NGERI JUGA SYETAN KALAU GANGGU PARA WALI, JIKA TIDAK ALIM SYARIAT GAMPANG DISESATKAN
Syaikh Abdul Qadir al-Jailani bercerita:
اشْتَدّ عليّ الحرُّ فِي بَعْضِ الْأَسْفَارِ يَوْمًا ، حَتَّى كِدْتُ أَنْ أَمُوتَ عَطَشًا ، فظللتني سَحَابَةٌ سَوْدَاء ، وهبّ عَلَيَّ مِنْهَا هَوَاء ، حَتَّى دَارَ رِيقِي فِي فَمِي ، وَإِذَا بِصَوْتٍ يناديني مِنْهَا : يَا عَبْدَ الْقَادِرِ ، أَنَا رَبُّك ، فَقُلْتُ لَهُ : أَنْتَ اللَّهُ الَّذِي لَا إلَهَ إلَّا هُوَ ؟ ! قَال : فَنَادَانِي ثَانِيًا ، فَقَال : يَا عَبْدَ الْقَادِرِ ! أَنَا رُّبِّك ! وَقَد أَحْلَلْت لَك مَا حرَّمت عَلَيْك ! قَال : فَقُلْتُ لَهُ : كَذَبْتَ ؛ بَلْ أَنْتَ الشَّيْطَان ! قَال : فتمزّقت تِلْكَ السّحَابَةُ ، وَسَمِعْت مِنْ وَرَائِي قَائِلًا : يَا عَبْدَ الْقَادِرِ ، نَجَوْت منّي بفقهك فِي دِينِك ، لَقَد فَتَنْتُ بِهَذِهِ الْحِيلَةِ قَبْلَك سَبْعِينَ رَجُلًا
“Suatu hari pada sebuah perjalananku, aku merasakan panas yang sangat menyengat. Sampai-sampai aku hampir mati kehausan. Kemudian ada awan hitam menaungiku. Angin dari awan itu bertiup menerpaku, hingga air liurku pun terasa berputar dalam mulutku. Tiba-tiba saja dari arah awan itu ada suara yang menyeru ; “Wahai Abdul Qodir, aku adalah rabbmu.”
Maka aku pun bertanya kepadanya ; “Engkaukah Allah yang tidak ada ilah yang haq selainNya?”
Kemudian ia kembali menyeruku untuk yang kedua kalinya: “Wahai Abdul Qodir, aku adalah rabbmu. Aku telah menghalalkan apa yang diharamkan bagimu.”
Maka aku pun berkata ; “Engkau dusta, bahkan engkau adalah setan”
Lantas kemudian awan itu pun buyar, dan aku mendengar seorang berkata dari arah belakangku: “Wahai Abdul Qodir engkau telah selamat dariku dengan pengetahuanmu terhadap agamamu. Padahal aku telah menyesatkan 70 orang dengan cara ini.”
Setelah kejadian itu ditanyakan kepada Syaikh Abdul Qodir: “Bagaimana engkau tahu bahwa dia adalah setan?”
Beliau menjawab: “Tatkala ia mengatakan ; “Aku telah menghalalkan bagimu.” Karena setelah wafatnya Rasulullah tidak ada lagi penghalalan serta pengharaman.”
Sebagian ulama berkata, Syekh Abdul Qadir Jailani selamat dari gangguan Syetan karena beliau sangat Alim syariat: Tidak mungkin Allah Swt. berbentuk makhluq yaitu awan. Dan tidak mungkin beliau mendapatkan kemurahan itu, sementara Rasulullah Saw. yg sebaik²nya makhluq saja tidak mendapatkan kemurahan tsb. bahkan masih sangat menjaga Syariat.
Sumber: Fiqhud Da’wah wa Tazkiyatun Nufus: 113-114.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar