Senin, 29 Juni 2020

BENARKAH CELANA CINGKRANG ITU SUNNAH?




BENARKAH CELANA CINGKRANG ITU SUNNAH?

Belakangan ada sebagian kelompok mengklaim bahwa "celana cingkrang" (menggantung) adalah celana "WAJIB". Bahkan mereka menghukumi pakaian yang lainnya sebagai pakaian kaum "KUFFAR" (kafir) (serem banget ya...). Bahkan mereka berani menuding yang tidak cingkrang adalah  AHLI NERAKA.

Ternyata mereka telah gagal paham. Karena Nabi SAW sebenarnya tidak pernah menganjurkan memakai celana cingkrang (sirwal). Lalu kaitannya dengan Isbal: apakah Isbal itu benar-benar dilarang?. Nah, inilah jawaban perwakilan KAUM SARUNGAN:

Sebenarnya yang dimaksudkan Nabi Saw tidak boleh menutupi mata kaki (Isbal) adalah pakain yang umumnya dikenakan oleh para pesohor Arab Jahiliyah (kuno). Jadi bukan terkait dengan berpakaian masyarakat modern ini. Sudah jadi tradisi para pesohor Arab zaman dahulu menonjolkan kekayaan, kebangsawanan dan kedududukan dengan pakaian. Mereka berpakaian panjang hingga menyentuh lantai untuk menunjukkan kekayaaan dan kebangsawanan. Sebaliknya para budak sahaya dipaksa berpakaian dengan sarung (izar) yang menggantung setengah betis.

Maka Nabi Saw membenci kesombongan dengan cara berpakaian Orang-orang Arab Jahiliyah. Dan beliau menganjurkan agar kaum muslimin berpakaian sederhana sebagaimana budak sahaya saja. Namun, beliau masih membolehkan memakai qamis atau sarung yang menutupi mata kaki (isbal) selama bukan karena kesombongan. Ini dalilnya:

Nabi SAW bersabda: "Barangsiapa menjulurkan pakaiannya karena SOMBONG, tidak akan dilihat oleh Allah pada hari kiamat". Abu Bakar lalu berkata: "Sarungku sering menutupi mata kakiku, kecuali aku sangat berhati-hati". Rasulullah SAW bersabda: "Engkau tidak melakukan itu karena SOMBONG". (HR. Bukhari, no. 3665, Muslim, no. 2085).

GAGAL PAHAM CELANA CINGKRANG

Belakangan ini muncul Islam kagetan dan kaum hijrah dadakan. Mereka mewajibkan Celana (sirwal) cingkrang. Padahal ini bukanlah pakaian sunnah. Nabi Saw tidak pernah memakai celana seperti itu dan beliau tidak pernah menganjurkannya. Bahkan Nabi Saw menyebutkan bahwa memakai sirwal saja (cingkrang) menyerupai pakaian Ahlul Kitab (Yahudi).

Sebanarnya pakaian yang disukai Nabi Saw adalah  gamis (kemeja panjang) dan izar (sarung) yang dilengkapi dalaman sirwal (celana). Jadi bukan hanya memakai SIRWAL. Saya sempat membayangkan mungkinkah dulu Para Shahabat pake celana kolor pendek (cingkrang) ketika keluar Rumah?, tentunya TIDAK kan?

Ketahuilah buat "antum" semua, celana cingkrang (sirwal) saja yang dipakai ketika keluar Rumah, lebih menyerupai pakaian Ahlul Kitab (Yahudi). 

Kendatipun demikian saya menganut paham mayoritas ulama Aswaja yang menekankan pakaian itu yang terpenting adalah menutup aurat. Boleh memakai pakaian apapun. Boleh celana juga sarung. Boleh juga ISBAL yang penting tidak sombong. Namun pakaian yang paling disukai Nabi Saw adalah Gamis dan Izar (Sarung).

DALIL SIRWAL (CELANA CINGKRANG) SAJA ADALAH PAKAIAN YAHUDI:

ﻗَﺎﻝَ: ﻓَﻘُﻠْﻨَﺎ: ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ اﻟﻠﻪِ، ﺇِﻥَّ ﺃَﻫْﻞَ اﻟْﻜِﺘَﺎﺏِ ﻳَﺘَﺴَﺮْﻭَﻟَﻮﻥَ ﻭَﻻْ ﻳَﺄْﺗَﺰِﺭُﻭﻥَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ اﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ: " ﺗﺴﺮﻭﻟﻮا ﻭَاﺋْﺘَﺰِﺭُﻭا ﻭَﺧَﺎﻟِﻔُﻮا ﺃَﻫْﻞَ اﻟْﻜِﺘَﺎﺏِ ".

Abu Umamah berkata: "Wahai Rasulullah, Sesungguhnya Ahli Kitab memakai celana (sirwal) dan tidak memakai izar (atau sarung, yakni kain penutup bagian bawah)". Maka Rasulullah SAW bersabda: "Pakailah celana dan pakailah izar (sarung). Jangan sampai sama dengan Ahlul Kitab" (HR Ahmad).

Jadi jelaskan bahwa memakai sarung dan memakai Gamis adalah pakaian yang disukai Nabi Saw. Sedangkan memakai celana cingkrang adalah pakaian Ahli Kitab

Belajar Islam itu perlu kematangan, jangan hijrah kagetan atau tiba-tiba jadi ustadz dadakan.

Sabtu, 27 Juni 2020

SURGA NERAKA KEHENDAK ALLOH SWT

Dalam kisah di atas setidaknya terdapat beberapa pelajaran yang dapat kita ambil, bahwa amal yang dikerjakan selama hidup di dunia tidak lantas dapat menjadi jaminan kita untuk masuk surga, melainkan hanya kehendak Allah swt yang akan mengantarkan manusia untuk kembali ke surga atau berpindah ke neraka.

Kehendak Allah bukan segala yang tidak bisa diminta, sebagai seorang makhluk kita memang diperintahkan oleh Allah swt untuk meminta, Allah berfirman dalam QS. Al Ghafir: 60

وقال ربكم ادعونى استجبلكم  ءانالدىن يستكبر ونءن ءبادتى سيدخلون جهنم داخرين

Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”.

Dalam Syarah Tanqihul Qaul karangan Syaikh Muhammad Nawawi al-Bantani disebutkan bahwa Rida Allah lah yang akan mengantarkan kita ke surga atau neraka. Di sisi lain kita dapat meminta kepada Allah SWT untuk dimasukan ke dalam surga-Nya. Namun untuk mendapatkan kehendak Allah SWT, maka kita mebutuhkan Rida-Nya. Bagi seorang yang mengharap rida Allah SWT maka ia akan senantiasa berpasrah diri pada-Nya dan hanya fokus untuk melaksanakan perintah-Nya.

Syaikh Abdul Qadir al-Jailani mengatakan bahwa jangan tertipu dengan ketaatan dan berbangga hati dengan ketaatanmu. Mintalah selalu kepada Allah SWT agar berkenan menerima amal-amal kita. Hati-hati serta takutlah jika Allah memindahkan kita pada selain-Nya (berpaling). Sesungguhnya Dialah yang maha membolak-balikkan hati.

Barangsiapa yang mengenal Allah, makai ia tidak akan terpaku pada sesuatu apalagi tertipu dengan sesuatu, termasuk dengan amalan. Hingga pada akhirnya segala amalan dan ibadah adalah dimaksudkan sebagai pengantar kita untuk mendapatkan Ridho Allah swt. Sehingga ketika Ridho Allah didapat kita akan menerima apapun yang dikehendaki-Nya. Bukankah jika sudah cinta kita akan mengikuti apa-apa yang di mau Sang Pecinta.

Wallahu A’lam.

Kamis, 18 Juni 2020

TIGA ORANG YG DIBENCI ROSULULLOH SAW

Yang Dibenci karena Bicaranya


Dalam kita berperangai, bertingkah laku, berbuat, bertutur kata, sikap dan tindakan kita semuanya sudah diatur dalam Ajaran agama, yg sumbernya Alquran, Hadist ijma dan Qiyas para ulama  dan  inilah yg disebut dengan Ahlakul karimah...
Sebagai referensi ahlaq kita adalah kehidupan, keseharian dari Baginda Nabi SAW, mengapa kita mengambil contoh dari Rosululloh SAW.
Alquran menjelaskan

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
(Al- ahzab ayat 21)


Pada ayat tersebut dapat kita ketahui bahwasannya nabi muhammad memiliki sifat yang sangat baik. Sehingga nabi muhammad mendapat gelar uswatun hasanah, bagi kita semua yg senantiasa mengharapkan Rahmat Alloh, dihari dimana kita membutuhkannya, yaitu hari ahir.2

Bagaimana ketika dihari itu kita tidak mendapatkan Rahmat Alloh dan syafaat dari Baginda Nabi SAW karena kita tidak sesuai dengan tuntunannya, bahkan Nabi sendiri membenci kita karena Ahlaq buruk kita..?????

jama'ah jumat Rahimakumulloh

Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا وَإِنَّ أَبْغَضَكُمْ إِلَيَّ وَأَبْعَدَكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ الثَّرْثَارُونَ وَالْمُتَشَدِّقُونَ وَالْمُتَفَيْهِقُونَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَدْ عَلِمْنَا الثَّرْثَارُونَ وَالْمُتَشَدِّقُونَ فَمَا الْمُتَفَيْهِقُونَ قَالَ الْمُتَكَبِّرُونَ

jama'ah Rohimakumulloh

Inilah tiga orang yang dibenci oleh Rasulullah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam: 

ats-tsartsarun. al-mutasyaddiqun, dan al-mutafaihiqun,  Adakah kita termasuk bagiannya? Semoga Allah Ta’ala selamatkan kita dari ketiga-tiganya. Semoga Allah Ta’ala jadikan kita termasuk orang yang dicintai oleh Rasulullah, sebab kita mencontoh kehidupan Baginda Nabi shallaLlahu ‘alaihi wa sallam.



Rabu, 17 Juni 2020

Tiga Amalan yg dicintai Alloh SWT

Manusia diciptakan untuk tujuan mulia, yaitu mengabdi dan beribadah kepada Allah Ta'ala. Islam merupakan agama yang realistis karena sejalan dengan fitrah manusia. Allah Ta'ala memilih Islam sebagai agama yang diridhaiNya.
Untuk meraih keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat, seorang hamba wajib mengimani dan melaksanakan semua syariat-Nya yaitu Alqur'an dan Sunnah Nabi ditambah ijtihad para ulama.

Sebagaimana dalam firman-Nya, "Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa". (QS Al-Hujurat:13)

Berbicara tentang amal saleh, ada banyak amalan yang bisa mendatangkan ridha Allah. Selain menghidupkan lima pokok rukum Islam, umat Islam harus melaksanakan apa yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW.

Dalam surah Al-Kahfi ayat 110, Allah berfirman: "Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabb-nya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Rabb-nya."

Lantas, apa saja amalan yang paling disukai Allah Ta'ala? Pertanyaan ini pernah diutarakan oleh sahabat kepada Rasulullah SAW.

AMALAN YANG PALING DICINTAI ALLÂH[1] عَنْ أَبِي عَمْرٍو الشَّيْبَانِيِّ – وَاسْمُهُ سَعْدُ بْنُ إيَاسٍ – قَالَ : حَدَّثَنِي صَاحِبُ هَذِهِ الدَّارِ – وَأَشَارَ بِيَدِهِ إلَى دَارِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ – رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ – قَالَ : سَأَلْتُ النَّبِيَّ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إلَى اللَّهِ ؟ قَالَ : الصَّلاةُ عَلَى وَقْتِهَا . قُلْتُ : ثُمَّ أَيُّ ؟ قَالَ : بِرُّ الْوَالِدَيْنِ , قُلْتُ : ثُمَّ أَيُّ ؟ قَالَ : الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ , قَالَ : حَدَّثَنِي بِهِنَّ رَسُولُ اللَّهِ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – وَلَوْ اسْتَزَدْتُهُ لَزَادَنِي Dari Abu Amr asy-Syaibâni –namanya Sa’d bin Iyâs- berkata, “Pemilik rumah ini telah menceritakan kepadaku –sambil menunjuk rumah Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhu dengan tangannya, ia berkata, ‘Aku bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , ‘Amalan apakah yang paling dicintai Allâh?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Shalat pada waktunya.” Aku (Abdullah bin Mas’ud) mengatakan, ‘Kemudian apa lagi?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Berbakti kepada dua orang tua.” Aku bertanya lagi, ‘Lalu apa lagi?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Jihad di jalan Allâh.” Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu berkata, “Itu semua telah diceritakan oleh Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepadaku, sekiranya aku menambah (pertanyaanku), pasti Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam akan menambah (jawaban Beliau) kepadaku.”

Referensi: https://almanhaj.or.id/9604-amalan-yang-paling-dicintai-allah.html

Sebagaimana hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim, dari sahabat Abdullah Ibnu Mas'ud RA berkata, 'Aku bertanya kepada Nabi Muhammad SAW tentang amalan yang paling dicintai Allah Ta'ala? Beliau SAW menjawab, 'salat pada waktunya'. Kemudian apalagi? Beliau menjawab, 'Berbakti kepada kedua orangtua'. Kemudian apalag? Beliau menjawab, "Jihad fii sabilillah".

Berikut 3 Amalan yang Paling Dicintai Allah:

1. Salat pada Waktunya (Asshalatu 'ala waqtiha).
Inilah 3 Amalan yang Paling Dicintai Allah


Salat merupakan rukun Islam kedua yang diwajibkan bagi umat muslim dan ia menjadi tiang agama. Sebagaimana firman-Nya, "Sesungguhnya salat memiliki waktu yang telah ditetapkan bagi orang beriman." (QS. An Nisa': 103).

Rasulullah SAW juga pernah ditanya, amalan apakah yang paling afdhol. Beliau menjawab, "Salat di awal waktunya." (HR. Abu Daud)

Urusan salat adalah perkara serius dalam Islam. Salat menjadi pembeda (pemisah) antara seorang muslim dan non muslim dan merupakan perkara yang pertama kali dihisab pada hari kiamat.

2. Berbakti kepada Orang Tua (Birrul-Walidain).
Inilah 3 Amalan yang Paling Dicintai Allah


Selain salat di awal waktu, amalan yang paling dicintai Allah adalah berbakti kepada orangtua. Sebagaimana Allah berfirman dalam Alqur'an: "Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu." (QS. Luqman: 14)

Di ayat lain, Allah berfirman: "Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua". (QS. An-Nisa: 36).

Dalam hadits disebutkan ada seorang lelaki yang meminta izin kepada Nabi SAW untuk pergi berjihad, beliau bersabda: "Apakah orangtuamu masih hidup?". Lelaki tadi menjawab: "Iya". Nabi bersabda: "Kalau begitu datangilah kedunya dan berjihadlah dengan berbakti kepada mereka," (HR Al-Bukhari dan Muslim).

3. Jihad di Jalan Allah (Al-Jihadu fii Sabilillah).
Inilah 3 Amalan yang Paling Dicintai Allah


Kedudukan jihad di sisi Allah sangat besar dan keutamaannya diganjar pahala besar. Allah berfirman dalam Surah Al-Hajj ayat 78: "Berjuanglah kalian di jalan Allah dengan perjuangan yang sebenar-benarnya...,"

Para ulama mengatakan, "Menuntut ilmu adalah bagian dari jihad di jalan Allah, karena agama ini bisa terjaga dengan dua hal yaitu dengan ilmu dan berperang (berjihad) dengan senjata. Sampai-sampai sebagian ulama berkata, "Sesungguhnya menuntut ilmu lebih utama daripada jihad di jalan Allah dengan pedang."

Allah menjanjikan surga bagi mereka yang berjihad. Rasulullah SAW bersabda: "Wajib atas kalian berjihad di jalan Allah Ta'ala, karena sesungguhnya jihad di jalan Allah itu merupakan salah satu pintu dari pintu-pintu Surga, Allah akan menghilangkan dengannya dari kesedihan dan kesusahan".

Selasa, 16 Juni 2020

Lima penyesalan simayit.

1.   Orang Mati akan menyesal karena Tidak Bersedekah

Tak ada gunanya harta yang banyak semua akan tinggal. Kalau Ajal sudah sampai, tak dapat di maju dan dimundurkan meski hanya sesaat.  

Memuliakan tamu termasuk sedekah. Siapa yang beriman kepada Allah muliakanlah tamu.

Hari ini orang memuliakan tamu karena status social

 2.   Orang Tidak mau Mendengarkan kebaikan

Ada neraka Syair, untuk orang yang tak mau mendengar kebaikan (nasihat). Di luar sana masih banyak orang yang belum di jalan Allah.  Siapa yang menyelamatkan mereka.

Allah SWT menjelaskan dalam Surat Al Mulk ayat 6 – 11,  "Ketika manusia dilempar ke dalam neraka sebab memperoleh azab Jahannam, mereka mendengar suara neraka yang mengerikan. Setiap orang kafir dilemparkan, penjaga neraka bertanya apakah mereka tidak diberi peringatan saat di dunia. Penghuni neraka menjawab sesungguhnya telah datang kepadanya seorang pemberi peringatan namun mereka mendustakannya. Mereka pun menyesal dan mengakui dosa-dosa mereka."

 3. Orang yang Tidak Menegakkan Salat Ketika Sehat atau Sakit

Kami tulis langkah-langkah tapak kaki mereka. Satu langkah menghapus dosa satu langkah mengangkat derajat.

 4. Orang yang menyesal karena Memutus Tali Silaturahmi

Rasulullah SAW bersabda tidak masuk surga orang yang memutus tali silaturrahim.

Di Mesir di tepian masjid disediakan kursi-kursi. Anak2 membawa orang tua dan mendudukannnya di masjid, agar orang-orang tua saling bercengkrama.

Kini saat akhir pekan, orang sudah jarang bersilaturrahim karena sibuk dengan gadget terutama saat hari libur.

Akan menyesal orang yang tidak minta maaf karena bersalah. Akan banyak orang yang berkumpul di Padang Mahsyar, sulit kita mencarti orang yang kita zalimi untuk meminta maaf.

 5. Orang Tidak pernah berdakwah

Hidup pernah,  berkuasa pernah, tapi tak pernah menolong agama Allah, akan menyasal saat menjelang kematian.Tak perlu ceramah, cukup ke masjid dengan pakaian dinas, orang akan termotivasi.

Dakwah adalah ajakan atau seruan kebaikan kepada manusia yang lain. Dakwah tidak selalu harus berdiri di podium, dilihat oleh jutaan umat manusia, atau ceramah di masjid-masjid.

Kepala daerah juga bisa berdakwah dengan kekuasaan. Dakwah dengan perbuatan lebih menyentuh dibanding dakwah dengan ceramah. 


Senin, 15 Juni 2020

Doa Panjang umur

Artinya
"Ya Allah! Panjangkanlah umur kami,         sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."

اَللَّهُمَّ طَوِّلْ عُمُورَنَا وَصَحِّحْ أَجْسَادَنَا وَنَوِّرْ قُلُوْبَنَا وَثَبِّتْ إِيْمَانَنَا وَأَحْسِنْ أَعْمَالَنَا وَوَسِّعْ أَرْزَقَنَا وَإِلَى الخَيْرِ قَرِّبْنَا وَعَنِ الشَّرِّ اَبْعِدْنَا وَاقْضِ حَوَائِجَنَا فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالۤاخِرَةِ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيْرٌ.

Sabtu, 13 Juni 2020

BANGUN YA AKHI, YA UKHTI. RAMADHAN AKAN PERGI!

BANGUN YA AKHI, YA UKHTI. RAMADHAN AKAN PERGI!  

1. Allahu musta'an. Ramadhan masih disini. Di detik-detik akhirnya. Qum ya akhi. Qum ya akhi. Qum. Bangun... Bangun... Bangun... Tamu itu mau pergi. Tamu itu siap meninggalkan kita.

2. Ini masa emas. Kesempatan terakhir, kesempatan paling tersisa utk memayahkan diri demi mengejar kemuliaan Ramadhan. Ia mau pergi..

3. Mari lelahkan diri. Berpayah-payahlah. Naikkan keseriusan. Teladani Nabi, Sahabat, Tabi'in yang jauh lebih shalih dari kita, demi mengejar Ramadhan yang tak panjang ini.

4. Mari Bermujahadah seperti Umar radhiallahu'anhu yang sepulang shalat Isya, beliau kembali mengerjakan shalat sepanjang malam, sampai terdengar adzan Shubuh. 

5. Juga Utsman radhiallahu'anhu, setelah panjang berpuasa di siang hari, beliau menghabiskan malamnya dengan shalat. Beliau hanya tidur sedikit, yaitu sebagian malam pertama. Lalu bangun dgn shalat yang setiap rakaatnya beliau menghatamkan seluruh Al-Qur'an.

6. Di satu kitab syarah, diriwayat Abu Thalib Al-Makki yang mutawatir menyebutkan tentang empat puluh tabi'in yang biasa melakukan shalat subuh dengan wudhu shalat Isya.

7. Syaddad rahimahullah, salah seorang sahabat, ia biasa berbaring namun tidak tidur sepanjang malam sambil miring ke kanan dan ke kiri sampai waktu fajar kemudian berkata, "Ya Allah, ketakutan terhadap neraka jahanam telah mengusir kantukku."

8. Aswad bin Yazid, setelah tidur sebentar antara Maghrib dan Isya. Beliau biasa beribadah sepanjang malam dalam bulan Ramadhan hingga Shubuh.

9. Diceritakan bahwa Said bin Musayyab rahimahullah selama 50 tahun selalu melakukan shalat Isya dan shalat Fajar dengan wudhu yang sama

10. Shilah bin Ashyim, biasa menghabiskan seluruh malamnya untuk beribadah kepada Allah hingga waktu Shubuh. Lalu setelah matahari terbit, ia berdoa, "Ya Allah, (hamba seperti merasa) tidak pantas meminta surga kepada-Mu, tetapi hamba hanya memohon kepada-Mu agar Engkau menyelamatkan hamba dari Jahannam."

11. Qatadah biasa membaca seluruh Al-Qur'an setiap tiga malam dalam bulan Ramadhan, tetapi sepuluh malam terakhir dia mengkhatamkan seluruh Al-Qur'an setiap malam.

12. Imam Abu Hanifah terkenal karena selama 40 tahun melakukan shalat Isya dan shalat Fajar dengan wudhu yang sama. Apabila para sahabatnya bertanya bagaimana ia memperoleh kekuatan untuk mengerjakannya, beliau menjawab, "Ini karena doa khusus aku mohon kepada Allah melalui Asma Allah yang agung." Beliau hanya tidur sebentar di siang hari demi ikuti sunnah.

13. Imam Abu Hanifah juga sering menangis sedemikian rupa ketika membaca Al-Qur'an sehingga tetangga-tetangganya merasa kasihan kepadanya.

14. Ibrahim bin Adham bahkan diriwayatkan tidak tidur sama sekali pada bulan Ramadhan baik siang atau malam.

15. Seberapa lelah kau khatamkan Al Quran? Imam Syafi'i biasa mengkhatamkan Al-Qur'an 60 kali dalam satu Ramadhan.

16. Sa’id bin Musayyib tidak pernah terlewat dari takbiratul ihram imam selama lima puluh tahun. Burd Mawla berkata, “Tidaklah dikumandangkan adzan selama empat puluh tahun melainkan Sa’id bin Musayib telah berada di dalam masjid.”

17. Dan banyak lagi cerita keseriusan orang-orang sholih yg mengejar keridhoan Allah, meski lelah dan payah merontokan jasad mereka.

18. Bangun ya akhi. Ramadhan akan pergi. Ramadhan akan berakhir, besok tak lama lagi.

Abu Hurairah menangis menjelang akhir hayatnya, lalu berkata..
"Duhai perjalanan yang akan teramat panjang. Duhai bekal yang teramat sedikit."

Ya Allah tolong kami....
Untuk dapat melaksanakan segala yg diwajibkan atas-Mu dan Sunnah Rosul-Mu... 
Sehatkan badan kami, kuatkan fisik kami, mudahkanlah hati kami, agar kami bisa melewati Romadhon dengan penuh makna bagi kehidupan kami.... 
Aamiin3x Allohumma aamiin...

Jumat, 12 Juni 2020

Hadapi Wabah, Mari Membantu yg lemah

Khutbah Jumat: Hadapi Wabah, Mari Membantu yg lemah

Khutbah Jumat: Hadapi Wabah, Mari Membantu yang Lemah!

Khutbah I

اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَاأيُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا، وقال تعالى: يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ

 

Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,

Pada saat ini negeri kita berhadapan dengan wabah virus Corona (Covid-19). Wabah yang bermula dari Wuhan, China tersebut meluas ke seluruh dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa penyebaran virus Corona sebagai pandemi global. Selanjutnya pemerintah Indonesia melalui Presiden Jokowi juga telah menetapkan virus Corona sebagai bencana nasional.

Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,

Bagaimana sikap bijaksana kita dalam menghadapi wabah penyakit virus Corona desease-19 (Covid-19)?

Pertama, beristighfar terhadap Allah subhanahu wata’ala, meminta ampun atas segala dosa, kesalahan dan kealpaan. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dalam Sunan Abi Dawud juz 2 halaman 85:

 

مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ، جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

 

“Barangsiapa selalu membaca istighfar, Allah akan memberikannya solusi dari berbagai kesulitan, memberikannya kebahagiaan dari segala kesedihan, dan Allah akan memberinya rezeki tanpa perkiraannya (HR. Abu Dawud).

 

Betapa pentingnya istighfar, hingga Nabi Muhammad yang diberi jaminan surga oleh Allah subhanahu wata’ala pun dalam sehari beristighfar kepada Allah tidak kurang dari tujuh puluh kali. Karena itu, sikap bijaksana dalam menghadapi pandemi virus Corona adalah memperbanyak istighfar, karena istighfar adalah kunci dari segala permasalahan. Harapannya istighfar kita diterima Allah subhanahu wata’ala, dan Allah mengabulkannya dengan menghilangkan virus Corona dari bumi Indonesia tercinta ini. Âmîn.

 

Kedua, tidak panik, tetap tenang, dan sabar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ibnu Sina bahwa:

 

الوَهْمُ نِصْفُ الدَّاءِ وَالاطْمِئْنَانُ نِصْفُ الدَّوَاءِ وَالصَّبْرُ بِدَايَةُ الشِّفَاءِ

 

“Kepanikan adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah permulaan kesembuhan.”

 

Menghadapi Covid-19, kita tidak boleh panik, karena kepanikan dan ketakutan yang berlebihan merupakan gangguan kejiwaan yang dapat berdampak langsung pada munculnya penyakit fisik seperti stres, serangan jantung, hipertensi, tipes, dan sebagainya. Sebaliknya, ketenangan merupakan separuh dari pengobatan. Seseorang yang mempunyai ketenangan hati, tidak mudah terjangkit penyakit jasmani dan rohani. Ketenangan merupakan benteng yang kokoh untuk melindungi diri sehingga tubuh memiliki daya tahan yang kuat dari berbagai penyakit. Ketenangan ini menjadi separuh obat dari berbagai penyakit, termasuk virus Corona. Selanjutnya kita tetap sabar. Sabar merupakan permulaan kesembuhan. Sabar adalah menahan diri dari menggerutu, menahan lisan dari mengeluh, dan menahan anggota badan dari hal yang berlebihan. Dengan kesabaran menghadapi aturan dan protokoler kesehatan, tentunya kita akan terhindar dari hal yang tidak diinginkan, terutama selamat dan terhindar dari virus Corona. Âmîn.

 

Ketiga, dalam menyikapi terjadinya musibah virus Corona, kita harus ridha dengan ketentuan Allah subhanahu wata’ala. Ibnu Majah dalam kitab Sunan Ibnu Majah juz 2 meriwayatkan hadits bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 

إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلَاءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ

 

“Sesungguhnya besarnya balasan sesuai dengan besarnya ujian. Sesungguhnya, ketika Allah mencintai suatu kaum, Allah akan mengujinya. Siapa yang ridha, ia akan mendapatkan ridha Allah subhanahu wata’ala. Siapa yang membencinya, ia akan mendapatkan kemurkaan Allah subhanahu wata’ala.”

 

Dalam kondisi wabah Covid-19, sikap ridha itu kita praktikkan dengan sesuatu yang positif dengan ikhtiar maksimal, saling membantu, saling mengingatkan, saling mendukung, dan saling memotivasi terhadap sesama. Menjauhi pikiran negatif yang justru menambah runyam keadaan. Juga perilaku negatif seperti ujaran kebencian, cacian, hinaan, dan sikap tidak terima terhadap kondisi yang ada. Dengan ridha Allah, kita akan mendapatkan lindungan dan keselamatan baik di dunia maupun di akhirat. Âmîn.

 

Keempat, dampak virus Corona sangat terasa bagi masyarakat, terutama rakyat miskin. Banyak dari mereka yang kehilangan pekerjaan atau penghasilan harian. Karena itu sebagai sesama saudara, kita harus saling membantu sesuai dengan kemampuan kita. Yang kaya membantu yang miskin, yang miskin menjaga yang kaya, sehingga keduanya saling membantu. Imam Muslim dalam kitab Shahih Muslim juz 4 meriwayatkan sebuah hadits dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, Nabi bersabda:

 

قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا، نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا، سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ

 

“Barangsiapa menghilangkan kesusahan dari orang mukmin, Allah akan menghilangkan kesusahannya di hari kiamat. Barangsiapa membantu orang yang kesulitan, Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi aib orang muslim, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan selalu melindungi hambanya selama hambanya menolong saudaranya” (HR Muslim).

 

Jika kita mampu untuk memberikan bantuan harta benda, kita sisihkan sebagian harta benda untuk mereka yang membutuhkan, mulai dari keluarga, saudara, dan tetangga-tetangga kita. Karena itu, mari kita bantu mereka sesuai dengan kemampuan kita. Ingat, membantu saudara dalam keadaan membutuhkan dan kesulitan itu lebih baik daripada membantu saudara dalam keadaan lapang.

 

Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,

Bagaimana cara menghentikan wabah virus Covid-19? Sebagai manusia biasa, kita harus introspeksi diri dan evaluasi diri untuk segera bertobat dari segala dosa dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala. Karena bencana wabah Covid-19 adalah peringatan Allah bagi kita semua, peringatan betapa lemahnya manusia, peringatan untuk meningkatkan ketakwaan, peringatan untuk meninggalkan dosa, dan peringatan agar kita bertobat kepada Allah subhanahu wata’ala dari segala dosa. Jika sekiranya kita beriman dan bertakwa, pastilah Allah akan melimpahkan kepada kita berkah dari langit dan bumi. Karena itu mari kita intropeksi diri untuk meninggalkan segala dosa dan meningkatkan ibadah kepada Allah subhanahu wata’ala. Karena hanya Allah yang mampu untuk menghilangkan virus Corona, manusia sekadar berikhtiar dan berusaha.

 

Ya Allah jadikanlah negeri ini menjadi negari yang aman dan selamat dari wabah, negari yang tenteram, makmur, dan selalu mendapatkan perlindungan-Mu. Negari yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafurÂmîn yâ Rabbal ‘âlamîn.

 

جَعَلَنا اللهُ وَإيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم فِي زُمْرَةِ عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ: أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجِيمْ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمانِ الرَّحِيمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

 

باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ

 

Khutbah II

 

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

 

أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًااللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

 

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Jumat, 05 Juni 2020

KHUTBAH JUMAT HOAX IBLIS SAMPAI KIAMAT.

Hoax Perbuatan Iblis Laknatullohi'alaih


Sejarah hoaks atau kabar palsu bisa dikatakan setua sejarah awal-awal diciptakan manusia. 

Kita barangkali akrab dengan cerita Nabi Adam 'alaihissalam diciptakan oleh Alloh ﷻ sebagai khalifah. Melalui anugerah ilmu, Alloh memuliakan Nabi Adam di atas malaikat dan iblis. Kemuliaan itu ditandai dengan perintah-Nya kepada para malaikat dan iblis untuk bersujud (hormat) kepada Nabi Adam. Ketika itu semua patuh bersujud, kecuali iblis yang sombong. Dari sinilah permusuhan iblis dan manusia dimulai, termasuk munculnya pertama kali hoaks dari iblis kepada manusia.

Setelah peristiwa itu Alloh memerintahkan kepada Nabi Adam dan istrinya Hawa untuk tinggal di surga dengan bahagia. Mereka berdua dibebaskan mengambil makanan apa saja dan dari mana saja tanpa susah payah. Mereka hanya dilarang mendekati pohon tertentu, apalagi sampai memakan buahnya. Bila dilanggar, maka keduanya akan masuk golongan yang zalim dan durhaka. Kisah ini terekam dengan baik dalam Surat al-Baqorah.

Ulama berbeda pendapat tentang nama pohon dan buah yang dimaksud. Tapi beredar di kalangan kita saat ini nama populer “pohon atau buah khuldi”. Secara bahasa khuldi berarti keabadian. Kesimpulan ini mengacu pada kutipan di Surat Toha ayat 120 bahwa setan membisikkan rayuan jahat kepada Nabi Adam agar mendekati dan memakan buah dari “pohon keabadian” itu.

فَوَسْوَسَ إِلَيْهِ الشَّيْطَانُ قَالَ يَا آدَمُ هَلْ أَدُلُّكَ عَلَىٰ شَجَرَةِ الْخُلْدِ وَمُلْكٍ لَا يَبْلَىٰ

“Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: ‘Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?’.” (QS Toha: 120)

Setan menggoda Adam dan Hawa dengan sebuah pohon yang digambarkan akan memberikan efek hidup abadi, juga kekuasaan yang berlangsung langgeng. Dari ayat ini kita tahu bahwa nama “pohon khludi” bukan pemberian dari Alloh, melainkan dari setan yang tengah dikuasai rasa iri dan dengki terhadap Nabi Adam.

Dalam Surat al-A’rof ayat 20  juga dijelaskan bagaimana kata-kata setan dalam merayu mereka berdua: "Tuhan melarang kamu berdua mendekati pohon ini lantaran tidak ingin melihat kalian menjadi malaikat dan kekal, terus menerima nikmat yang tanpa terputus di dalam surga." Setan menggoda keduanya agar melanggar perintah Alloh. Sehingga pakaian mereka terlepas dan auratnya terlihat.

Jamaah  Jumat Rohimakumulloh...
Apa yang diembuskan oleh setan kepada Nabi Adam dan Hawa adalah hoaks. Informasi tersebut memang tampak manis dan menjanjikan tapi sesungguhnya dusta dan palsu. Kenapa dusta dan palsu? Karena pada kenyataannya setelah pohon itu didekati dan buahnya dimakan, yang ada justru keduanya dikeluarkan dari surga. Setan melancarkan cara-cara licik ini untuk menjerumuskan manusia agar berbuat durhaka kepada Alloh.

Ibnu ‘Asyur dalam kitab tafsirnya at-Tahrîr wat Tanwîr menjelaskan bahwa nama indah “pohon keabadian” sengaja diciptakan setan untuk mengundang daya tarik serta mengelabuhi manusia yang memang punya kecenderung untuk bisa hidup lama. Dengan bahasa lain, nama "pohon keabadian" itu merupakan bagian dari skenario hoaks yang didesain setan agar Nabi Adam terjerumus dalam tipuannya.

Inilah episode Adam dan Hawa kemudian keluar dari kenikmatan dan kemuliaan surga, lalu tinggal di bumi. Di bumi manusia berkembang biak dan sarat dengan pertikaian, serta kesenangan-kesenangan yang pasti fana.

Usai sadar bahwa dirinya tergelincir oleh hoaks yang diiming-imingkan setan, Nabi Adam segera bertobat.

فَتَلَقَّىٰ آدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

"Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Alloh Maha-Penerima tobat lagi Maha-Penyayang." (QS al-Baqarah: 37)

Jamaah jumta Rohimakumulloh,
Demikianlah bahaya hoaks. Ia lebih dari sekadar mengelabuhi pengetahuan, melainkan juga menurunkan kemuliaan manusia. Beda hoaks dengan kabar keliru biasa (yang tak sengaja) terletak pada niatan buruk yang mendorongnya. Dan itulah yang dilakukan iblis kepada manusia pertama.

Iblis memang telah dikutuk karena membangkang dari perintah Allah untuk bersujud (hormat) kepada Nabi Adam. Namun, sebagaimana diungkapkan dalam Surat al-A’rof ayat 14-17, iblis telah meminta kesempatan Allah untuk diberi hidup sampai hari kebangkitan, dan Allah mengabulkan permintaannya. 

Selanjutnya iblis bersumpah akan menyesatkan keturunan Adam. Ia bertekad akan memalingkan manusia dari jalan kebenaran dengan menggunakan segala cara.

Tidak aneh bila perbuatan kotor iblis, seperti menyebar hoaks, masih kita temui hingga sekarang, bahkan mungkin sampai hari kiamat datang. Ini adalah buah kerja keras iblis dalam menggoda manusia agar menempuh jalan sesat.

Jamaah  Jumat Rohimakumulloh,
Islam sangat peduli dengan kejujuran dan kebenaran. Agama luhur ini mengajarkan tiap orang yang menerima kabar dari sumber yang tidak jelas untuk melakukan tabayun atau klarifikasi. Pastikan berita yang diterima benar-benar akurat. Setelah diyakini akurat pun tidak serta merta boleh langsung menyebarkannya lagi sebelum benar-benar yakin akan berdampak maslahat, minimal tidak menimbulkan mudarat.

Di era media sosial yang sangat bebas ini peluang untuk berbuat salah pun semakin luas. Kebebasan yang tak terkendali bisa jadi tidak membawa berkah malah menjadi musibah bagi pemiliknya. Mari jaga hati, pikiran, lisan, dan tangan agar selamat dari langkah-langkah setan. Dalam Islam kita diajarkan bahwa tiap gerak kita tak luput dari pengawasan Alloh ﷻ dan karena itu tidak akan luput dari pertanggungjawaban di akhirat kelak.

Imam Syafi’i pernah berkata dalam kitab Ar-Risâlah:

أَنَّ الْكَذِبَ الَّذِيْ نَهَاهُمْ عَنْهُ هُوَ الْكَذِبُ الْخَفِيُّ، وَذَلِكَ الحَدِيْثُ عَمَّنْ لَا يُعْرَفُ صِدْقُهُ

“Sesungguhnya kebohongan yang juga dilarang adalah kebohongan tak terlihat (kadzib khafi), yakni menceritakan kabar dari orang yang tak jelas apakah ia jujur atau tidak.”

Bila menyebar informasi yang masih samar-samar tingkat akurasinya saja kita sudah bisa divonis berbohong, apalagi bila kita dengan sengaja menyebarkan berita yang jelas-jelas hoaks. Kedengkian iblis kepada Nabi Adam jangan sampai menjadi teladan bagi umat sekarang, sehingga antarsesama saudara sebangsa pun harus saling memusuhi dan menjatuhkan. Wallahu a’lam bish showab.

بَارَكَ اللّٰه لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللّٰهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا 
فَأسْتَغْفِرُ اللّٰهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Khutbah II


اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللّٰهُ وَاللّٰهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللّٰهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللّٰهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللّٰهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

أَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَالِلّٰهِ ! إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللّٰهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ الِلّٰهِ أَكْبَرْ

Senin, 01 Juni 2020


ROBBANAA INNAKA JAAMI’UN NAASI LI YAUMIL LAA ROIBA FIIH INNALLAHA LAA YUKHLIFUL MII’AAD (7 Kali)

ALLAHUMMAJMA’ ‘ALAA TIJAAROTII WA BIDHOO’ATIL MUSYTARIINA WAL MUSYTARIYAATI BISY SYIROO-I (3 Kali)