DEFINISI GHIBAH PERSPEKTIF ULAMA
Gosip (bahasa Arab, ghibah ุงูุบูุจุฉ; Jawa, ngerasani; Inggris, rumour) adalah membicarakan perilaku orang lain yang umumnya terkait hal-hal yang negatif. Saat ini ghibah menjadi sangat merajalela seiring dengan banyaknya acara gosip di TV yang dikenal dengan jurnalisme infotaintment. Infotainment umumnya memuat dan membahas gosip seputar berita miring selebriti atau tokoh-tokoh nasional biasanya terkait dengan pacaran, perselingkuhan, perceraian, operasi kecantikan, dan hal-hal pribadi lainnya. Dalam kehidupan non-selebriti, yakni kehidupan masyarakat, menggosip juga menjadi hal yang disukai terutama di kalangan perempuan walaupun terjadi juga di kalangan kaum lelaki. Muslim ada baiknya mengetahui hukum dari menggosip atau ghibah agar kita tidak mudah terjatuh pada kebiasaan yang sudah dianggap lumrah.
DEFINISI GHIBAH (GOSIP)
Nabi menjelaskan definisi ghibah dalam sebuah hadits riwayat Muslim sebagai berikut:
ุฃูุชูุฏูุฑูููู ู ูุง ุงููุบููุจูุฉู ููุงููููุง: ุงููููู ููุฑูุณูููููู ุฃูุนูููู ูุ ููุงูู: ุฐูููุฑููู ุฃูุฎูุงูู ุจูู ูุง ููููุฑูููุ ููููู: ุฃูููุฑูุฃูููุชู ุฅููู ููุงูู ูููู ุฃูุฎููู ู ูุง ุฃูููููููุ ููุงูู: ุฅููู ููุงูู ููููู ู ูุง ุชูููููู ููููุฏู ุงุบูุชูุจูุชููู ููุฅููู ููู ู ูููููู ููููู ููููุฏู ุจูููุชูููู
Artinya: Tahukah kalian apa itu ghibah (menggunjing)?. Para sahabat menjawab : Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu. Kemudian beliau bersabda : Ghibah adalah engkau membicarakan tentang saudaramu sesuatu yang dia benci. Ada yang bertanya. Wahai Rasulullah bagaimana kalau yang kami katakana itu betul-betul ada pada dirinya?. Beliau menjawab : Jika yang kalian katakan itu betul, berarti kalian telah berbuat ghibah. Dan jika apa yang kalian katakan tidak betul, berarti kalian telah memfitnah (mengucapkan suatu kedustaan).
Imam Nawawi mendefinisikan makna ghibah sebagaimana dikutip oleh Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Fatbul Bari Syarah Bukhari hlm. 10/391 demikian:
ููุงู ุงููููู ูู ุงูุงุฐูุงุฑ ุชุจุนุง ููุบุฒุงูู ุฐูุฑ ุงูู ุฑุก ุจู ุง ููุฑูู ุณูุงุก ูุงู ุฐูู ูู ุจุฏู ุงูุดุฎุต ุฃู ุฏููู ุฃู ุฏููุงู ุฃู ููุณู ุฃู ุฎููู ุฃู ุฎููู ุฃู ู ุงูู ุฃู ูุงูุฏู ุฃู ููุฏู ุฃู ุฒูุฌู ุฃู ุฎุงุฏู ู ุฃู ุซูุจู ุฃู ุญุฑูุชู ุฃู ุทูุงูุชู ุฃู ุนุจูุณุชู ุฃู ุบูุฑ ุฐูู ู ู ุง ูุชุนูู ุจู ุณูุงุก ุฐูุฑุชู ุจุงูููุธ ุฃู ุจุงูุฅุดุงุฑุฉ ูุงูุฑู ุฒ
Artinya: Imam Nawawi berkata dalam kitab Al-Adzkar mengikuti pandangan Al-Ghazali bahwa ghibah adalah menceritakan tentang seseorang dengan sesuatu yang dibencinya baik badannya, agamanya, dirinya (fisik), perilakunya, hartanya, orang tuanya, anaknya, istrinya, pembantunya, raut mukanya yang berseri atau masam, atau hal lain yang berkaitan dengan penyebutan seseorang baik dengan lafad (verbal), tanda, ataupun isyarat.
DALIL QURAN DAN HADITS TENTANG GHIBAH
Dalil-dalil dari Quran dan hadits tentang ghibah adalah sebagai berikut:
DALIL HARAMNYA GHIBAH
- QS Al Hujurat : 12
ูููุง ููุบูุชูุจู ุจูุนูุถูููู
ู ุจูุนูุถูุง ุฃูููุญูุจูู ุฃูุญูุฏูููู
ู ุฃููู ููุฃููููู ููุญูู
ู ุฃูุฎูููู ู
ูููุชูุง ููููุฑูููุชูู
ูููู ููุงุชูููููุง ุงูููููู ุฅูููู ุงูููููู ุชููููุงุจู ุฑูุญููู
ู
Artinya: Dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
Ibnu Abbas dalam menafsiri ayat di atas menyatakan: (ุฅูู ุง ุถุฑุจ ุงููู ูุฐุง ุงูู ุซู ููุบูุจู ูุฃู ุฃูู ูุญู ุงูู ูุช ุญุฑุงู ู ุณุชูุฐุฑ ู ูุฐุง ุงูุบูุจู ุญุฑุงู ูู ุงูุฏูู ู ูุจูุญ ูู ุงููููุณ) Allah membuat perumpamaan ini untuk ghibah karena memakan daging bangkai itu haram dan menjijikkan. Begitu juga ghibah itu haram dalam agama dan buruk dalam jiwa. (Lihat Tafsir Al-Qurtubi hlm 16/346).
- Hadits riwayat Ahmad dan Abu Dawud
ูู
ุง ุนูุฑุฌ ุจู ู
ุฑุฑุช ุจููู
ููู
ุงุธูุงุฑ ู
ู ูุญุงุณ ูุฎู
ุดูู ูุฌูููู
ู ุตุฏูุฑูู
ูููุช :ู
ู ูุคูุงุก ูุง ุฌุจุฑููุ ูุงู: ูุคูุงุก ุงูุฐูู ูุฃูููู ูุญูู
ุงููุงุณ ู ููุนูู ูู ุฃุนุฑุงุถูู
.
Artinya: Ketika aku dinaikkan ke langit, aku melewati suatu kaum yang memiliki kuku-kuku dari tembaga, mereka melukai (mencakari) wajah-wajah mereka dan dada-dada mereka. Maka aku bertanya :โSiapakah mereka ya Jibril?โ Jibril berkata :โMereka adalah orang-orang yang memakan daging-daging manusia dan mereka mencela kehormatan-kehormatan manusiaโ.
- Hadits riwayat Ahmad dari Jabir bin Abdullah
ูููููุง ู
ูุนู ุงููููุจูููู -ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
- ููุงุฑูุชูููุนูุชู ุฑููุญู ุฌููููุฉู ู
ูููุชูููุฉู ููููุงูู ุฑูุณูููู ุงูููููู -ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
- ุฃูุชูุฏูุฑูููู ู
ูุง ููุฐููู ุงูุฑูููุญู ููุฐููู ุฑููุญู ุงูููุฐูููู ููุบูุชูุงุจูููู ุงููู
ูุคูู
ูููููู
Artinya: Kami pernah bersama Nabi tiba-tiba tercium bau busuk yang tidak mengenakan. Kemudian Rosulullohbersabda, โTahukah kamu, bau apakah ini? Ini adalah bau orang-orang yang mengghibah (menggosip) kaum muโminin.
DALIL BOLEHNYA GHIBAH
- QS An Nisa 4:148
ูุง ููุญูุจูู ุงูููููู ุงููุฌูููุฑู ุจูุงูุณูููุกู ู
ููู ุงูููููููู ุฅููุง ู
ููู ุธูููู
ู ููููุงูู ุงูููููู ุณูู
ููุนูุง ุนููููู
ูุง
Artinya: Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
- Hadits riwayat Muslim
ุญูููู ุงููู
ูุณูููู
ู ุนูููู ุงููู
ูุณูููู
ู ุณูุชูู ููููู ู
ูุง ููููู ููุง ุฑูุณูููู ุงูููููู ููุงูู ุฅูุฐูุง ูููููุชููู ููุณููููู
ู ุนููููููู ููุฅูุฐูุง ุฏูุนูุงูู ููุฃูุฌูุจููู ููุฅูุฐูุง ุงุณูุชูููุตูุญููู ููุงููุตูุญู ูููู ููุฅูุฐูุง ุนูุทูุณู ููุญูู
ูุฏู ุงูููููู ููุณูู
ููุชููู ููุฅูุฐูุง ู
ูุฑูุถู ููุนูุฏููู ููุฅูุฐูุง ู
ูุงุชู ููุงุชููุจูุนููู.
- Hadits riwayat Ibnu Hibban dan Baihaqi
ุงุฐูุฑูุง ุงููุงุณู ุจู
ุง ูููุ ูุญุฐุฑู ุงููุงุณ
Artinya: Ceritakan tentang pendosa apa adanya supaya orang lain menjadi takut.
- Hadits riwayat Muslim
ูู ุฃู
ุชู ู
ุนุงูู ุฅูุง ุงูู
ุฌุงูุฑูู
Artinya: Setiap umatku akan dimaafkan kecuali para mujahir.
Mujahir adalah orang-orang yang menampakkan perilaku dosanya untuk diketahui umum
- Hadits riwayat Baihaqi
ู
ู ุฃููู ุฌูุจุงุจ ุงูุญูุงุก ููุง ุบูุจุฉ ูู
Artinya: Barangsiapa yang tidak punya rasa malu (untuk berbuat dosa), maka tidak ada ghibah (yang dilarang) baginya.
HUKUM GOSIP (GHIBAH) ADA TIGA: HARAM, WAJIB, BOLEH
Dari sejumlah dalil Quran dan hadits di atas, maka ulama mengambil kesimpulan bahwa hukum ghibah atau gosip itu terbagi tiga yaitu haram, wajib dan halal (boleh).
HARAM
Hukum asal gosip adalah haram. Gosip yang haram adalah ketika anda membicarakan aib sesama muslim yang dirahasiakan. Baik aib itu terkait dengan bentuk fisik atau perilaku; terkait dengan agama atau duniawi. Hukum haram ini tersurat secara tegas dalam Al-Quran, hadits seperti disebut di atas dan ijmak ulama sebagaimana disebutkan oleh Al-Qurtubi dalam Tafsir Al-Qurtubi 16/436. Yang menjadi perselisihan ulama hanyalah apakah gosip termasuk dosa besar atau kecil. Mayoritas ulama menganggapnya sebagai dosa besar. Menurut Ibnu Hajar Al-Haitami ghibah dan namimah (adu domba) termasuk dosa besar.
Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar berkata: Ghibah itu haram tidak hanya bagi pembawa gosip tapi juga bagi pendengar yang mendengar dan mengakui. Maka wajib bagi siapa saja yang mendengar orang memulai berghibah untuk berusaha menghentikannya apabila ia tidak kuatir pada potensi ancaman. Apabila takut maka ia wajib mengingkari dengan hatinya dan keluar dari majelis pertemuan kalau memungkinkan. Apabila mampu mengingkari dengan lisan atau dengan mengalihkan pembicaraan maka hal itu wajib dilakukan. Apabila tidak dilakukan, maka ia berdosa.
WAJIB
Ghibah atau membicarakan / menyebut aib orang lain adakalanya wajib. Hal itu terjadi dalam situasi di mana ia dapat menyelamatkan seseorang dari bencana atau potensi terjadinya sesuatu yang kurang baik. Misalnya, ada seorang pria atau wanita yang ingin menikah. Dia meminta nasihat tentang calon pasangannya. Maka, si pemberi nasihat wajib memberi tahu keburukan atau aib calon pasangannya sesuai dengan fakta yang diketahui pemberi nasihat. Atau seperti si A memberitahu pada si B bahwa si C berencana untuk mencuri hartanya atau membunuhnya atau mencelakakan istrinya, dlsb. Ini termasuk dalam kategori memberi nasihat. Dan hukumnya wajib seperti disebut dalam hadits di atas tentang 6 hak muslim atas muslim yang lain.
BOLEH
Imam Nawawi dalam Riyadus Shalihin 2/182 membagi gosip atau ghibah yang dibolehkan menjadi enam sebagai berikut:
ุงูุฃูู: ุงูุชุธูู
ุ ููุฌูุฒ ููู
ุธููู
ุฃู ูุชุธูู
ุฅูู ุงูุณูุทุงู ูุงููุงุถู ูุบูุฑูู
ุง ู
ู
ุง ูู ููุงูุฉ ุฃู ูุฏุฑุฉ ุนูู ุฅูุตุงูู ู
ู ุธุงูู
ูุ ููููู: ุธูู
ูู ููุงู ูุฐุง.
ุงูุซุงูู: ุงูุงุณุชุนุงูุฉ ุนูู ุชุบููุฑ ุงูู
ููุฑ ูุฑุฏ ุงูู
ุนุงุตู ุฅูู ุงูุตูุงุจุ ููููู ูู
ู ูุฑุฌู ูุฏุฑุชู ุนูู ุฅุฒุงูุฉ ุงูู
ููุฑ: ููุงู ูุนู
ู ูุฐุงุ ูุงุฒุฌุฑู ุนูู.
ุงูุซุงูุซ: ุงูุงุณุชูุชุงุกุ ููููู: ููู
ูุชู: ุธูู
ูู ุฃุจูุ ุฃู ุฃุฎูุ ุฃู ุฒูุฌูุ ุฃู ููุงู ุจูุฐุง.
ุงูุฑุงุจุน: ุชุญุฐูุฑ ุงูู
ุณูู
ูู ู
ู ุงูุดุฑ ููุตูุญุชูู
.
ุงูุฎุงู
ุณ: ุฃู ูููู ู
ุฌุงูุฑูุง ุจูุณูู ุฃู ุจุฏุนุชูุ ูุงูู
ุฌุงูุฑ ุจุดุฑุจ ุงูุฎู
ุฑ ูู
ุตุงุฏุฑุฉ ุงููุงุณ ูุฃุฎุฐ ุงูู
ูุณ ูุบูุฑูุง.
ูุณุงุฏุณ: ุงูุชุนุฑููุ ูุฅุฐุง ูุงู ุงูุฅูุณุงู ู
ุนุฑูููุง ุจููุจ ุงูุฃุนู
ุดุ ูุงูุฃุนุฑุฌ ูุงูุฃุตู
ุ ูุงูุฃุนู
ู ูุงูุฃุญููุ ูุบูุฑูู
ุฌุงุฒ ุชุนุฑูููู
ุจุฐูู.
Artinya:
PERTAMA, At-Tazhallum. Orang yang terzalimi boleh menyebutkan kezaliman seseorang terhadap dirinya. Tentunya hanya bersifat pengaduan kepada orang yang memiliki qudrah (kapasitas) untuk melenyapkan kezaliman.
KEDUA, istiโฤnah (meminta pertolongan) untuk merubah atau menghilangkan kemunkaran. Seperti mengatakan kepada orang yang diharapkan mampu menghilangkan kemungkaran: "Fulan telah berbuat begini (perbuatan buruk). Cegahlah dia."
KETIGA, Al-Istifta' atau meminta fatwa dan nasihat seperti perkataan peminta nasihat kepada mufti (pemberi fatwa): "Saya dizalimi oleh ayah atau saudara, atau suami."
KEEMPAT, at-tahdzฤซr lil muslimฤซn (memperingatkan orang-orang Islam) dari perbuatan buruk dan memberi nasihat pada mereka.
KELIMA, orang yang menampakkan kefasikan dan perilaku maksiatnya. Seperti menampakkan diri saat minum miras (narkoba), berpacaran di depan umum, dll.
KEENAM, memberi julukan tertentu pada seseorang. Apabila seseorang dikenal dengan julukan
Kategori dan bolehnya ghibah untuk enam kasus di atas disetujui oleh Imam Qurtubi dan dianggap pendapat yang ijmak. Dalam Tafsir Al-Qurtubi 16/339 iya menyatakan
ููุฐูู ูููู ูููุงุถู ุชุณุชุนูู ุจู ุนูู ุฃุฎุฐ ุญูู ู
ู
ู ุธูู
ู ูุชููู ููุงู ุธูู
ูู ุฃู ุบุตุจูู ุฃู ุฎุงููู ุฃู ุถุฑุจูู ุฃู ูุฐููู ุฃู ุฃุณุงุก ุฅููุ ููุณ ุจุบูุจุฉ. ูุนูู
ุงุก ุงูุฃู
ุฉ ุนูู ุฐูู ู
ุฌู
ุนุฉ
Artinya: Begitu juga ucapan anda pada hakim meminta tolong untuk mengambil hak anda yang diambil orang yang menzalimi lalu anda berkata pada hakim: Saya dizalimi atau dikhianati atau dighasab olehnya maka hal itu bukan ghibah. Ulama sepakat atas hal ini.
As-Shan'ani dalam Subulus Salam 4/188 menyatakan
ูุงูุฃูุซุฑ ูููููู ุจุฃูู ูุฌูุฒ ุฃู ููุงู ูููุงุณู : ูุง ูุงุณู , ููุง ู
ูุณุฏ , ููุฐุง ูู ุบูุจุชู ุจุดุฑุท ูุตุฏ ุงููุตูุญุฉ ูู ุฃู ูุบูุฑู ูุจูุงู ุญุงูู ุฃู ููุฒุฌุฑ ุนู ุตููุนู ูุง ููุตุฏ ุงููููุนุฉ ููู ููุง ุจุฏ ู
ู ูุตุฏ ุตุญูุญ
Artinya: Kebanyakan ulama berpendapat bahwa boleh memanggil orang fasik (pendosa) dengan sebutan Wahai Orang Fasiq!, Hai Orang Rusak! Begitu juga boleh meggosipi mereka dengan syarat untuk bermaksud menasihatinya atau menasihati lainnya untuk menjelaskan perilaku si fasiq atau untuk mencegah agar tidak melakukannya. Bukan dengan tujuan terjatuh ke dalamnya. Maka (semua itu) harus timbul dari maksud yang baik.
Demikian semoga menjadi pertimbangan kita ketika tak terasa bibir ini,lisan ini berucap membicarakan keburukan orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar