Rasulullah Tidak Ajarkan Dakwah Berisi Caci Maki
Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) menegaskan bahwa Rasulullah tidak pernah mengajarkan cara-cara dakwah yang berisi caci maki dan angkuh dalam menyampaikan pesan-pesan dakwahnya.
"Caci maki, mencela, angkuh itu bukan cara dakwah Rasulullah," kata Ustadz Muhammadiyah Imaduddin kepada NU Online di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Senin (1/10).
Sebaliknya, Rasulullah dalam berdakwah itu dengan hikmah atau keteladanan, nasihat atau pelajaran yang baik, dan menyampaikan kebenaran tanpa menyinggung sasaran dakwah. Hal tersebut sebagaimana disebutkan Al-Qur'an dalam surat An-Nahl ayat 125. Dalam interaksi, Rasulullah juga memakai kata-kata yang lembut.
"Makanya Rasulullah menjadi teladan sebagaimana disebutkan Al-Qur'an, Laqad kana lakum fi Rasulillahi uswatun hasanah," ucapnya.
Cara dakwah Rasulullah tersebut diteruskan oleh Wali Songo dalam mengislamkan masyarakat Nusantara. Wali Songo tidak menghilangkan bentuk tradisi lokal yang masih dipengaruhi kebudayaan Hindu-Budha. Mereka mempertahankan dan hanya memasukkan nilai-nilai Islam. Wali Songo berbaur dengan masyarakat dan memandangnya dengan pandangan kasih sayang.
"Walisongo mensinergikan antara Islam dan tradisi lokal. Itulah apa yang disebutkan dengan Islam Nusantara," jelasnya.
Ia mengatakan, dakwah yang bermuatan caci maki dan menonjolkan keangkuhan tidak akan berhasil dalam menyasar sasaran dakwahnya, bahkan hal itu menimbulkan benih-benih radikalisme yang pada akhirnya merusak tatanan sosial.
"Dalam sejarah tidak ada dakwah yang sukses, yang berisi caci maki dan angkuh," ucapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar