Jumat, 12 Maret 2021

ASAL-USUL DAN PENJELASAN KALIMAT AAMA BA'DU

ASAL-USUL DAN PENJELASAN KALKMAT AAMA BA'DU
==================================
Kita sering mendengar penceramah atau membaca tulisan dalam kitab-kitab yang dibuka dengan basmalah, hamdalah, shalawat dan salam, lalu dipungkasi dengan kalimat โ€œamma baโ€™duโ€ sebelum kemudian melanjutkan pembahasan berikutnya.  Menurut aturan dasar gramatika bahasa Arab (ilmu nahwu), pada kalimat ุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุจูŽุนู’ุฏู terdiri dari dua lafaz, yaitu ุฃู…ู‘ุง dan ุจุนุฏ.   

Apabila kita urai satu persatu dari kalimat dasarnya maka kita akan menemukan bahwa lafaz ุฃู…ู‘ูŽุง berasal dari kalimat: ู…ูŽู‡ู’ู…ูŽุง ูŠูŽูƒูู†ู’ ู…ูู†ู’ ุดูŽูŠู’ุฆู ุจูŽุนู’ุฏู   Berikut penjelasan lengkap dari Imam al-Baijuri:  

 ูˆุงู„ุฃุตู„ ุงู„ุฃุตูŠู„: ู…ู‡ู…ุง ูŠูƒู† ู…ู† ุดูŠุฆ ุจุนุฏู. ูู€ู€ู€ "ู…ู‡ู…ุง" ุงุณู… ุดุฑุท ู…ุจุชุฏุฃุŒ ูˆูŠูƒู† ูุนู„ ุงู„ุดุฑุทุŒ ูˆู‡ูˆ ู…ุถุงุฑุน "ูƒุงู†" ุงู„ุชุงู…ุฉุŒ ูˆูุงุนู„ู‡ ุถู…ูŠุฑ ู…ุณุชุชุฑ ุชู‚ุฏูŠุฑู‡ "ู‡ูˆ" ูŠุนูˆุฏ ุนู„ู‰ "ู…ู‡ู…ุง" ูˆ "ู…ู† ุดูŠุฆ" ุจูŠุงู† ู„ู…ู‡ู…ุง ูˆุฅู† ูƒุงู† ุดุฃู† ุงู„ุจูŠุงู† ู„ู„ุชุฎุตูŠุต. ูู‚ุฏ ูŠูƒูˆู† ู…ุณุงูˆูŠุง ุฅุดุงุฑุฉ ุฅู„ู‰ ุฃู† ุงู„ู…ุฑุงุฏ ุงู„ุฌู†ุณ ุจุชู…ุงู…ู‡. 

Artinya: โ€œAsalnya ู…ู‡ู…ุง adalah isim syarat yang menjadi mubtadaโ€™, ูŠูƒู† sebagai fiโ€™il syarat, mudhariโ€™ dari madhi ูƒุงู† dengan faโ€™il berupa dhamir mustatar dengan mengira-ngirakan adanya lafaz ู‡ูˆ yang kembali pada ู…ู‡ู…ุง. Sedangkan ู…ู† ุดูŠุฆ sebagai penjelas dari ู…ู‡ู…ุง meskipun sifatnya penjelas adalah takhsish namun juga terkadang mempunyai sifat sama yang menunjukkan kesempurnaan jenis tersebutโ€ (Ibrahim Al-Baijuri, Hasyiyah al-Allamah al-Baijuri ala Jauharotit Tauhid, [Darus Salam: 2002], hlm. 53).   Syekh Ibrahim lebih lanjut menjelaskan:

ูุญุฐูุช "ู…ูŽู‡ู’ู…ูŽุง" ูˆ "ูŠูŽูƒูู†ู’" ูˆ "ู…ู† ุดูŠุฆ" ูˆุฃู‚ูŠู…ุช "ุฃูŽู…ูŽู‘ุง" ู…ู‚ุงู… ุฐู„ูƒุŒ ุซู… ุงู† ุจุนุถู‡ู… ูŠู†ุทู‚ ุจุฐู„ูƒ ูˆูŠู‚ูˆู„ "ุฃู…ุง ุจุนุฏ" ูƒู…ุง ู‡ูˆ ุงู„ุณู†ุฉุŒ ูˆุจุนุถู‡ู… ูŠุญุฐู "ุฃู…ุง" ูˆูŠุฃุชูŠ ุจุฏู„ู‡ุง ุจุงู„ูˆุงูˆุŒ ููŠู‚ูˆู„ "ูˆุจุนุฏ" ูƒู…ุง ู‡ู†ุงุŒ ูุงู„ูˆุงูˆ ู†ุงุฆุจุฉ ุงู„ู†ุงุฆุจ.   

Artinya: โ€œKemudian ู…ู‡ู…ุงุŒ ูŠูƒู†ุŒ ู…ู† ุดูŠุฆ dibuang, lalu ganti dengan ุฃู…ุง untuk menduduki posisi tersebut. 

Berikutnya, sebagian ulama membaca โ€œุฃู…ุง ุจุนุฏโ€ sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Muhammad ๏ทบ. Sebagian ulama lain ada yang membuang ุฃู…ู‘ูŽุง seraya menggantinya dengan wawu, maka menjadi ูˆุจุนุฏ. Wawu di sini berkedudukan menjadi penggantinya pengganti.   

Sekarang membahas pada lafaz baโ€™d. Pembahasan tentang qabl dan baโ€™d (ู‚ุจู„ุŒ ุจุนุฏ) dalam ilmu nahwu cukup panjang. Secara singkat, qabl dan baโ€™d dibaca muโ€™rab (berubah-ubah harakat akhirnya) di tiga tempat. 

Sedangkan pada satu tempat dibaca mabni dlammah yaitu ketika qabl atau baโ€™d di-idhafah-kan kepada lafaz berikutnya namun idhafahnya hanya perkiraan saja (taqdiriyyan), tanpa menunjukkan secara eksplisit.

 ูุฅู† ู†ูˆูŠ ู…ุนู†ู‰ ุงู„ู…ุถุงู ุฅู„ูŠู‡ ุฏูˆู† ู„ูุธู‡ุŒ ุจู†ูŠุง ุนู„ู‰ ุงู„ุถู…ุŒ ู†ุญูˆ: {ู„ูู„ู‡ู ุงู„ู’ุฃูŽู…ู’ุฑู ู…ูู†ู’ ู‚ูŽุจู’ู„ู ูˆูŽู…ูู†ู’ ุจูŽุนู’ุฏู}ุŒ ููŠ ู‚ุฑุงุกุฉ ุงู„ุฌู…ุงุนุฉ.   

Artinya: โ€œJika diniatkan makna mudhaf ilaih tanpa menyebut lafaznya maka dimabnikan dhammah. 

Contohnya adalah ู„ูู„ู‡ ุงู„ู’ุฃูŽู…ู’ุฑู ู…ูู†ู’ ู‚ูŽุจู’ู„ู ูˆูŽู…ูู†ู’ ุจูŽุนู’ุฏู sesuai bacaan qiraah jamaโ€™ah. (Ibnu Hisyam, Audhahul Masalik, [Darul Fikr], juz 3, hlm. 135).   Secara harfiah, amma baโ€™du mempunyai kandungan makna tersirat lebih panjang. 

Ia mengandung pemisah (fashlul khithab) antara pembahasan sebelumnya dengan pembahasan berikutnya. Pada konteks ceramah atau kepenulisan kitab, biasanya kalimat ini digunakan untuk memisah pembahasan antara pembuka yang berisi basmalah, hamdalah, serta shalawat dan salam dengan topik pembahasan berikutnya. 

Sehingga seumpama diartikan secara harfiah dalam sebuah pidato, misalnya, maka mempunyai arti โ€œAdapun setelah untaian basmalah, hamdalah, serta shalawat dan salamโ€. 

Baru kemudian penceramah menyampaikan topik yang sangat jauh dengan urusan hamdalah, shalawat, dan salam.   Dahulu Nabi Muhammad ๏ทบ sering membaca ุฃู…ุง ุจุนุฏ (amma baโ€™du). 

Hal ini terekam di berbagai hadits beliau. Di antaranya pada potongan hadits panjang yang diriwayatkan oleh Ibnu abbas sebagai berikut:   

ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏูŽ ู„ูู„ู‡ูุŒ ู†ูŽุญู’ู…ูŽุฏูู‡ู ูˆูŽู†ูŽุณู’ุชูŽุนููŠู†ูู‡ูุŒ ู…ูŽู†ู’ ูŠูŽู‡ู’ุฏูู‡ู ุงู„ู„ู‡ู ููŽู„ูŽุง ู…ูุถูู„ู‘ูŽ ู„ูŽู‡ูุŒ ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ูŠูุถู’ู„ูู„ู’ ููŽู„ูŽุง ู‡ูŽุงุฏููŠูŽ ู„ูŽู‡ูุŒ ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู’ ู„ูŽุง ุฅูู„ูŽู‡ูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุญู’ุฏูŽู‡ู ู„ูŽุง ุดูŽุฑููŠูƒูŽ ู„ูŽู‡ูุŒ ูˆูŽุฃูŽู†ู‘ูŽ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู‹ุง ุนูŽุจู’ุฏูู‡ู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู„ูู‡ูุŒ ุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุจูŽุนู’ุฏูยป ู‚ูŽุงู„ูŽ: ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ: ุฃูŽุนูุฏู’ ุนูŽู„ูŽูŠู‘ูŽ ูƒูŽู„ูู…ูŽุงุชููƒูŽ ู‡ูŽุคูู„ูŽุงุกู   

Artinya: โ€œSesungguhnya segala puji milik Allah, kami memuja-Nya dan meminta pertolongan kepada-Nya. Barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada kesesatan baginya. Barangsiapa yang disesatkan oleh Allah, tidak ada petunjuk baginya. Saya bersaksi sesungguhnya tidak ada Tuhan yang layak disembah kecuali Allah dengan ke-Esaan-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya. 

Sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. โ€“Amma baโ€™duโ€”Setelah hamdalah dan syahadat (Rasul bersabda) โ€˜ulangilah kalimat-kalimatmu tadi itu kepadaku!โ€™โ€ (HR Muslim).   

Pada hadits di atas pada mulanya Nabi memuji Allah dan lain sebagainya. Namun setelah amma baโ€™da, tiba-tiba Nabi melontarkan kalimat perintah pada salah seorang. 

Ini bisa terjadi dengan mendadak karena sudah ada kalimat pemisah antar paragraf yang tidak ada kaitannya sama sekali. Dan hadits yang terdapat amma baโ€™du-nya cukup banyak.   

Lalu siapakah yang pertama kali mengucapkan โ€œamma baโ€™duโ€™? Apakah Nabi Muhamamd ๏ทบ?   Jawabnya ulama berbeda pendapat. 

Menurut Syekh Ibrahim Al-Baijuri yang mengutip dari kitab Al-Awaโ€™il, dari hadits Abu Musa Alโ€™Asyโ€™ari menyatakan, pendapat yang dianggap paling mendekati kebenaran, yang pertama kali mengucapkan amma baโ€™du adalah Nabi Dawud alaihis salam.   

ูˆุงุฎุชู„ู ููŠ ุฃูˆู„ ู…ู† ู†ุทู‚ ุจู‡ุง ุนู„ู‰ ุฃู‚ูˆุงู„: ุงู‚ุฑุจู‡ุง ุฃู†ู‡ ุฏุงูˆุฏ   

Artinya: โ€œTerjadi perbedaan pendapat pada masalah siapa yang pertama kali mengucapkan itu (kalimat amma baโ€™du) dengan beberapa pendapat. Yang paling mendekati kebenaran adalah Nabi Dawud (sebagai yang pertama)โ€ (Ibrahim Al-Baijuri, 53-54).   

Dalam footnotenya dituliskan: 

  ููู‰ ุงู„ุญุฏูŠุซ ุนู† ุฃุจูŠ ู…ูˆุณู‰ ุงู„ุฃุดุนุฑูŠ: ุงูˆู„ ู…ู† ู‚ุงู„ "ุงู…ุง ุจุนุฏ" ุฏุงูˆุฏ ุงู„ู†ุจูŠ ุนู„ูŠู‡ ุงู„ุณู„ุงู… ู‚ุงู„: ูˆู‡ูˆ ูุตู„ ุงู„ุฎุทุงุจ. ุงุฎุฑุฌู‡ ุงุจู† ุนุงุตู… ููŠ ุงู„ุฃูˆุงุฆู„ (191) ูˆุงู„ุทุจุฑุงู†ูŠ ูู‰ ุฃูˆุงุฆู„ู‡ (40). ูˆููŠ ุงุณู†ุงุฏู‡ ู…ุชุฑูˆูƒ  

 Artinya: โ€œDalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Musa al-Asyโ€™ari โ€˜Orang yang pertama kali membaca amma baโ€™du adalah Nabi Dawud alaihis salam, -beliau mengatakan- itu sebagai pemisah pembicaraan. Dikeluarkan oleh Ibnu Ashim dalam kitab al-Awail (191) dan kitab al-Awail-nya Imam Thabarani (40). Sanadnya matruk.

Wallahu aโ€™lam.      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar