"MALAM JUMAT SUNAH RASUL" BENARKAH?
Sering sekali kita mendengar “Malam Jumat Rek.., waktunya sunah rasul hoy.. ๐,” atau sedikit rasial “Ayo membunuh Yahudi.. ๐,” dan banyak istilah lain dengan makna serupa.
Semua istilah itu kerap diartikan sebagai aktivitas hubungan suami-istri.
Padahal kalau kita melihat pernyataan para ulama;
ูููุณ ูู ุงูุณูุฉ ุงุณุชุญุจุงุจ ุงูุฌู
ุงุน ูู ููุงู ู
ุนููุฉ ูุงูุงุซููู ุฃู ุงูุฌู
ุนุฉ، ูู
ู ุงูุนูู
ุงุก ู
ู ุงุณุชุญุจ ุงูุฌู
ุงุน ููู
ุงูุฌู
ุนุฉ
Artinya, “Di dalam sunah tidak ada anjuran berhubungan seksual suami-istri di malam-malam tertentu, antara lain malam Senin atau malam Jumat. Tetapi hanya segelintir ulama menyatakan anjuran hubungan seksual di malam Jumat,” (Syekh Wahbah Az-Zuhayli, Al-Fiqhul Islami wa Adillatuh, juz 3 halaman 556).
Keterangan Syekh Wahbah Az-Zuhayli ini dengan terang menyebutkan bahwa sunah Rasulullah tidak menganjurkan hubungan suami-istri secara khusus di malam Jumat. Kalau pun ada anjuran, itu datang dari segelintir ulama yang didasarkan pada hadits Rasulullah SAW dengan redaksi, "Siapa saja yang mandi di hari Jumat, maka..."
Dari sini kemudian sebagian ulama itu menafsirkan kesunahan hubungan badan suami-istri malam Jumat. Tetapi sekali lagi kesunahan itu didasarkan pada interpretasi, bukan atas anjuran Rasulullah secara verbal.
Adapun kesunahan yg dianjurkan di malam Jumat adalah memperbanyak shalawat nabi, membaca surat Yasin, Al-Jumuah, Al-Kahfi, Al-Waqiah, istighfar, dan mendoakan orang-orang beriman yang telah wafat sebagaimana amaliah kita sebagai warga NU.
Dah gitu aja ๐๐๐๐.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar