Inilah 7 Ciri-ciri Masjid Wahabi, Hati-hati Agar Tidak Salah Pilih




Gencarnya dakwah Wahabi memang cukup meresahkan. Gerakan mereka hampir berada di segala lini baik di dunia maya maupun dunia nyata. Salah satu keberhasilan mereka di dunia nyata yaitu merebut masjid-masjid yang dimiliki oleh kelompok Ahlussunnah atau mendirikan masjid sendiri sesuai dengan standart mereka.

Karena Wahabi senang dagangan sunnah, masjidpun mereka stempel dengan kata sunnah untuk mencari jamaah. Dengan stempel sunnah, masjid tersebut mereka anggap sebagai masjid yang sesuai ajaran Nabi.

Di luar setempel masjid sunnah, berarti masjid bidโ€™ah atau masjid yang tidak ada contoh dari Nabi. Tentunya yang mereka anggap masjid bidโ€™ah adalah masjid Aswaja. Lebih khususnya masjid NU.

Nah, agar tidak salah pilih masjid berkut adalah beberapa ciri-ciri masjid Wahabi yang berstempel โ€œMasjid Sunnahโ€ padahal hanya untuk menipu umat.

1. Masjid Wahabi anti tilawah, shalawat, murattal atau puji-pujian, setelah adzan, karena menurut mereka itu adalah bidโ€™ah. Wahabi akan merasa terganggu dengan suara bacaan Al-Qurโ€™an.

Benarkah bacaan shalawat atau puji-pujian setelah adzan adalah bidโ€™ah tercela? Al-Hafizh as-Sakhawi berkata:

ูˆูŽู‚ูŽุฏู ุงุฎู’ุชูู„ูููŽ ูููŠู’ ุฐูŽู„ููƒูŽ ู‡ูŽู„ู’ ู‡ููˆูŽ ู…ูุณู’ุชูŽุญูŽุจูŒู‘ ุฃูŽูˆู’ ู…ูŽูƒู’ุฑููˆู’ู‡ูŒ ุฃูŽูˆู’ ุจูุฏู’ุนูŽุฉูŒ ุฃูŽูˆู’ ู…ูŽุดู’ุฑููˆู’ุนูŒ ูˆูŽุฃุณู’ุชูุฏูู„ูŽู‘ ู„ูู„ุฃูŽูˆูŽู‘ู„ู ุจูู‚ูŽูˆู’ู„ูู‡ู ุชูŽุนูŽุงู„ู‰ูŽ : ูˆูŽุงูู’ุนูŽู„ููˆุง ุงู„ู’ุฎูŽูŠู’ุฑูŽ ุŒ ูˆูŽู…ูŽุนู’ู„ููˆู’ู…ูŒ ุฃูŽู†ูŽู‘ ุงู„ุตูŽู‘ู„ุงูŽุฉูŽ ูˆูŽุงู„ุณูŽู‘ู„ุงูŽู…ูŽ ู…ูู†ู’ ุฃูŽุฌูŽู„ูู‘ ุงู„ู’ู‚ูุฑูŽุจู ู„ุงูŽ ุณููŠูŽู‘ู…ูŽุง ูˆูŽู‚ูŽุฏู’ ุชูŽูˆูŽุงุฑูŽุฏูŽุชู’ ุงู’ู„ุฃูŽุฎู’ุจูŽุงุฑู ุนูŽู„ู‰ูŽ ุงู„ู’ุญูŽุซูู‘ ุนูŽู„ู‰ูŽ ุฐูŽู„ููƒูŽ ู…ูŽุนูŽ ู…ูŽุง ุฌูŽุงุกูŽ ูููŠ ููŽุถู’ู„ู ุงู„ุฏูู‘ุนูŽุงุกู ุนูŽู‚ูุจูŽ ุงู’ู„ุฃูŽุฐูŽุงู†ู ูˆูŽุงู„ุซูู‘ู„ูุซู ุงู’ู„ุฃูŽุฎููŠู’ุฑู ู…ูู†ูŽ ุงู„ู„ูŽู‘ูŠู’ู„ู ูˆูŽู‚ูุฑู’ุจู ุงู„ู’ููŽุฌู’ุฑู ูˆูŽุงู„ุตูŽู‘ูˆูŽุงุจู ุฃูŽู†ูŽู‘ู‡ู ุจูุฏู’ุนูŽุฉูŒ ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉูŒ ูŠูุคู’ุฌูŽุฑู ููŽุงุนูู„ูู‡ู ุจูุญูุณู’ู†ู ู†ููŠูŽู‘ุชูู‡ู. (ุงู„ุญุงูุธ ุงู„ุณุฎุงูˆูŠุŒ ุงู„ู‚ูˆู„ ุงู„ุจุฏูŠุน ููŠ ุงู„ุตู„ุงุฉ ุนู„ู‰ ุงู„ุญุจูŠุจ ุงู„ุดููŠุนุŒ 280).

โ€œPembacaan shalawat menjelang shalat tersebut diperselisihkan, apakah dihukumi sunnah, makruh, bidโ€™ah, atau disyariโ€™atkan? Pendapat yang pertama berdalil dengan firman Allah: โ€œKerjakanlah semua kebaikan.โ€ Telah dimaklumi bahwa membaca shalawat dan salam termasuk ibadah sunnah yang paling agung, lebih-lebih telah datang sekian banyak hadits yang mendorong hal tersebut, serta hadits yang datang tentang keutamaan berdoa setelah adzan, sepertiga malam dan menjelang fajar. Pendapat yang benar adalah, bahwa hal tersebut bidโ€™ah hasanah (kreativitas bagus), yang pelakunya diberi pahala dengan niatnya yang baik.โ€ (Al-Hafizh as-Sakhawi, al-Qaul al-Badiโ€™, hal. 280).

2. Wahabi menganggap bahwa meluruskan shaf saat shalat harus dengan menempel antar kaki jamaah. Kalau belum menempel maka dianggap shalatnya tidak sempurna.

Lantas benarkah kesempurnaan shalat dilihat dari menempelnya kaki antar jamaah sebagaimana anggapan Wahabi? Tidak benar, sebab dalam riwayat yang menempelkan kaki hanya seorang sahabat. Tidak semua sahabat nabi melakukannya. 

Hanya seorang sahabat, entah siapakah sahabat itu tidak dijelaskan dalam keterangan, satu orang sahabat tidak bisa diambil hujjah.....

Berikut dalilnya:

ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุนูŽู…ู’ุฑููˆ ุจู’ู†ู ุฎูŽุงู„ูุฏู ู‚ูŽุงู„ูŽ: ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุฒูู‡ูŽูŠู’ุฑูŒ ุนูŽู†ู’ ุญูู…ูŽูŠู’ุฏู ุนูŽู†ู’ ุฃูŽู†ูŽุณู ุจู’ู†ู ู…ูŽุงู„ููƒู ุนูŽู†ู ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ: ุฃูŽู‚ููŠู…ููˆุง ุตููููˆููŽูƒูู…ู’ ููŽุฅูู†ู‘ููŠ ุฃูŽุฑูŽุงูƒูู…ู’ ู…ูู†ู’ ูˆูŽุฑูŽุงุกู ุธูŽู‡ู’ุฑููŠ ูˆูŽูƒูŽุงู†ูŽ ุฃูŽุญูŽุฏูู†ูŽุง ูŠูู„ู’ุฒูู‚ู ู…ูŽู†ู’ูƒูุจูŽู‡ู ุจูู…ูŽู†ู’ูƒูุจู ุตูŽุงุญูุจูู‡ู ูˆูŽู‚ูŽุฏูŽู…ูŽู‡ู ุจูู‚ูŽุฏูŽู…ูู‡ูยป

Dari Anas bin Malik dari Nabi Muhammad shallallah alaih wasallam: โ€Tegakkanlah shaf kalian, karena saya melihat kalian dari belakang pundakku.โ€ Ada seorang di antara kami yang menempelkan bahunya dengan bahu temannya dan telapak kaki dengan telapak kakinya.(HR. Al-Bukhari)

3. Masjid Wahabi tidak terdapat tasbih karena mereka menganggap bahwa biji tasbih adalah tasyabbuh bil kuffar (menyerupai orang kafir) dan tak ada contohnya dari Nabi.

Benarkah klaim Wahabi bahwa memakai tasbih menyerupai orang kafir? Mufti al-Azhar, Syekh Athiyah Shaqr menjawab:

๏ปญ๏บ‡๏ปŸ๏ปฐ ๏บŸ๏บŽ๏ปง๏บ ๏บ‡๏ป—๏บฎุง๏บญ ุง๏ปŸ๏ปจ๏บ’๏ปฐ ๏บป๏ป ๏ปฐ ุง๏ปŸ๏ป ๏ปช ๏ป‹๏ป ๏ปด๏ปช ๏ปญ๏บณ๏ป ๏ปข ๏ปŸ๏ปฌ๏บฌุง ุง๏ปŸ๏ปŒ๏ปค๏ปž ๏ปญ๏ป‹๏บช๏ปก ุง๏ปน๏ปง๏ปœ๏บŽ๏บญ ๏ป‹๏ป ๏ปด๏ปชุŒ ุง๏บ—๏บจ๏บฌ ๏ป‹๏บช๏บฉ ๏ปฃ๏ปฆ ุง๏ปŸ๏บผ๏บค๏บŽ๏บ‘๏บ” ๏ปญุง๏ปŸ๏บด๏ป ๏ป’ ุง๏ปŸ๏บผ๏บŽ๏ปŸ๏บข ุง๏ปŸ๏ปจ๏ปฎ๏ปฏ ๏ปญุง๏ปŸ๏บค๏บผ๏ปฐ ๏ปญ๏ป‹๏ป˜๏บช ุง๏ปŸ๏บจ๏ปด๏ป‚ ๏ปญ๏ป๏ปด๏บฎ๏ปซ๏บŽ ๏ปญ๏บณ๏ปด๏ป ๏บ” ๏ปŸ๏ป€๏บ’๏ป‚ ุง๏ปŸ๏ปŒ๏บช๏บฉ ๏ป“๏ปฐ ุง๏ปŸ๏บ˜๏บด๏บ’๏ปด๏บข ๏ปญ๏ปŸ๏ปข ๏ปณ๏บœ๏บ’๏บ– ๏บ‡๏ปง๏ปœ๏บŽ๏บญ ๏ป‹๏ป ๏ปด๏ปฌ๏ปข

โ€œDi samping Nabi menyetujui terhadap Sahabat yang membaca tasbih dengan batu kecil [HR Abu Dawud] serta Nabi tidak mengingkarinya, ternyata ada banyak Sahabat dan ulama Salaf yang menjadikan batu, kerikil, dan pintalan tali sebagai sarana untuk menghitung bacaan tasbih, dan mereka tidak mengingkarinya.โ€

4. Wahabi mengharamkan Qunut Shubuh karena menurut Wahabi itu adalah bidโ€™ah yang tercela. Lantas benarkah Qunut shubuh hukumnya bidโ€™ah tercela sebagaimana tuduhan Wahabi?

ุนูŽู†ู’ ุฃูŽู†ูŽุณู ุจู’ู†ู ู…ูŽุงู„ููƒู ู‚ูŽุงู„ูŽ ู…ูŽุง ุฒูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ูŠูŽู‚ู’ู†ูุชู ูููŠ ุงู„ู’ููŽุฌู’ุฑู ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ููŽุงุฑูŽู‚ูŽ ุงู„ุฏู‘ูู†ู’ูŠูŽุง (ุฑูˆุงู‡ ุฃุญู…ุฏ ูˆุงู„ุฏุงุฑู‚ุทู†ูŠ)

โ€œDiriwayatkan dari Anas Ibn Malik. Beliau berkata, โ€œRasulullah Saw senantiasa membaca qunut ketika shalat subuh sehingga beliau wafat.โ€ (Musnad Ahmad bin Hanbal, juz III, hal. 162 [12679], Sunan al-Daraquthni, juz II, hal. 39 [9]).

5. Masjid Wahabi tidak ada kaligrafi, karena mereka sangat alergi dengan tulisan seperti itu. Alasan mereka karena Rasulullah Saw tidak pernah mengajarkan kaligrafi sehingga itu adalah bidโ€™ah mungkar.

Padahal menurut ulama Syafiโ€™iyah, kaligrafi pada masjid tidak haram selagi dalam batas kewajaran sebagaimana merujuk pada sejarah:

Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang menjadi khalifah dari tahun 99 H hingga 101 H/717 M hingga 720 M, beliau telah memperluas bangunan masjid Nabawi di Madinah, dan mengarahkan agar ditulis ayat-ayat Al-Quran dengan emas di sepanjang dinding mihrab masjid tersebut. Dan faktanya disana sampai sekarang baik-baik saja.

6. Di Masjid Wahabi tidak ada tradisi salam-salaman setelah shalat karena hal tersebut juga dianggap bidโ€™ah yang bertentangan dengan syariat. Benarkah salaman setelah shalat adalah tradisi tercela sebagaimana menurut Wahabi?

ุนูŽู†ู’ ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ูŠูŽุฒููŠู’ุฏ ุจูู†ู’ ุงูŽุณู’ูˆูŽุฏู’ ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู: ุงูŽู†ูŽู‘ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ุตูู‘ุจู’ุญูŽ ู…ูŽุนูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ุจููŠูู‘ ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนูŽู„ูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ู…ู’. ูˆูŽู‚ุงู„ูŽ: ุซูู…ูŽู‘ ุซูŽุงุฑูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ุงุณู ูŠูŽุฃุฎูุฐูˆู’ู†ูŽ ุจููŠูŽุฏูู‡ ูŠูŽู…ู’ุณูŽุญููˆู’ู†ูŽ ุจูู‡ูŽุง ูˆูุฌููˆู’ู‡ูŽู‡ูู…ู’, ููŽุฃูŽุฎูŽุฐุชู ุจููŠูŽุฏูู‡ู ููŽู…ูŽุณูŽุญู’ุชู ุจูู‡ูŽุง ูˆูŽุฌู’ู‡ููŠู’.(ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุจุฎุงุฑู‰)

โ€œDiriwayatkan dari sahabat Yazid bin Aswad bahwa ia shalat subuh bersama Rasulallah, lalu setelah shalat para jamaah berebut untuk menyalami Nabi, lalu mereka mengusapkan ke wajahnya masing-masing, dan begitu juga saya menyalami tangan Nabi lalu saya usapkan ke wajah saya.โ€ (H.R. Bukhari, hadits ke 3360)

7. Masjid Wahabi tidak ada doโ€™a bersama. Karena menurut mereka doโ€™a bersama adalah bidโ€™ah yang tidak ada dasarnya dalam Al-Qurโ€™an serta tuntunannya dari Nabi Saw. Apakah tepat pendapat Wahabi tersebut?

ุนูŽู†ู’ ุญูŽุจููŠู’ุจู ุจู’ู†ู ู…ูŽุณู’ู„ูŽู…ูŽุฉูŽ ุงู„ู’ููู‡ู’ุฑููŠูู‘ ูˆูŽูƒูŽุงู†ูŽ ู…ูุฌูŽุงุจูŽ ุงู„ุฏู‘ูŽุนู’ูˆูŽุฉู ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ ู‚ูŽุงู„ูŽ: ุณูŽู…ูุนู’ุชู ุฑูŽุณููˆู’ู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูŠูŽู‚ููˆู’ู„ู: ู„ุงูŽ ูŠูŽุฌู’ุชูŽู…ูุนู ู‚ูŽูˆู’ู…ูŒ ู…ูุณู’ู„ูู…ููˆู’ู†ูŽ ูŠูŽุฏู’ุนููˆู’ ุจูŽุนู’ุถูู‡ูู…ู’ ูˆูŽูŠูุคูŽู…ูู‘ู†ู ุจูŽุนู’ุถูู‡ูู…ู’ ุฅูู„ุงู‘ูŽ ุงุณู’ุชูŽุฌูŽุงุจูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุฏูุนูŽุงุกูŽู‡ูู…ู’. ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุทุจุฑุงู†ูŠ ููŠ ุงู„ูƒุจูŠุฑ ูˆ ุงู„ุญุงูƒู… ููŠ ุงู„ู…ุณุชุฏุฑูƒ

Artinya : Dari Habib bin Maslamah al-Fihri RA โ€“beliau seorang yang dikabulkan doโ€™anya-, berkata: โ€œSaya mendengar Rasulullah SAW bersabda: โ€œTidak lah berkumpul suatu kaum Muslimin, lalu sebagian mereka berdoโ€™a, dan sebagian lainnya mengucapkan amin, kecuali Allah pasti mengabulkan doโ€™a mereka.โ€ (HR. al-Thabarani dalam al-Muโ€™jam al-Kabir, dan al-Hakim dalam al-Mustadrak).

Dari sini jelas bahwa klaim Masjid Sunnah hanyalah akal-akalan kelompok Wahabi saja yang tujuannya untuk menarik perhatian jamaah awam. Padahal sejatinya masjid merekalah yang sangat jauh dari kata sunnah. 

Wallahuaโ€™lam bisshawab.