sini (Ka'bah) ingin merobohkan tempatmu, karena saya punya tempat ibadah kok kalian kotori dengan kotoran kalian,” kata  Abrahah..

Kakek Rasulullah itu tak berusaha melawan Abrahah namun hanya meminta supaya hewan ternak yang ditawan oleh Abrahah dikembalikan.

“Baik, saya tidak melarang kamu untuk merobohkan Ka'bah, yang penting itu 100 onta milik saya kembalikan dulu",  kata Abdul Muthalib.

Sontak, Abrahah pun mempertanyaan kewibawaan Abdul Muthalib

“Lo, kamu ini pemimpin bagaimana, ini Ka'bah kan agamamu, mau saya robohkan kok tidak marah, malah meminta onta,” kata Abrahah

“Saya jelas tahu kalau Ka'bah ini ada yang punya (yaitu Allah), ya biar diurus sama yang punya. Kalau onta itu milik saya, ya harus jadi urusan saya, maka kembalikan ke saya,” jawab Abdul Muthalib

Akhirnya, keduanya pun setuju. Abdul Muthalib pun bergumam

“Abdul Muthalib waktu itu hanya bilang, “Saya ingin lihat apa yang akan Engkau (Tuhan) lakukan jika Ka'bahmu dirobohkan” lalu Abdul Muthalib mengajak para pengikutnya untuk naik ke gunung untuk menyaksikan balasan Tuhan kepada Abrahah.

Maka terjadilah peristiwa yang disebutkan dalam QS. Al-Fiil ayat 1 – 5.

Saudaraku sekalian Jama'ah Jumat Rohimakumulloh....

Dari kisah tersebut dapat diambil pelajaran untuk kita semua 

1. Sayyidina Hasan dapat menunjukkan kesholihan sebagai pemimpin Agama  Beliau  berprinsip bahwa  kehalifahan itu no2 sedangkan persatuan Agama itu no1, sehingga beliau menyerahkan kepemerintahannya kepada Muawwiyah demi persatuan ummat.

Sayyidina Hasan berpendapat Islam adalah Agama Alloh maka sampai kapanpun meskipun banyak pertikaian dan konflik kekuasaan, Islam akan tetap jaya, karena Islam  berkembang bukan karena  Khilafah tetapi Islam maju dan berkembang bersama Orang2 yg beriman dan beramal sholih dimanapun dia hidup sekalipun dinegara Liberal islam bisa tetap hidup dan berkembang.

2. Kakeknya Rosululloh SAW Abdul Muthollib Memiliki Naluri ketauhidan yg sangat kuat bahwa Ka'bah milik Alloh SWT maka meskipun ada orang yg ingin merusak dan merobohkannya Beliau yakin Bahwa Alloh SWT akan memberikan Pertolongan.

Jamaah Jumat RAHIMAKUMULLAH 
Jadi kita tidak usah sok-sokan memikirkan atau membela agama, sebab Islam sudah dijaga dgn sendirinya oleh Alloh SWT.

Begitu jga dengan hidayah, pahala & dosa itu sudah hak prerogratif Alloh untuk menentukan

kita manusia biasa maka jangan melebihi kekuasaan dan kehendak Alloh SWT

“Itu sudah wilayah Allah. Apakah orang akan diampuni ataukah dilaknat, dan kita tidak bisa ikut campur. Makanya ini perlu saya utarakan, tidak usah sok memikirkan agama, apalagi sok membela. Yang penting perilaku kita baik dan mengikuti akhlak Rasul saja itu sudah cukup"...

Lihatlah bagaimana agungnya agama ini, agama yang dijamin Alloh akan selalu hidup sempurna di muka bumi, sehingga tidak perlu kita mengkhawatirkannya lagi.

Justru yang perlu kita takutkan adalah diri kita, sudahkah kita menerapkan agama ini dalam hidup kita? sudahkah kita peduli dengan agama kita? Sungguh Islam tidak akan rugi tanpa kita, namun kita akan rugi total tanpa Islam didalam hati dan sanubari kita,  Islam bukan untuk pertentangkan akan tetapi untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

wallohu'alam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar