Dalam kita berperangai, bertingkah laku, berbuat, bertutur kata, sikap dan tindakan kita semuanya sudah diatur dalam Ajaran agama, yg sumbernya Alquran, Hadist ijma dan Qiyas para ulama dan inilah yg disebut dengan Ahlakul karimah...
Sebagai referensi ahlaq kita adalah kehidupan, keseharian dari Baginda Nabi SAW, mengapa kita mengambil contoh dari Rosululloh SAW.
Alquran menjelaskan
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
(Al- ahzab ayat 21)
Pada ayat tersebut dapat kita ketahui bahwasannya nabi muhammad memiliki sifat yang sangat baik. Sehingga nabi muhammad mendapat gelar uswatun hasanah, bagi kita semua yg senantiasa mengharapkan Rahmat Alloh, dihari dimana kita membutuhkannya, yaitu hari ahir.2
Bagaimana ketika dihari itu kita tidak mendapatkan Rahmat Alloh dan syafaat dari Baginda Nabi SAW karena kita tidak sesuai dengan tuntunannya, bahkan Nabi sendiri membenci kita karena Ahlaq buruk kita..?????
jama'ah jumat Rahimakumulloh
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا وَإِنَّ أَبْغَضَكُمْ إِلَيَّ وَأَبْعَدَكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ الثَّرْثَارُونَ وَالْمُتَشَدِّقُونَ وَالْمُتَفَيْهِقُونَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَدْ عَلِمْنَا الثَّرْثَارُونَ وَالْمُتَشَدِّقُونَ فَمَا الْمُتَفَيْهِقُونَ قَالَ الْمُتَكَبِّرُونَ
"Sesungguhnya orang yang paling aku cintai di antara kalian dan yang paling dekat kedudukannya denganku di hari kiamat kelak adalah orang yang terbaik akhlaqnya. Dan orang yang paling aku benci dan paling jauh dariku pada hari kiamat kelak adalah ats-tsartsarun, al-mutasyaddiqun dan al-mutafaihiqun.” Sahabat berkata: “Ya Rasulallah, kami sudah tahu arti ats-tsartsarun dan al-mutasyaddiqun, lalu apa arti al-mutafaihiqun?” Beliau menjawab, “Orang yang sombong.” (HR. Tirmidzi).
ATS-TSARTSARUN (الثَّرْثَارُونَ). Siapa ini? Orang yang banyak bicara, suka mendominasi pembicaraan dan menyerobot pembicaraan orang lain, seolah-olah tidak boleh ada yang berbicara selain dirinya. Ini merupakan bentuk kesombongan, meskipun orang tersebut mungkin tidak menganggapnya sebagai kesombongan, Hemat dalam berbicara adalah ciri has dari Baginda Nabi SAW, bahkan ketika Beliau menyampaikan ceramah pada Sahabatnya Beliau hemat artinya Inti pokok pembahasan yg beliau sampaikan tidak kesana-kemari fokus pada pembahasan, sehingga Dakwah Beliau sampai pada Ummatnya ini, Risalah Islam sampai kepada kita.
AL-MUTASYADDIQUN (الْمُتَشَدِّقُونَ). Siapa pula mereka? Orang-orang yang suka memfasih-fasihkan diri, meremehkan orang lain dengan bertutur kata menggunakan ungkapan yang mengesankan tingginya ilmu dan rumitnya pembicaraan. Padahal ia mampu menyederhanakannya. Mengajak orang awam berbicara menggunakan bahasa asing, padahal kita tahu mereka tidak memahami, termasuk dari akhlak buruk al-mutasyaddiqun. Begitu pula berbicara dengan istilah teknis ilmiah, bukan untuk memudahkannya menjelaskan secara sederhana, bukan pula karena kesulitan menjelaskan dengan cara yang lebih mudah, melainkan untuk meninggikan diri meremehkan orang.
AL-MUTAFAIHIQUN (الْمُتَفَيْهِقُونَ). Orang yang angkuh sikapnya, jalannya dibuat-buat untuk bersombong meninggikan diri di antara orang-orang lain dan bukan caranya berjalan saat ia sedang sendiri. Boleh jadi ia adalah orang yang Allah Ta’ala karuniai harta berlimpah atau ilmu yang luas. Tetapi semua itu tetap tidak layak menjadikannya masuk ke dalam golongan al-mutafaihiqun. Ia duduk atau menunjukkan gesture seolah orang yang paling paham paling faqih.
jama'ah Rohimakumulloh
Inilah tiga orang yang dibenci oleh Rasulullah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam:
ats-tsartsarun. al-mutasyaddiqun, dan al-mutafaihiqun, Adakah kita termasuk bagiannya? Semoga Allah Ta’ala selamatkan kita dari ketiga-tiganya. Semoga Allah Ta’ala jadikan kita termasuk orang yang dicintai oleh Rasulullah, sebab kita mencontoh kehidupan Baginda Nabi shallaLlahu ‘alaihi wa sallam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar