ANAK NAKAL, BAGAIMANA CARA MENGATASINYA?
============================
Mendidik anak merupakan perkara yang mulia, namun seperti dalam istilah orang, gampang-gampang susah. Karena di satu sisi, setiap orang tua tentu menginginkan anaknya tumbuh dengan ahklak dan tingkah laku terpuji, tapi disisi lain mayoritas orang tua terlalu dikuasai rasa tidak tega untuk tidak mengikuti semua kemauan sang anak, sampai pun dalam hal-hal yang akan merusak pembinaan ahklaknya.
Sebagai orang yang beriman kepada Allah, kita harus meyakini bahwa sebaik-baik nasehat untuk kebaikan hidup kita dan keluarga adalah petunjuk yang di turunkan oleh Allah dalam al-qur’an dan sabda-sabda nabi-Nya.
Dalam hal yang berhubungan dengan pendidikan anak,secara khusus Allah mengingatkan orang-orang yang beriman akan besarnya fitnah yang timbul akibat kecintaan yang melampaui batas terhadap mereka. Allah berfirman :
يأيهالذين ءامنوا إن من إزوجكم وأولدكم عدوّا لّكم فاحذروهم….
“Hai orang-orang yang beriman , sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka…”(Q.S. at-taghabun/64:14)
FENOMENA KENAKALAN ANAK
Kenakalan anak (remaja) sudah menjadi problema besar yang cukup memusingkan dan menjadi beban pikiran para orang tua dan pendidik, karena fenomena ini cukup merata dan di keluhkan oleh mayoritas masyarkat, tidak terkecuali kaum muslimin.
Tapi kenyataan pahit yang terjadi, dengan dalih upaya mengatasi fenomena buruk tersebut, sebagian besar orang (kaum muslimin) justru lebih percaya dan kagum terhadap teori-teori (metode pendidikan anak yang diajarkan oleh orang-orang barat, yang notabene tidak beriman kepada Allah dan tidak mengenal keagungan-Nya, sehingga mereka rela mencurahkan waktu, dan tenaga besar untuk mengaplikasikan teori-teori tersebut pada anak-anak mereka.
Mereka lupa bahwa orang-orang kafir tersebut sendiri tidak mengetahui dan mengusahakan kebaikan untuk diri mereka sendiri, karena mereka telah sangat jauh berpaling dan lalai dari mengenal kebesaran Allah yang menciptakan mereka, sehingga Allah menjadikan mereka lupa kepada segala kebaikan dan kemuliaan untuk diri mereka sendiri.
Allah berfirman :
ولا تكونوا كالذين نسو الله فأنسهم أنفسهم أولئك هم المفسقون
“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa (lalai)kepada Allah, maka Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri , mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS.al –Hasyr/59:19)
Karena dia lalai dari mengingat Allah, maka keadaan dan hatinya pun melampaui batas (menjadi rusak), sehingga dia tidak memerhatikan sedikitpun kebaikan, kesempurnaan serta kesuciaan jiwa dan hatinya, bahkan (kondisi) hatinya (menjadi) tak menentu dan tak terarah, keadaannya melampui batas, kebingungan serta tidak mendaptkan petunjuk kejalan( yang benar).”
Maka orang yang seperti ini keadaannya, apakah bisa diharapkan memberikan bimbingan kebaikan untuk orang lain, sedangkan untuk dirinya sendiri saja kebaikan tersebut tidak bisa di usahakannya? mungkinkah orang seperti ini keadaannya akan merumuskan dengan pikirannya metode pendidikan anak yang baik dan benar, padahal pikiran mereka jauh dari petunjuk Allah dan memahami kebenaran yang hakiki? .
SEBAB –SEBAB KENAKALAN ANAK
Termasuk sebab pertama yang memicu penyimpangan akhlak pada anak, bahkan pada semua manusia secara umum adalah godaan setan yang telah bersumpah di hadapan Allah untuk menyesatkan manusia dari jalan-Nya yang lurus.
Dalam upayanya untuk menyesatkan manusia dari jalan yang benar, setan berusaha menanamkan benih-benih kesesatan pada diri manusia sejak pertama kali mereka dilahirkan kedunia ini, untuk memudahkan usahanya selanjutnya setelah manusia itu dewasa.
Dalam sebuah hadist Qudsi, Allah berfirman :
وإني خلقت عبادي حنفاء كلهم وإنهم أتتهم الشياطين فاجتالتهم عن دينهم
…dan sesungguhnya Aku menciptakan hamba-hamba-Ku semuanya dalam keadaan hanif (suci dan cenderung kepada kebenaran), kkemudian setan mendatangi mereka dan memalingkan mereka dari agama mereka(islam).
Perhatikanlah hadist yang agung ini, bagaimana setan berupaya keras untuk menyesatkan manusia sejak mereka di lahirkan kedunia ini, padahal bayi yang baru lahir belum mengenal nafsu, pesona dunia dan godaan –godaan duniawi lainnya.
Disamping sebab utama di atas, ada faktor-faktor lain yang memicu dan mempengaruhi penyimpangan ahklak pada anak, berdasarkan keterangan dari ayat-ayat al-qur’an dan hadist-hadist rasulullah.
Di antara faktor tersebut adalah sebagai berikut :
pengaruh didikan buruk orang tua
rasulullah bersabda :
“Semua bayi (manusia) dilahirkan di atas fitrah (kencenderungan menerima kebenaran islam dan tauhid), maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya (beragama) Yahudi,Nashrani atau Majusi”.
Hadist ini yang menunjukkan bahwa semua manusia yang di lahirkan di dunia hatinya cenderung kepada islam dan tauhid, sehingga kalau di biarkan dan tidak di pengaruhi (oleh pemikiran sesat) maka nantinya dia akan menerima kebenaran islam. Akan tetapi, kedua orang tuanyalah yang memberikan pengaruh buruk, bahkan menanamkan kekafiran dan kesyirikan kepadanya.”
(Di antara contoh pengaruh buruk tersebut adalah ) jika seorang tersebut tidak memakai hijab (pakaian yang menutup aurat), tidak menjaga kehormatan dirinya, sering keluar rumah (tanpa ada alasan yang dibenarkan agama), suka berdandan dengan menampakkan ( kecantikannya di depan rumah ), senang bergaul dengan kaum lelaki yang bukan mahramnya, dan lain sebagainya, maka ini (secara tidak langsung) merupakan pendidikan (merupakan pendidikan (yang berupa) praktek (nyata) bagi anaknya, (untuk mengarahkannya kepada )penyimpangan (akhlak) dan memalingkannnya dari pendidikan baik yang membuahkan hasil yang terpuji ,berupa (kesadaran untuk)memakai hijab (pakaian yang menutup aurat ), menjaga kehormatan dan kesucian diri, serta (memiliki) rasa malu, inilah yang di namakan dengan ‘penanaman pendidikan pada fitrah ( manusia )’.
Pengaruh lingkungan dan teman bergaul yang buruk
Rasulullah bersabda: “perumpamaan teman duduk (bergaul) yang baik dan teman duduk (bergaul) yang buruk (adalah ) seperti pembawa (penjual) minyak wangi dan peniup al-kir (tempat menempa besi), maka penjual minyak wangi bisa jadi dia memberimu minyak wangi, atau kamu membeli (minyak wangi darinya), atau minimal kamu akan mencium aroma yang harum darinya. Sedangkan peniup al-kir (tempat menempa besi) bisa jadi (apinya) akan membakar pakaianmu atau (minimal)kamu akan mencium aroma yang tidak sedap darinya”.
Sumber bacaan dan tontonan
Umumnya, jiwa anak-anak masih polos, sehingga sangat mudah terpengaruh dan mengikuti apapunyang di lihat dan di dengarnya dari sumber bacaan atau tontonan yang ia saksikan . apalagi memang kebiasaan meniru dan mengikuti orang lain meruapakn salah satu watak bawaan manusia sejak lahir.
Oleh karena itulah metode pendidikan dengan menampilkan contoh figur untuk di teladani adalah termasuk salah satu metode pendidikan yang sangat efektif dan bermanfaat.
CARA MENGATASI KENAKALAN ANAK MENURUT SYARIAT ISLAM
Solusi terbaik untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menerapkan pendidikan yang sesuai dengan syariat islam kepada anak-anak, karena memang Allah menurunkan syariatnya untuk kebaikan dan kebahagiaan hidup manusia. Allah berfirman :
يأيهاالذين ءامنوا استجيبوا لله وللرسول إذا دعا كم لما يحييكم…
“Hai orang-oarng yang beriman , penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul-Nya yang mengajak kamu kepada suatu yang memberi (kemaslahatan /kebaikan) hidup bagimu.” (QS.al-Anfal/9:24)
Oleh sebab itu ,islam sangat menekankan kewajiban mendidik anak dengan sistem pendidikan yang bersumber dari pentunjuk Allah.
BEBERAPA CONTOH CARA MENDIDIK ANAK YANG NAKAL
Syariat islam yang agung mengajarkan umatnya beberapa cara pendidikan bagi anak yang bisa di tempuh untuk meluruskan penyimpangan ahklaknya.
Teguran dan nasihat yang baik
Ini termasuk metode pendidikan yang sangat baik dan bermanfaat untuk meluruskan kesalahan anak. Metode ini sering dipraktikkan langsung nabi muhammad, misalnya ketika melihat seorang anak kecil menjulurkan tangannya ke berbagai sisi nampan makanan saat makan, maka beliau ﷺ bersabda: ”wahai anak kecil sebutlah nama Allah (sebelum makan), dan makanlah dengan tangan kananmu, serta makanlah (makanan)yang ada di hadapan mu”.
Menggantungkan tongkat atau alat pemukul lainnya di dinding rumah
Manfaat pembinaan dengan cara ini agar anak-anak takut melakukan hal-hal yang tercela. Nabi muhammad mengajarkan ini dalam sabda beliau : ”Gantungkanlah cambuk (alat pemukul) di tempat yang terlihat oleh penghuni rumah, karena itu merupakan pendidikan bagi mereka”.
Dan masih banyak cara pendidikan anak yang di contohkan dalam hadist-hadist Rasulullah ﷺ.
BOLEHKAH MEMUKUL ANAK YANG NAKAL UNTUK MENDIDIKNYA?
Rasulullah ﷺ bersabda: ”perintahkanlah kepada anak-anakmu untuk (melaksanakan)shalat(lima waktu) sewaktu mereka berumur tujuh tahun dan pukulah mereka karena meninggalkan) shalat (lima waktu) jika mereka (telah) berumur sepuluh tahun, serta pisahkanlah tempat tidur mereka”. (HR Malik dalam Muwaththo’).
Hadist ini menunjukkan bolehnya memukul anak untuk mendidik mereka jika mereka melakukan perbuatan yang melanggar syariat ,jika anak tersebut telah mencapai usia bisa menerima pukulan dan mengambil pelajaran darinya, dan ini biasanya di usia sepuluh tahun, dengan syarat pukulan tersebut tidak terlalu keras dan tidak pada wajah.
Adapun memberikan sesuatau yang pedas(di mulutnya), ini tidak boleh, karena ini bisa jadi mempengaruhinya(mencelakakannya). Berbeda dengan pukulan yang di lakukan pada badan, tidak mengapa di lakukan jika anak tersebut bisa mengambil pelajaran darinya, dan tentu saja pukulan tersebut tidak terlalu keras.
Untuk anak yang berusia kurang dari sepuluh tahun, hendaknya di lihat kondisinya, karena Rasulullah hanya membolehkan memukul anak berusia sepuluh tahun dengan alasan meninggalkan shalat. Maka yang berumur dari sepuluh tahun hendaknya di lihat dari kondisinya, terkadang seorang anak kecil yang belum mencapai usia sepuluh tahun memiliki pemahaman (yang baik), kecerdasan dan tubuh yang besar (kuat)sehingga bisa menerima pukulan , celaan dan pelajaran drinya(maka anak seperti ini boleh di pukul), dan terkadang ada anak kecil yang tidak seperti itu (maka ini tidak boleh di pukul)”.
CARA-CARA MENGHUKUM ANAK YANG TIDAK DI BENARKAN DALAM ISLAM
Di antara cara tersebut adalah:
Memukul wajah
Di larang oleh rasulullah dalam sabda beliau: ”jika salah seorang dari kalian memukul, hendaknya dia menjauhi (memukul) wajah.”
Memukul terlalu keras sehinnga berbekas
Ini juga di larang oleh Rasulullah dalam hadist yang sahih.
Memukul dalam keadaan sangat marah
Ini juga di larang karena di khawatirkan lepas kontrol sehinnga berpotensi menimpakan pukulan secara berlebihan .
Dari Abu Mas’ud al-Badri dia berkata :
“(suatu hari) aku memukul budakku, dengan cemeti, maka aku mendengar suara (teguran)dari belakangku “ketauhilah wahai Abu Mas’ud!”. Tapi aku tidak mengenali sura tersebut karena kemarahan(yang sangat). Ketika pemilik suara itu mendekat kepadaku , ternyata orang tersebut adalah Rasulullah dan beliau yang berkata : “ketauhilah Abu Mas’ud, ketauhilah Abu Mas’ud !”. maka aku melempar cemeti itu dari tanganku, kemudian beliau bersabda: ”ketauhilah wahai Abu Mas’ud ! sesungguhnya Allah lebih mampu untuk (menyiksa) kamu dari pada kamu terhadap budak ini”. Maka aku pun berkata : ” aku tidak akan memukul budak selamanya setelah (hari)ini.
Bersikap terlalu keras dan kasar
Sikap ini jelas bertentangan dengan sikap lemah lembut yang merupakan sebab datangnya kebaikan, sebagaimana sabda Rasulullah: barang siapa yang terhalangi dari (sifat lemah lembut, maka (sungguh), dia akan terhalangi dari (mendapat)kebaikan.
Emosi yang berlebihan
Ini juga di larang karena bertentangan dengan petunjuk Rasulullah : ” bukanlah orang yang kuat itu (di ukur) dengan (kekuatan) bergulat (berkelahi), akan tetapi orang yang kuat adalah yang mampu menahan dirinya ketika marah”.