Senin, 03 Juni 2019

MUI Imbau Khatib Idul Fitri Doakan Kedamaian Bangsa



MUI Imbau Khatib Idul Fitri Doakan Kedamaian Bangsa

Sekretaris Komisi Fatwa MUI, Asrorun Niam Sholeh.

Jakarta, NU Online

Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengimbau para khatib Idul Fitri agar mendoakan kedamaian bangsa dalam ceramahnya.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Niam Sholeh dalam rilis yang diterima NU Online, Rabu (4/5) siang.

"Mengharapkan para khatib Idul Fitri menyelipkan doa dalam khutbahnya untuk kedamaian dan kemaslahatan bangsa, serta tetap terpeliharanya keamanan, kenyamanan, dan jauh dari rasa permusuhan yang bisa mengoyak kebersamaan kita sebagai bangsa," kata Asrorun.

Selain itu, para khatib juga diimbau untuk mendoakan para pemimpin bangsa agar terus diberi kekuatan untuk membangun bangsa. "Para elitnya diberi kekuatan untuk membangun kebersamaan dan menahan diri dari perpecahan," lanjutnya.

Pihaknya mengatakan hakikat Idul Fitri adalah kesediaan kita untuk berbagi permaafan sebelum orang lain memintanya. Saling memaafkan adalah kunci untuk merajut tali silaturahim. Sementara hakikat silaturahim adalah menyambungkan tali persaudaraan yang pernah terputus.

"Terputus karena jarak, karena kesalahpahaman, karena pemilu, dan karena sebab apa pun. Kita wajib menyambung kembali untuk mewujudkan persaudaraan sejati, tanpa iri dan caci maki," ujarnya. 

Tak lepas dari hal itu, umat Islam, lanjut Asrorun Niam, agar memperkokoh persaudaraan, baik persaudaraan sesama umat (ukhuwwah Islamiyah), persaudaraan sebangsa (ukhuwwuh wathaniyyah) maupun persaudaraan sesama manusia (ukhuwwah Insaniyah).

"Tidak ada lagi sekat yang memisahkan,  terutama faktor psikologis akibat sisa-sisa pemilu. Saatnya merajut kebersamaan untuk kemaslahatan bersama. Kerugian bangsa lain yang pecah akibat konflik harus dijadikan pelajaran berharga agar kita tidak jatuh pd kndisi yang sama," paparnya. 

Kepada masyarakat Indonesia yang sedang berlibur di tempat wisata dan sanak keluarga, Asrorun Niam meminta agar  tetap menjaga ketentuan agama, menjalankan kewajiban shalat dan lainnya serta menghindarkan diri dari hal-hal yang dilarang. 

Selain itu, dalam menyambut Idul Fitri, umat Islam juga tidak melupakan kewajiban berzakat. "Selamat menyongsong Idul Fitri. Jangan lupa menunaikan kewajiban-kewajiban lain seperti zakat fitrah dan juga zakat mal," tegasnya.

Idul Fitri 1440 5 Juni 2019

Semetntara itu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah jatuh pada Rabu, 5 Juni 2019. Keputusan tersebut berdasarkan rapat Tim Rukyatul Hilal PBNU/Lembaga Falakiyah PBNU pada Senin (3/6/2019).

Hasil rapat menyebutkan, tim telah melakukan rukyatul-hilal bil fi'li di beberapa lokasi rukyat yang telah ditentukan dan tidak berhasil melihat hilal. Dengan demikian umur bulan Ramadan 1440 Hijriah adalah 30 hari (istikmal).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar