Kamis, 27 Agustus 2020

PUASA TASU'A DAN 'ASYURO

PUASA TASU'A DAN 'ASYURO


Besok Jumat dan Sabtu adalah hari istimewa bertepatan 9-10 Muharram (28-29 Agustus 2020). Umat  Islam dianjurkan berpuasa sebagaimana diperintahkan oleh Rasulullah SAW.

Nabi SAW berpesan dalam hadis yang diriwayatkan Ibnu 'Abbas: "Berpuasalah kalian pada hari 'Asyura dan selisihilah orang-orang Yahudi. Berpuasalah sebelumnya (Tasu'a) atau berpuasalah setelahnya satu hari." (HR Ahmad, HR Al-Baihaqi).

Adapun fadhillah melaksanakan puasa 'Asyura adalah menggugurkan dosa selama setahun lalu. "Dari Abu Qatadah Al-Anshari RA, Rasulullah SAW ditanya tentang puasa hari 'Asyura, maka beliau bersabda: "Puasa 'Asyura dapat menghapuskan dosa-dosa kecil setahun yang lalu". (HR Muslim)

Mengenai puasa Tasu'a (9 Muharram) dilakukan sehari sebelum puasa 'Asyura untuk menyelisihi kaum Yahudi sebagaimana dianjurkan oleh Nabi. Dari Ibnu Abbas RA dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Apabila (usia)-ku sampai tahun depan, maka aku akan berpuasa pada hari kesembilan". (HR Muslim). (Baca Juga: Inilah Beberapa Puasa Sunnah Muharram dan Dalil-dalilnya)

Niat Puasa Tasu'a dan 'Asyura

Niat Puasa Tasu'a (Hari ke-9 Muharram):
ู†ูŽูˆูŽูŠู’ุชู ุตูŽูˆู’ู…ูŽ ุชูŽุงุณููˆู’ุนูŽุงุกูŽ ุณูู†ู‘ูŽุฉู‹ ู„ูู„ู‡ู ุชูŽุนูŽุงู„ู‰

Nawaitu Shouma Taasuu'aa Sunnatan Lillahi Ta'ala

"Saya niat berpuasa Tasu'a (hari kesembilan Muharam) sunnah karena Allah Ta'ala"

Niat Puasa Asyura (Hari ke-10 Muharram):
ู†ูŽูˆูŽูŠู’ุชู ุตูŽูˆู’ู…ูŽ ุนูŽุงุดููˆู’ุฑูŽุงุกูŽ ุณูู†ู‘ูŽุฉู‹ ู„ูู„ู‡ู ุชูŽุนูŽุงู„ู‰

Nawaitu Shouma 'Aasyuuro Sunnatan Lillahi Ta'ala

"Saya niat berpuasa 'Asyuro (hari kesepuluh Muharam) sunnah karena Allah Ta'ala".
 

Allah Ta'ala menjelaskan dalam Al-Qur'an, bahwa Dia telah menjadikan bulan Muharram sebagai salah satu dari empat bulan yang disucikan.

ุฅูู†ู‘ูŽ ุนูุฏู‘ูŽุฉูŽ ุงู„ุดู‘ูู‡ููˆุฑู ุนูู†ู’ุฏูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุงุซู’ู†ูŽุง ุนูŽุดูŽุฑูŽ ุดูŽู‡ู’ุฑู‹ุง ูููŠ ูƒูุชูŽุงุจู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ุฎูŽู„ูŽู‚ูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽุงูˆูŽุงุชู ูˆูŽุงู„ุฃุฑู’ุถูŽ ู…ูู†ู’ู‡ูŽุง ุฃูŽุฑู’ุจูŽุนูŽุฉูŒ ุญูุฑูู…ูŒ ุฐูŽู„ููƒูŽ ุงู„ุฏูู‘ูŠู†ู ุงู„ู’ู‚ูŽูŠูู‘ู…ู ููŽู„ุง ุชูŽุธู’ู„ูู…ููˆุง ูููŠู‡ูู†ู‘ูŽ ุฃูŽู†ู’ููุณูŽูƒูู…ู’ ูˆูŽู‚ูŽุงุชูู„ููˆุง ุงู„ู’ู…ูุดู’ุฑููƒููŠู†ูŽ ูƒูŽุงูู‘ูŽุฉู‹ ูƒูŽู…ูŽุง ูŠูู‚ูŽุงุชูู„ููˆู†ูŽูƒูู…ู’ ูƒูŽุงูู‘ูŽุฉู‹ ูˆูŽุงุนู’ู„ูŽู…ููˆุง ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ู…ูŽุนูŽ ุงู„ู’ู…ูุชู‘ูŽู‚ููŠู†ูŽ

โ€œSesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwaโ€ (QS. At-Taubah: 36)

Larangan "Janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu," menunjukkan bahwa mengerjakan perbuatan maksiat pada empat bulan ini dosanya lebih besar dibandingkan maksiat pada bulan-bulan selainnya. Sebaliknya, amal kebaikan yang dikerjakan di dalamnya juga dilebihkan pahalanya.

Salah satu amal shalih yang dianjurkan Nabi SAW untuk dikerjakan pada bulan ini adalah ibadah puasa (shaum). Rasulullah SAW menganjurkan untuk memperbanyak puasa di dalamnya. Dari Abu Hurairah RA berkata, Rasulullah SAW bersabda:

โ€ุฃูŽูู’ุถูŽู„ู ุงู„ุตู‘ููŠูŽุงู…ู ุจูŽุนู’ุฏูŽ ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ูŽ ุดูŽู‡ู’ุฑู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุงู„ู’ู…ูุญูŽุฑู‘ูŽู…ู ุŒ ูˆูŽุฃูŽูู’ุถูŽู„ู ุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽุงุฉู ุจูŽุนู’ุฏูŽ ุงู„ู’ููŽุฑููŠุถูŽุฉู ุตูŽู„ูŽุงุฉู ุงู„ู„ู‘ูŽูŠู’ู„ู

โ€œPuasa yang paling utama sesudah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah (syahrullah) Muharram. Sedangkan shalat malam merupakan shalat yang paling utama sesudah shalat fardhuโ€ (HR. Muslim, no. 1982). 

SYARIAT PUASA TASUโ€™A DAN โ€˜ASYURA

Rasulullah SAW menganjurkan untuk memperbanyak puasa pada bulan Muharram, khususnya puasa โ€˜Asyura, dengan keutamaan bisa menghapuskan dosa setahun pada masa lalu. Hari โ€˜Asyura adalah hari kesepuluh pada bulan Muharram.

ุตููŠูŽุงู…ู ูŠูŽูˆู’ู…ู ุนูŽุงุดููˆุฑูŽุงุกูŽ ุฃูŽุญู’ุชูŽุณูุจู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุฃูŽู†ู’ ูŠููƒูŽูู‘ูุฑูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู†ูŽุฉูŽ ุงู„ู‘ูŽุชููŠ ู‚ูŽุจู’ู„ูŽู‡ู

โ€œPuasa hari โ€˜Asyura, sungguh aku berharap kepada Allah agar menghapuskan dosa setahun yang telah laluโ€ (HR. Muslim no. 1975).

ูˆูŽุณูุฆูู„ูŽ ุนูŽู†ู’ ุตูŽูˆู’ู…ู ูŠูŽูˆู’ู…ู ุนูŽุงุดููˆุฑูŽุงุกูŽุŸ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ูŠููƒูŽููู‘ุฑู ุงู„ุณูŽู‘ู†ูŽุฉูŽ ุงู„ู’ู…ูŽุงุถููŠูŽุฉูŽ

"Dari Abu Qatadah Al-Anshari RA, Rasulullah SAW ditanya tentang puasa hari โ€˜Asyura, maka beliau bersabda: โ€œPuasa 'Asyura dapat menghapuskan dosa-dosa kecil setahun yang laluโ€ (HR. Muslim no. 1162).

Ibnu Abbas RA mengabarkan semangat puasa Nabi SAW sebagai berikut:

ู…ูŽุง ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชู ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ูŽ ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูŠูŽุชูŽุญูŽุฑู‘ูŽู‰ ุตููŠูŽุงู…ูŽ ูŠูŽูˆู’ู…ู ููŽุถู‘ูŽู„ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุบูŽูŠู’ุฑูู‡ู ุฅูู„ุง ู‡ูŽุฐูŽุง ุงู„ู’ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ุนูŽุงุดููˆุฑูŽุงุกูŽ ูˆูŽู‡ูŽุฐูŽุง ุงู„ุดู‘ูŽู‡ู’ุฑูŽ ูŠูŽุนู’ู†ููŠ ุดูŽู‡ู’ุฑูŽ ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ูŽ

โ€œAku tidak pernah melihat Nabi SAW bersemangat puasa pada suatu hari yang lebih beliau utamakan atas selainnya kecuali pada hari ini, yaitu hari โ€˜Asyura dan pada satu bulan ini, yakni bulan Ramadhanโ€ (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

LENGKAPILAH PUASA โ€˜ASYURA DENGAN PUASA TASUโ€™A

Rasulullah SAW menganjurkan kepada yang melaksanakan puasa โ€˜Asyura, untuk melengkapi dengan puasa Tasuโ€™a sehari sebelumnya. Puasa pada tanggal 9 Muharram ini disyariatkan untuk menyelisihi syariat puasa Yahudi dan Nasrani.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, beliau berkata, โ€œKetika Rasulullah SAW berpuasa pada hari โ€˜Asyura dan memerintahkan para shahabat untuk berpuasa pada hari itu, mereka berkomentar, โ€˜Wahai Rasulullah, sesungguhnya hari โ€˜Asyura adalah hari yang diagungkan oleh orang Yahudi dan Nasrani.โ€™ Rasulullah SAW pun menjawab, โ€˜Kalau begitu, pada tahun depan insya Allah kita berpuasa pada hari kesembilanโ€™. Dan belum tiba tahun yang akan datang, namun Nabi SAW sudah wafatโ€ (HR. Muslim no. 1916).

Imam Asy-Syafiโ€™i dan para sahabatnya, Ahmad, Ishaq dan selainnya berkata: โ€œDisunnahkan berpuasa pada hari kesembilan dan kesepuluh secara keseluruhan, karena Nabi SAW telah berpuasa pada hari kesepuluh dan berniat puasa pada hari kesembilan.โ€

Imam Nawawi rahimahullaah menyebutkan ada tiga hikmah disyariatkannya puasa pada hari Tasuโ€™a:

Pertama, Untuk menyelisihi orang Yahudi yang hanya berpuasa pada hari kesepuluh saja.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah dalam Al-Fatawa Al-Kubra berkata, โ€œRasulullah SAW melarang bertasyabbuh dengan Ahli Kitab dalam banyak hadits, antara lain:

ู„ูŽุฆูู†ู’ ุนูุดู’ุชู ุฅู„ูŽู‰ ู‚ูŽุงุจูู„ู ู„ุงูŽุตููˆู…ูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ุชู‘ูŽุงุณูุนูŽ

โ€œJika saya masih hidup di tahun depan, niscaya akan berpuasa pada hari kesembilanโ€ (HR Muslim)

Ibnu Hajar rahimahullaah memberi catatan terhadap hadits tersebut sebagai berikut: โ€œKeinginan beliau untuk berpuasa pada hari kesembilan dibawa maknanya agar tidak membatasi pada hari itu saja. Tapi menggabungkannya dengan hari kesepuluh, baik sebagai bentuk kehati-hatian ataupun untuk menyelisihi orang Yahudi dan Nashrani. Dan ini merupakan pendapat yang terkuat dan yang disebutkan oleh sebagian riwayat Muslim.โ€

Kedua. Untuk menyambung puasa hari โ€˜Asyura dengan puasa di hari lainnya, sebagaimana dilarang berpuasa pada hari Jumโ€™at saja.

Ketiga. Untuk kehati-hatian dalam pelaksanaan puasa โ€˜Asyura, dikhawatirkan hilal berkurang sehingga terjadi kesalahan dalam menetapkan hitungan, hari kesembilan dalam penanggalan sebenarnya sudah hari kesepuluh.


HUKUM BERPUASA โ€˜ASYURA SAJA TANPA PUASA TASUโ€™A

Meski disunnahkan berpuasa Tasuโ€™a, namun terkadang seseorang tidak ingat atau memiliki halangan untuk berpuasa Tasuโ€™a, seperti sakit, bepergian, ada pekerjaan yang berat, atau alasan lainnya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah telah memberikan jawaban terhadap persoalan ini: โ€œPuasa hari โ€˜Asyura menjadi kafarat (penghapus) dosa selama satu tahun dan tidak dimakruhkan berpuasa pada hari itu sajaโ€ (Al-Fatawa Al-Kubra Juz IV; Ikhtiyarat, hlm. 10).

Senada itu, Ibnu Hajar Al-Haitami dalam Tuhfah Al-Muhtaj juga menyimpulkan bahwa tidak apa-apa berpuasa pada hari itu saja.

Lajnah Daimah, lembaga riset Ilmiyah dan fatwa yang diketuai oleh Syaikh Abdul Aziz bin Bazz rahimahullah juga menyatakan pembolehan puasa โ€˜Asyura saja tanpa puasa Tasuโ€™a (Fatawa al-Lajnah ad-Daimah Lil-Buhuts al-Ilmiyah wal-Iftaโ€™: 10/401).

Jadi, berpuasa pada hari โ€˜Asyura saja tanpa menambah puasa Tasuโ€™a sehari sebelumnya dibolehkan. Tapi yang lebih utama adalah menambah puasa Tasuโ€™a sehari sebelumnya.

TATA CARA CARA MELAKUKAN PUASA 'ASYURA

Puasa โ€˜Asyura bisa dilakukan dengan tiga cara, antara lain:

PERTAMA: Mengiringi puasa Asyura dengan puasa sehari sebelumnya dan sehari sesudahnya. Jadi puasa tiga hari yaitu  tanggal 9, 10 dan 11 Muharrom. Inilah yang paling sempurna.

DR Said bin Ali Al-Qohthoni dalam kitab As-Shiyam fil Islam halaman 364 mendukung cara pertama ini dengan beberapa argumen berikut:

  1. Sebagai kehati-hatian. Karena bulan Dzulhijjah bisa 29 atau 30 hari. Apabila tidak diketahui penetapan awal bulan dengan tepat, maka berpuasa pada tanggal 11-nya akan dapat memastikan bahwa seseorang mendapati puasa Tasuโ€™a (tanggal 9) dan puasa โ€˜Asyura (tanggal 10).
  2. Dia akan mendapat pahala puasa tiga hari dalam sebulan, sehingga baginya pahala puasa sebulan penuh (sesuai hadits riwayat Muslim 1162).
  3. Dia akan berpuasa tiga hari pada bulan Muharrom yang mana nabi telah mengatakan: โ€œPuasa yang paling afdhol setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah Al-Muharramโ€ (HR. Muslim 1163).
  4. Tercapai tujuan dalam menyelisihi orang Yahudi, tidak hanya puasa โ€˜Asyura, akan tetapi menyertakan hari lainnya juga (Fathul Bari 4/245, Syarah Riyadhus Shalihin, Ibnu Utsaimin 5/305).

KEDUA: Berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram (puasa Tasuโ€™a dan Asyura), sesuai dengan petunjuk dalam banyak hadits Nabi SAW.

KETIGA: Berpuasa pada hari โ€˜Asyura tanggal 10 Muharram saja. 

Wallahu Taโ€™ala Aโ€™lam

Selamat Berpuasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar