Rabu, 20 Juni 2018

KEUTAMAAN MENCINTAI AHLUL BAIT RASULULLAH


KEUTAMAAN MENCINTAI AHLUL BAIT RASULULLAH

SIAPAKAH AHLUL BAIT ITU ?

Sebelum kita membahas tentang Ahlul bait secara detail dan yang memusuhi meraka, sepantasnyalah kita mengenal terlebih dahulu siapakah sebenarnya Ahlul bait itu ?

Secara bahasa, kata الأَهْل berasal dari أَهْلاً وَ أُهُوْلاً أَهِلَ – يَأهَلُ = seperti أَهْلُ المْكَاَن berarti menghuni di suatu tempat. أَهْلُ jamaknya adalah أَهْلُوْنَ وَ أَهْلاَتُ وَ أَهَاِلي misal أَهْلُ الإِسْلاَم artinya pemeluk islam, أَهْلُ مَكَّة artinya penduduk Mekah. أَهْلُ الْبَيْت berarti penghuni rumah. Dan أَهْلُ بَيْتِ النَّبي artinya keluarga Nabi yaitu para isrti, anak perempuan Nabi serta kerabatnya yaitu Ali dan istrinya.

Sedangkan menurut istilah, para ulama Ahlus Sunnah telah sepakat tentang Ahlul Bait bahwa mereka adalah keluarga Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diharamkan memakan shadaqah. Mereka terdiri dari : keluarga Ali, keluarga Ja’far, keluarga Aqil, keluarga Abbas, keluarga bani Harist bin Abdul Muthalib, serta para istri beliau dan anak anak mereka.

Memang ada perselisihan, apakah para istri Nabi termasuk Ahlul Bait atau bukan ? Dan yang jelas bahwa arti Ahlu menurut bahasa (etimologi) tidak mengeluarkan para istri nabi untuk masuk ke Ahlul Bait, demikian juga penggunaan kata Ahlu di dalam Al-Qur’an dan hadits tidak mengeluarkan mereka dari lingkup istilah tersebut, yaitu Ahlul Bait.

Allah berfirman :

وَأَطِعْنَ اللهَ وَرَسُولَهُ إِنَّمَا يُرِيدُ اللهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا

Dan taatlah kalian kepada Allah dan rasulNya,sesungguhnya Allah bermaksud menghilangkan rijs dari kalian wahai ahlul bait dan memberbersihkan kalian sebersih-bersihnya. [QS. Al-ahzab : 33]

Ayat ini menunjukan para istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam termasuk Ahlul Bait. Jika tidak, maka tak ada faidahnya mereka disebutkan dalam ucapan itu (ayat ini) dan karena semua istri Nabi adalah termasuk Ahlul Bait sesuai dengan nash Al Quran maka mereka mempunyai hak yang sama dengan hak-hak Ahlul Bait yang lain.

Berkata Ibnu Katsir: “Orang yang memahami Al Quran tidak ragu lagi bahwa para istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke dalam Ahlul Bait” dan ini merupakan pendapat Imam Al-Qurtuby, Ibnu Hajar, Ibnu Qayim dan yang lainnya.

Ibnu Taimiyah berkata: “Yang benar (dalam masalah ini) bahwa para istri Nabi adalah termasuk Alul Bait. Karena telah ada dalam hadits yang diriwayatkan di shahihaini yang menjelaskan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajari lafadz bershalawat kepadanya dengan:

الَلَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ أَزْوَاجِهِ وَ ذُرِّيَتِهِ (صحيح البخارى)

Ya Allah berilah keselamatan atas muhammad dan istri-istrinya serta anak keturunannya. [Diriwayatkan Imam Bukhari]

Demikian juga istri Nabi Ibrahim adalah termasuk keluarganya (Ahlu Baitnya) dan istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam Luth juga termasuk keluarganya sebagaimana yang telah di tunjukkan oleh Al Quran. Maka bagaimana istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bukan termasuk keluarga beliau ? !

Ada pula sebagian ulama yang berpendapat bahwa keluarga Nabi adalah para pengikutnya dan orang-orang yang bertaqwa dari umatnya, akan tetapi pendapat ini adalah pendapat yang lemah dan telah di bantah oleh Imam Ibnu Qoyyim dengan pernyataan beliau bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menyatakan bahwa Ahlul Bait adalah mereka yang di haramkan shadaqah.

 

HADITS-HADITS TENTANG AHLUL BAIT

 

وعن على رضى الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم (مثل اهل بيتى كمثل سفينة نوح من ركبها نجا ومن تعلق بها فاز ومن تخلف عنها زج في النار) [ذخائر العقبى – 20

Dari Ali ra. berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perumpamaan ahli baitku adalah seperti kapal Nuh as, barangsiapa menaikinya akan selamat, siapa yang berpegangan dengannya beruntung dan barangsiapa yang bertetentangan darinya [tidak menaikinya] akan tercebur di dalam neraka.” [Dakhair al-‘Uqba: 20]

عن ابن عباس رضى الله عنهما قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم (مثل اهل بيتى كمثل سفينة نوح من ركبها نجا ومن تعلق بها فاز ومن تخلف عنها غرق) [ذخائر العقبى – 20

Dari Ibnu Abbas ra. berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perumpamaan ahli baitku adalah seperti kapal Nuh as, barangsiapa menaikinya akan selamat, siapa yang berpegangan dengannya beruntung dan barangsiapa yang bertetentangan darinya [tidak menaikinya] akan tenggelam.” [Dakhair al-‘Uqba: 20]

عن أبو ذر سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول : مثل أهل بيتي مثل سفينة نوح من ركبها نجا و من تخلف عنها غرق [المستدرك الجزء 2 صفحة 373

Dari Abu Dzar ra. berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perumpamaan ahli baitku adalah seperti kapal Nuh as, barangsiapa menaikinya akan selamat dan barangsiapa yang bertetentangan darinya [tidak menaikinya] akan tenggelam.” [Al-Mustadrak juz 2: 373]

عن أبي سعيد الخدري سمعت رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم يقول إنما مثل أهل بيتي فيكم كمثل سفينة نوح من ركبها نجا ومن تخلف عنها غرق وإنما مثل أهل بيتي فيكم مثل باب حطة في بني إسرائيل من دخله غفر له [المعجم الصغير الجزء 2 صفحة 844]

Dari Abu Said Al-Khudzri ra. berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya perumpamaan ahli baitku diantara kalian adalah seperti kapal Nuh as, barangsiapa menaikinya akan selamat dan barangsiapa yang bertetentangan darinya [tidak menaikinya] akan tenggelam. Dan sesungguhnya perumpamaan ahli baitku diantara kalian adalah seperti pintu Khithoh dalam masa Bani Israil, barangsiapa memasukunya maka diampuni dosa-dosanya.” [Al-Mu’jam Ash-Shaghir juz 2: 844]

عن أنس بن مالك قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إنما مثلي ومثل أهل بيتي كسفينه نوح من ركبها نجا ومن تخلف عنها غرق[ تاريخ بغداد الجزء 12 صفحة 915

Dari Anas bin Malik ra. berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya perumpamaan aku dan perumpamaan ahli baitku adalah seperti kapal Nuh as, barangsiapa menaikinya akan selamat dan barangsiapa yang bertetentangan darinya [tidak menaikinya] akan tenggelam.” [Tarikh Baghdad juz 12: 015]

عن إياس بن سلمة بن الأكوع عن أبيه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : مثل أهل بيتي مثل سفينة نوح من ركبها نجا [مناقب أمير المؤمنين لابن المغازلي برقم 174

Dari Iyas bin Salamah bin Al-Akwa’ ra. dari bapaknya berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perumpamaan ahli baitku adalah seperti kapal Nuh as, barangsiapa menaikinya akan selamat.” [Manaqib Amir Al-Mukminin li Ibni Al-Maghazali hal: 174]

عن عبدالله بن الزبير أن النبي (ص) قال : مثل أهل بيتي مثل سفينة نوح من ركبها سلم ومن تركها غرق [مجمع الزوائد الجزء 9 صفحة 265

Dari Abdullah bin Zubair ra. berkata, Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perumpamaan ahli baitku adalah seperti kapal Nuh as, barangsiapa menaikinya akan selamat dan barangsiapa yang bertetentangan darinya [tidak menaikinya] akan tenggelam.” [Majma’ Az-Zawaid juz 9: 265]

عن أبو الطفيل عامر بن واثلة ، قال سمعت رسول الله (ص): يقول : مثل أهل بيتي مثل سفينة نوح من ركبها نجا ومن تركها غرق [الكنى والالقاب لالدولابي – من إبتداء كنيته ( ط

Dari Abu Thufail ‘Amir bin Wailah ra. berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perumpamaan ahli baitku adalah seperti kapal Nuh as, barangsiapa menaikinya akan selamat dan barangsiapa yang bertetentangan darinya [tidak menaikinya] akan tenggelam.”

أما عدد الحديث المتواتر فيقول علماء أهل السنة

1) قال ابن حزم المحلى بالآثار – الجزء السابع – ص 489: فهؤلاء أربعة من الصحابة رضي الله عنهم ، فهونقل تواتر ، ولا تحل مخالفته

2) الطحاوي قال في شرح معاني الآثار الجزء 1 صفحة 474 : وقد جاءت عن رسول الله صلى الله عليه وسلمآثار متواترة صحاح فيها أن الفخذ من العورة فمما روى عنه في ذلك ما

ثم نقل الحديث عن 4 او 5 من الصحابة

3) ويقول ابو حعفر في شرح معاني الآثار بتواتر بعض الاحاديث التي اتت عن 6 او 7 من الصحابة

4) الشيخ عبد الرءوف المناوي: قال محمد بن جعفر الكتاني بعدما نقل حديث عن 7 من الصحابة: (‏قلت‏)‏ نص على تواتره أيضاً الشيخ عبد الرءوف المناوي في التيسير نقلاً عن السيوطي

Hadits-hadits diatas tentang ahlul bait Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah hadits mutawatir, artinya adalah hadits yg sangat kuat dari segi perawinya, sanadnya nyambung terus, Adapun yg menguatkan keberadaannya adalah:

1.         Imam Ubnu Hazem Al-Mahalli dalam kitab Al-Atsar juz 7 hal. 489

2.         Imam Ath-Thahawi dalam kitab Syarh Al-Ma’ani Al-Atsar juz 1 hal. 474

3.         Abu Ja’far dan Syaikh Abdur Ra’uf Al-Manawi. Wallahu a’lam bish-Shawab

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar