Minggu, 06 Oktober 2019

DOA TERHINDAR DARI SEGALA FITNAH


DOA TERHINDAR DARI SEGALA FITNAH

Perkembangan teknologi dan media sosial saat ini tak dapat dibendung. Tapi sebagian orang kadang memanfaatkan kemajuan itu untuk menyebar fitnah dan hoaks. Arus fitnah di media sosial yang begitu deras telah banyak merugikan orang. 

Orang dengan mudah membuat berita palsu untuk kepentingan sesaat. Untuk menaikkan popularitas, untuk menjatuhkan seseorang, seseorang bahkan bisa berani memfitnah para ulama. Hingga orang yang tak tahu pun ikut terbawa emosi sampai menghujat.

Maka, ada istilah fitnah lebih kejam dari pembunuhan. Istilah itu menggambarkan besarnya dampak negatif fitnah. Banyak orang mencaci karena kita dituduh melakukan sesuatu yang tidak kita lakukan. Itu menyakitkan dan menjatuhkan harga diri. Agar kita terhindar dari fitnah dan kezaliman bacalah doa berikut.

رَبَّنَا لاَ تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِّلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ وَنَجِّنَا بِرَحْمَتِكَ مِنَ الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

Rabbanâ lâ taj‘alnâ fitnatal lil qaumidh dhâlimîn wa najjinâ birahmatika minal qaumil kâfirîn

Artinya: “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang zalim, dan selamatkanlah kami dengan rahmat-Mu dari (tipu daya) orang-orang kafir.”

Doa di atas diambil dari Surat Yunus ayat 85-86. Ayat sebelumnya menjelaskan para pengikut Nabi Musa yang sedikit merasa ketakutan. Karena Fir’aun kerap menfitnah dan menzalimi mereka. 

Ancaman-ancaman Fir’aun meresahkan orang-orang beriman. Firaun berhasil menekan rakyatnya untuk mengingkari kebenaran yang dibawa Nabi Musa. Di tengah kegelisahan yang dirasakan pengikutnya, Nabi Musa berkata kepada mereka, sebagaimana direkam dalam al-Qur’an.

وَقَالَ مُوسَىٰ يَا قَوْمِ إِنْ كُنْتُمْ آمَنْتُمْ بِاللَّهِ فَعَلَيْهِ تَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُسْلِمِينَ، فَقَالُوا عَلَى اللَّهِ تَوَكَّلْنَا رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ، وَنَجِّنَا بِرَحْمَتِكَ مِنَ الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ 

Artinya: “Berkata Musa: ‘Hai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah, maka bertawakkallah kepada-Nya saja, jika kamu benar-benar orang yang berserah diri.’ Lalu mereka berkata: ‘Kepada Allahlah kami bertawakkal! Ya Tuhan kami; janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang zalim’.” (QS Yunus: 84-86)

Tawakal adalah tuntunan iman. Ketika kita sudah beriman kepada Allah maka kita harus menyerahkan semua persoalannya kepada-Nya. Dalam beragama kita harus memiliki tiga fondasi, yakni iman, islam, dan ihsan. Maka sikap tawakkal adalah buah dari itu semua.

Nabi Musa juga memohon agar diselamatkan dari tipu daya orang kafir dengan rahmat Allah. Kita juga harus selalu mengharapkan rahmat dari Allah dalam menggapai kehidupan di dunia dan akhirat. Dalam satu hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dijelaskan bahwa Nabi pernah bersabda:

“Tidaklah amalannya yang memasukkan salah seorang dari kamu ke dalam surga, dan tidak pula ia menjauhinya dari neraka; demikian juga dengan aku (Nabi Muhammad) kecuali rahmat dari Allah.”

Banyak cara untuk meraih rahmat Allah. Berdoa dengan memohon rahman dan rahim-Nya adalah cara yang paling mudah. Kita bisa mengikuti metode Nabi Musa dalam menghindarkan diri dari fitnah dengan membaca doa ini.

Kekhawatiran pengikut Nabi Musa atas perbuatan zalim yang gencar dilakukan Fir’aun. Nabi Musa mengikis kekhawatiran itu. Kunci ketenangan adalah tawakal. Setelah memaksimalkan usaha maka menyerahkan semuanya kepada Allah ﷻ.

KH Muhamad Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah menjelaskan, penggalan doa itu dinilai melebihi permohonan sebelumnya. Itu menunjukkan anugerah keselamatan dari keburukan akidah dan akhlak orang-orang kafir yang dapat mempengaruhi kaum beriman lebih tinggi kedudukannya daripada keselamatan dari siksa dan gangguan mereka.

Bagi Quraish Shihab, ayat ini menjelaskan pentingnya menjauh dari segala macam sumber kejahatan. Doa ini juga sebagai permohonan dibebaskan dari kelemahan dan kehinaan. 


Doa sebelum Masuk Rumah Sepulang Perjalanan Mudik

(Foto: sindonews)

Sepulang dari perjalanan mudik atau perjalanan apapun, kita kembali di kota kediaman dan tentu saja di rumah kediaman kita. Sebelum melangkahkan kaki, kita dianjurkan untuk berdoa memohon ampunan kepada Allah SWT sebagaimana doa Rasulullah SAW berikut ini:

تَوْبًا تَوْبًا، لِرَبِّنَا أَوْبًا، لَا يُغَادِرُ حَوْبًا

Tauban, tauban, li rabbinâ, lâ yughâdiru hauban.

Artinya, “Terimalah tobat kami, terimalah. Kepada Tuhan kami, kami kembali. Pertobatan yang tidak menyisakan dosa.”

Doa ini dikutip Imam An-Nawawi dalam Al-Adzkar berikut ini:

روينا في كتاب ابن السني عن ابن عباس رضي الله عنهما قال: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا رجع من سفره، فدخل على أهله قال: توبا توبا، لربنا أوبا، لا يغادر حوبا

Artinya, “Diriwayatkan kepada kami di Kitab Ibnu Sinni dari Ibnu Abbas RA, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW sepulang dari perjalanan, lalu menemui keluarganya, berdoa, ‘Tauban, tauban, li rabbinâ, lâ yughâdiru hauban,’” (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Adzkar, [Damaskus: Darul Mallah, 1971 M/1391 H], halaman 194-195).

Tetapi persis saat membuka kunci pintu dan sebelum melangkahkan kaki, kita dianjurkan mengucapkan salam meskipun rumah dalam keadaan kosong sebagaimana salam Rasulullah SAW berikut ini:

السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ

Assalâmu ‘alainâ wa ‘alâ ‘ibâdillahis shâlihîn

Artinya, “Semoga Allah melimpahkan kesejahteraan untuk kami dan untuk para hamba Allah yang saleh.”

Doa ini mengandung permohonan yang bagus. Permohonan ampunan kepada Allah ini menjadi awal yang baik untuk mengisi kembali rumah setelah ditinggal sekian hari. 


Doa saat Masuki Kota Kediaman Sepulang Mudik

Sepulang dari perjalanan luar kota karena mudik, perjalanan dinas, atau perjalanan apapun, kita kembali memasuki kota kediaman di mana kita tinggal. Kita dianjurkan untuk bersyukur kepada Allah atas keselamatan perjalanan. Kita juga dianjurkan membaca doa berikut ini:

اَللَّهُمَّ اجْعَلْ لَنَا بِهَا قَرَارًا وَرِزْقًا حَسَنًا

Allâhummaj‘al lanâ bihâ qarârâ wa rizqan hasanâ.

Artinya, “Ya Allah, jadikan kota ini sebagai tempat mukim dan (kami memohon) rezeki yang baik untuk kami.”

Doa ini dikutip Imam An-Nawawi dalam Al-Adzkar berikut ini:

المستحب أن يقول ما قدمناه في حديث أنس في الباب الذي قبل هذا، وأن يقول ما قدمناه في باب ما يقول إذا رأى قرية، وأن يقول: "اللهم اجعل لنا بها قرارا ورزقا حسنا

Artinya, “(Orang yang memasuki kota kediaman) dianjurkan untuk membaca doa yang pernah kami sebutkan dalam hadits riwayat Anas pada bab sebelum ini, doa yang dianjurkan untuk dibaca ketika melihat sebuah desa, dan doa berikut ini, ‘Allâhummaj‘al lanâ bihâ qarârâ wa rizqan hasanâ,’” (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Adzkar, [Damaskus: Darul Mallah, 1971 M/1391 H], halaman 194).

Doa ini penting untuk dibaca sebelum memasuki kota kediaman. Dengan doa ini, kita berharap Allah menjadikan kota tersebut sebagai tempat tinggal yang membawa kemaslahatan dan mendatangkan rezeki yang halal. 

Wallahu a‘lam.

Perjalan mudik, perjalanan arus balik dari mudik ke kampung halaman, atau perjalanan apapun itu kadang mengharuskan kita untuk singgah di rest area (tempat istirahat), pom bensin, atau mampir di tempat tertentu. Dalam pada itu, kita dianjurkan untuk membaca doa singgah sebagai berikut:

أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ

A‘ûdzu bi kalimâtillâhit tâmmâti min syarri mâ khalaq.

Artinya, “Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan ciptaan-Nya.”

Doa ini dikutip oleh Imam An-Nawawi dari Shahih Muslim, Al-Muwaththa’, Kitab At-Tirmidzi, dan kitab lain dalam Al-Adzkar berikut ini:

روينا في "صحيح مسلم" و "موطأ مالك" و "كتاب الترمذي" وغيرهم عن خولة بنت حكيم رضي الله عنها قالت: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: "من نزل منزلا ثم قال: أعوذ بكلمات الله التامات من شر ما خلق، لم يضره شئ حتى يرتحل من منزله ذلك"

Artinya, “Diriwayatkan kepada kami di Shahih Muslim, Al-Muwaththa karya Imam Malik, Kitab At-Tirmidzi, dan selain itu dari Khaulah binti Hakim RA, ia berkata, ‘Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Siapa yang singgah/mampir di suatu tempat, lalu ia mengucap ‘A‘ûdzu bi kalimâtillâhit tâmmâti min syarri mâ khalaq,’ niscaya ia tidak dicelakai oleh sesuatu apapun hingga ia beranjak meninggalkan tempat tersebut,’’” (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Adzkar, [Damaskus: Darul Mallah, 1971 M/1391 H], halaman 193).

Doa ini menjadi alternatif untuk dibaca oleh mereka yang menghentikan sementara kendaraannya di rest area, di bahu jalan, atau di sebuah tempat sebelum melanjutkan perjalanan. 

Wallahu a‘lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar