Senin, 29 Juni 2020

BENARKAH CELANA CINGKRANG ITU SUNNAH?




BENARKAH CELANA CINGKRANG ITU SUNNAH?

Belakangan ada sebagian kelompok mengklaim bahwa "celana cingkrang" (menggantung) adalah celana "WAJIB". Bahkan mereka menghukumi pakaian yang lainnya sebagai pakaian kaum "KUFFAR" (kafir) (serem banget ya...). Bahkan mereka berani menuding yang tidak cingkrang adalah  AHLI NERAKA.

Ternyata mereka telah gagal paham. Karena Nabi SAW sebenarnya tidak pernah menganjurkan memakai celana cingkrang (sirwal). Lalu kaitannya dengan Isbal: apakah Isbal itu benar-benar dilarang?. Nah, inilah jawaban perwakilan KAUM SARUNGAN:

Sebenarnya yang dimaksudkan Nabi Saw tidak boleh menutupi mata kaki (Isbal) adalah pakain yang umumnya dikenakan oleh para pesohor Arab Jahiliyah (kuno). Jadi bukan terkait dengan berpakaian masyarakat modern ini. Sudah jadi tradisi para pesohor Arab zaman dahulu menonjolkan kekayaan, kebangsawanan dan kedududukan dengan pakaian. Mereka berpakaian panjang hingga menyentuh lantai untuk menunjukkan kekayaaan dan kebangsawanan. Sebaliknya para budak sahaya dipaksa berpakaian dengan sarung (izar) yang menggantung setengah betis.

Maka Nabi Saw membenci kesombongan dengan cara berpakaian Orang-orang Arab Jahiliyah. Dan beliau menganjurkan agar kaum muslimin berpakaian sederhana sebagaimana budak sahaya saja. Namun, beliau masih membolehkan memakai qamis atau sarung yang menutupi mata kaki (isbal) selama bukan karena kesombongan. Ini dalilnya:

Nabi SAW bersabda: "Barangsiapa menjulurkan pakaiannya karena SOMBONG, tidak akan dilihat oleh Allah pada hari kiamat". Abu Bakar lalu berkata: "Sarungku sering menutupi mata kakiku, kecuali aku sangat berhati-hati". Rasulullah SAW bersabda: "Engkau tidak melakukan itu karena SOMBONG". (HR. Bukhari, no. 3665, Muslim, no. 2085).

GAGAL PAHAM CELANA CINGKRANG

Belakangan ini muncul Islam kagetan dan kaum hijrah dadakan. Mereka mewajibkan Celana (sirwal) cingkrang. Padahal ini bukanlah pakaian sunnah. Nabi Saw tidak pernah memakai celana seperti itu dan beliau tidak pernah menganjurkannya. Bahkan Nabi Saw menyebutkan bahwa memakai sirwal saja (cingkrang) menyerupai pakaian Ahlul Kitab (Yahudi).

Sebanarnya pakaian yang disukai Nabi Saw adalah  gamis (kemeja panjang) dan izar (sarung) yang dilengkapi dalaman sirwal (celana). Jadi bukan hanya memakai SIRWAL. Saya sempat membayangkan mungkinkah dulu Para Shahabat pake celana kolor pendek (cingkrang) ketika keluar Rumah?, tentunya TIDAK kan?

Ketahuilah buat "antum" semua, celana cingkrang (sirwal) saja yang dipakai ketika keluar Rumah, lebih menyerupai pakaian Ahlul Kitab (Yahudi). 

Kendatipun demikian saya menganut paham mayoritas ulama Aswaja yang menekankan pakaian itu yang terpenting adalah menutup aurat. Boleh memakai pakaian apapun. Boleh celana juga sarung. Boleh juga ISBAL yang penting tidak sombong. Namun pakaian yang paling disukai Nabi Saw adalah Gamis dan Izar (Sarung).

DALIL SIRWAL (CELANA CINGKRANG) SAJA ADALAH PAKAIAN YAHUDI:

ﻗَﺎﻝَ: ﻓَﻘُﻠْﻨَﺎ: ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ اﻟﻠﻪِ، ﺇِﻥَّ ﺃَﻫْﻞَ اﻟْﻜِﺘَﺎﺏِ ﻳَﺘَﺴَﺮْﻭَﻟَﻮﻥَ ﻭَﻻْ ﻳَﺄْﺗَﺰِﺭُﻭﻥَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ اﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ: " ﺗﺴﺮﻭﻟﻮا ﻭَاﺋْﺘَﺰِﺭُﻭا ﻭَﺧَﺎﻟِﻔُﻮا ﺃَﻫْﻞَ اﻟْﻜِﺘَﺎﺏِ ".

Abu Umamah berkata: "Wahai Rasulullah, Sesungguhnya Ahli Kitab memakai celana (sirwal) dan tidak memakai izar (atau sarung, yakni kain penutup bagian bawah)". Maka Rasulullah SAW bersabda: "Pakailah celana dan pakailah izar (sarung). Jangan sampai sama dengan Ahlul Kitab" (HR Ahmad).

Jadi jelaskan bahwa memakai sarung dan memakai Gamis adalah pakaian yang disukai Nabi Saw. Sedangkan memakai celana cingkrang adalah pakaian Ahli Kitab

Belajar Islam itu perlu kematangan, jangan hijrah kagetan atau tiba-tiba jadi ustadz dadakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar