Kamis, 11 Maret 2021

ANALOGI SEDERHANA ISRA' MI'RAJ SEPERTI SEMUT MENYELINAP DI KANTONG BAJU

ANALOGI SEDERHANA ISRA' MI'RAJ SEPERTI SEMUT MENYELINAP DI KANTONG BAJU 
==============================


Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW merupakan sebuah peristiwa yang menghebohkan bangsa Arab kala itu. 

Perjalanan Nabi SAW dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina lalu naik ke langit untuk berdialog dengan Allah SWT dan kembali lagi ke muka bumi.    “Pertanyaannya, mengapa peristiwa ini spektakuler, karena perjalanan sangat jauh sementara waktu ditempuh sangat ringkas, bukan satu malam melainkan sebagian malam saja,” ucap Ustadz Dasad Latif pada acara peringatan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW di Kementrian Agama RI, Rabu (10/3).   

Maka dari itu, sambung ustadz yang berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan itu, ketika Nabi Muhammad SAW menceritakan peristiwa yang dialaminya tersebut, hampir tidak ada yang percaya, karena tidak masuk akal suatu perjalanan dari Makkah ke Palestina hanya dilampaui selama setengah malam.   

“Bahkan Abu Jahal dan Abu Lahab berkata, saudara-saudaraku penduduk Makkah, inikah Muhammad yang kau yakini sebagai Nabi, ternyata ia sudah gila. Katanya dari Masjidil Aqsa tadi malam, (tapi) hari ini ada lagi di Makkah,” ungkap dai kondang yang juga dosen tetap Universitas Hasanuddin Makassar ini.  

 Ketidakpercayaan mereka disebabkan pada masa itu kendaraan yang biasa digunakan adalah onta. Sedangkan perjalanan paling cepat dengan onta dari Makkah ke Palestina membutuhkan waktu satu bulan untuk pergi dan satu bulan untuk pulang, artinya memakan waktu dua bulan. 

Menurut Dasad, mereka tidak tahu bahwa perjalanan Isra' Mi'raj ini bukan kehendak Nabi SAW melainkan kehendak Allah SWT. 

Secara sederhana, analogi yang menggambarkan hal tersebut adalah semut yang menyelinap di kantong baju Menteri Agama RI.   “Contoh sederhana, beberapa saat yang lalu, pak Menteri (Agama) pergi ke Jawa Timur. Pagi berangkat, sesampainya di Jawa Timur waktu zuhur, kemudian bertemu dengan para pegawai. Selesai dari situ (beliau) balik lagi ke Jakarta,” ujar dia saat menyampaikan ceramahnya di depan Menag.   

“Ternyata tanpa sepengatahuan pak Menteri ada semut ikut di kantong beliau, begitu sampai rumah dibukalah bajunya, keluar semut itu dari kantong dan dia berpidato,” sambungnya.   Saudara-saudara sekalian bangsa semut, lanjut dia sambil memperagakan soal pidato semut, baru saja saya pulang dari Surabaya. 

Lalu kawanan semut lain banyak yang tidak percaya, tidak mungkin seekor semut bisa selamat sampai ke Surabaya dan kembali lagi ke Jakarta.   “Kata semut satunya, jam berapa kau pergi mut? ia jawab baru tadi pagi. Lah, malam ini kau ada lagi di Jakarta, tidak masuk di akalku. Kau saja, (apabila) baru keluar dari parkiran rumah dinas menteri, kau pasti diinjak mobil,” kisahnya.

“(Kemudian) kata semut yang ikut di kantongnya pak Menteri, ini bukan saya yang jalan, saya ikut bersama pak Menteri di kantongnya, dari rumah ke bandara (lalu) naik pesawat, pulang juga begitu. Betul saya tidak keluar dari kantongnya, tapi betul saya baru saja dari Surabaya,” ungkap Dasad mengenai gambaran peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW.   

Menurutnya, analogi tersebut bisa kita maknai tentang peristiwa Isra' Mi'raj itu bahwa Nabi tidak berjalan dengan kehendaknya sendiri, melainkan beliau diperjalankan oleh Allah sesuai kehendak dan kekuasaannya.   Sekilas berdasarkan kajian hukum fisika, hal itu tidak masuk akal, karena hukum fisika menyebutkan bahwa semakin jauh jarak tempat maka akan semakin panjang perjalanannya. 

Akan tetapi, kalau Allah sudah berkehendak, hal apapun yang tidak masuk akal akan mungkin terjadi.   “Siapa yang jalan, bukan semut, lalu siapa, yaitu pak Menteri. Semut yang menumpang di kantongnya pak Menteri. Begini mestinya kita memaknai kejadian Isra' dan Mi'raj,” tukasnya.   

Acara yang bertema Spirit Isra' Mi'raj dalam Membangun Moderasi Beragama ini disiarkan secara virtual melalui kanal Youtube Kemenag RI. Selain Menteri Agama RI, H Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut), hadir pula pada acara tersebut Wakil Presiden RI KH Maruf Amin melalui siaran virtual.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar