Jumat, 15 Februari 2019

APAKAH IMAN KITA SUDAH BERKUALITAS ?


APAKAH IMAN KITA SUDAH BERKUALITAS ?

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Beberapa puluh tahun ke belakang kita sudah berjanji kepada Allah Yang Maha Suci, kita sudah berikrar dihadapan Allah Yang Maha Besar “ASY-HADU ’AN LA ‘ILAHA ‘ILLALLAHU, WA SH-HADU ‘ANNA MUHAMMAD AR RASULULLAHA” Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Inilah janji yang pernah kita ucapkan, sudah kita ikrarkan dua puluh, tiga puluh, empat puluh, lima puluh, enam puluh, tujuh puluh tahun kebelakang.

Apakah janji ini sudah kita wujudkan dalam kehidupan ? Apakah ikrar ini sudah kita laksanakan dalam kenyataan ?  Melalui pengabdian, peribadahan yang tulus, ikhlas, sungguh-sungguh, hanya mengabdi, berbakti, beserah diri, menghambakan diri, mengabdikan diri, hanya kepada Allah SWT. Ataukah janji ini hanya kata-kata belaka yang tak bermakna, yang hanya diucapkan di mulut saja, diikrarkan dibibir saja ? Kalau ini kita lakukan berarti kita tidak menepati janji, kita ingkar janji, kita munafik. Padahal janji, ikrar ini merupakan pernyataan keimanan, keyakinan kita kepada Allah SWT.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Apakah janji yang merupakan pernyataan keimanan kepada Allah SWT sudah kita buktikan melalui iman yang berkualitas ? Apakah keyakinan kita kepada Allah SWT sudah benar-benar ? Iman yang hak.

Untuk menjawab pertanyaan ini marilah kita renungkan ciri-ciri orang yang beriman yang tersirat dan tersurat dalam ayat suci Al Qur’an surat Al Anfaal (8) ayat 2-4, antara lain:

Gemetar hatinya apabila disebut Nama Allah

إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتۡ قُلُوبُہُمۡ

Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka bila disebut nama Allah, gemetarlah hati mereka

Bergetar hatinya mengandung arti semakin cinta (Mahabatullah) kepada Allah, terdengar panggilan adzan,  segera melaksanakan  sholat. Kecintaannya kepada Allah lebih dari segalanya. Cinta kepada harta, tahta, kekayaan, pangkat, jabatan, istri, anak tidak meng halangi, tidak mengurangi, tidak melemahkan, tidak melalaikan  kecintaannya kepada Allah.

Bergetar hatinya juga mengandung arti semakin takut (khauf) kepada Allah ; takut suka meninggalkan sholat, takut banyak melakukan maksiat, takut senang mengumbar syahwat, takut bangga  membuka aurat, takut melupakan taubat, takut melupakan akhirat.

Takut terhadap siksa api neraka yang menyala-nyala, panas neraka yang mengahanguskan, siksa neraka yang mengerikan, azab neraka yang mengahancurkan . Terbayangkan dosa dan kebodohan yang telah dilakukan. .

Gemetar hatinya juga  bisa disebabkan karena kagum, tunduk dan takluk pada Kebesaran Allah, Kemuliaan Allah, Keagungan Allah, Kasih sayang Allah dan Pengampunan Allah.

Bertambah imannya apabila dibacakan ayat-ayat Allah

وَإِذَا تُلِيَتۡ عَلَيۡہِمۡ ءَايَـٰتُهُ ۥ زَادَتۡہُمۡ إِيمَـٰنً۬ا

dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya),

Apabila dibacakan ayat-ayat Allah yang tersurat dan tersirat dalam  Al Quran (Quraniyah) yang menyebutkan tentang janji-janji Allah,  keimanannya bertambah, semangat hidupnya makin membara dan semakin giat beramal shalih. Rajin mengaji dan mengakaji Al Quran. Ayat demi ayat Al Quran yang kita baca adalah berkah, hidayah,  maghfirah, ma’rifatullah.

Diharapkan kita juga rajin membaca ayat-ayat yang tertulis dan terlukis di alam semesta (Kauniyah) ; memikirkan, memperhatikan, merenungkan, mendzikirkan, bagaimana manusia diciptakan, gunung ditegakkan, bumi dihamparkan, lautan dibentangkan, angin ditiupkan, matahari dipanaskan, langit ditinggikan tanpa tiang, tinggi menjualang, dihiasi bintang gemintang. Tatkala memikirkan itu terucap dari bibir kita Subhanallah, Allahu Akbar, bertambah imannya

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Bertawakkal hanya kepada Allah

وَعَلَىٰ رَبِّهِمۡ يَتَوَكَّلُونَ (٢

dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal

Bagi orang yang imannya Haq, tidak pernah ada rasa takut dan gentar menghadapi pernak-pernik dan badai di dalam kehidupan dunia. Ketergantungannya kepada Allah dan keyakinan bahwa Allah selalu menuntun dan melindunginya menjadikan langkahnya pasti menapaki roda kehidupan.

Apabila mendapat masalah, ditimpa musibah, kesulitan, kerumitan, ujian dan cobaan. Dia selalu tawakal, pasrah, sumerah diri kepada Allah, sabar menghadapinya, sadar menerimanya, tegar menjalaninya dan ikhtiar untuk mengatasinya.

Mendirikan Shalat

ٱلَّذِينَ يُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ

(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat

Diharapkan kita  jangan hanya sekedar melakukan shalat tapi mendirikannya. Menjaga rukun-rukunnya, waktunya, sunnah-sunnahnya dan juga kekhusyuannya. Shalat merupakan saat-saat yang indah bermunajat kepada Allah, mengadukan beban hidup, memohonkan kemudahan hidup di dunia dan juga kemuliaan hidup di akhirat.

Shalat yang kita dirikan adalah sebagai perisai, sebagai tameng dan penghalang dari perbuatan  maksiat dan mungkar. Semakin baik mutu shalat maka semakin tinggilah akhlak seseorang

Menafkahkan sebagian rezekinya

وَمِمَّا رَزَقۡنَـٰهُمۡ يُنفِقُونَ (٣

dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.

Apakah kita sudah rajin bersedekah, membelanjakan harta kita dijalan Allah. Harta yang dikaruniakan Allah kepada kita,  didalamnya ada hak fakir miskin. Sedekah adalah tanda syukur kepada Allah kerena diberi kelapangan, keluasan dalam harta.

Maka bersedekahlah, baik dalam keadaan senang ataupun sulit, ketika lapang ataupun sempit , karena Allah akan membukakan pintu rejeki dari arah yang tidak di duga-duga, tidak disangka-sangka. Kita jangan terikat, terpedaya harta,  oleh karena itu letakan harta di tangan bukan di hati

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Apabila kita beriman, sesuai dengan ciri-ciri tersebut diatas :

bergetar hatinya apabila disebut nama Allahbertambah imannya apabila dibacakan ayat-ayat Allahbertawakal kepada Allahmendirikan sholatmenafkahkan sebagian rejeki di jalan Allah

Pasti Allah, akan mengakat derajat kita, mengampuni dosa kita dan memberikan rejeki yang mulia, yang halal, yang berkah, yang melimpah kepada kita

   أُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ حَقًّ۬ا‌ۚ لَّهُمۡ دَرَجَـٰتٌ عِندَ رَبِّهِمۡ وَمَغۡفِرَةٌ۬ وَرِزۡقٌ۬ ڪَرِيمٌ۬ (٤

Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar