Rabu, 12 Agustus 2020

Tafsir surat Al arof 180

Tafsir Surat Al-A'raf, ayat 180



وَلِلَّهِ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
 
Allah mempunyai asmaul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.
Dari Abu Hurairah r.a., disebutkan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:

"إِنَّ لِلَّهِ تِسْعًا وَتِسْعِينَ اسْمًا مِائَةٌ إِلَّا وَاحِدًا، مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ، وَهُوَ وِتْرٌ يُحِبُّ الْوِتْرَ".

Sesungguhnya Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama, yaitu, seratus kurang satu. Barangsiapa yang dapat menghafalnya, masuk surga. Dia Maha Esa dan mencintai yang esa.

Imam Bukhari dan Imam Muslim mengetengahkannya di dalam kitab Sahih-nya. masing-masing melalui hadis Sufyan ibnu Uyaynah, dari Abuz Zanad dari Al-A’raj dengan lafaz yang sama.
Imam Bukhari telah meriwayatkannya dari Abul Yaman, dari Syu'aib, dari Abu Hamzah, dari Abuz Zanad dengan sanad yang sama.
Imam Turmuzi telah mengetengahkannya di dalam kitab Jami'-nya, dari Al-Juzjani, dari Safwan ibnu Saleh, dari Al-Walid ibnu Muslim, dari Syu'aib, lalu ia menyebutkan hal yang semisal berikut sanadnya. Tetapi di dalam riwayat itu sesudah lafaz, "Menyukai yang esa," 
ditambahkan hal berikut, yaitu:

هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ 
 Dialah Allah, Yang tidak ada Tuhan selain
الرَّحْمَنُ   Maha Pemurah
الرَّحِيمُ، Maha Penyayang 
 الْمَلِكُ،  Maha  Raja
 الْقُدُّوسُ، Mahasuci
 السَّلَامُ، Maha menyelamatkan 
الْمُؤْمِنُMaha Mengaruniakan Keamanan 
الْمُهَيْمِنُ،  Maha Memelihara
الْعَزِيزُ,   Maha mulia perkasa
 الْجَبَّارُ، Maha kuasa 
الْمُتَكَبِّرُ،  Maha Memiliki Keagungan
 الْخَالِقُ،  Maha Pencipta
الْبَارِئُ،  Maha Membentuk Rupa menata
 الْمُصَوِّرُ، Maha Membentuk Rupa
 الْغَفَّارُ،  Maha Pengampun
 الْقَهَّارُ،   Maha-menang
 الْوَهَّابُ،  Maha Pemberi Karunia
الرَّزَّاقُ,    Maha Pemberi Rezeki 
الْفَتَّاحُ، Maha Pemberi Keputusan
 الْعَلِيمُ،  Maha Mengetahui 
الْقَابِضُ، Maha Menyempitkan Rezeki
الْبَاسِطُ، Maha Melapangkan Rezeki 
 الْخَافِضُ، Yang Merendahkan
 الرَّافِعُ,  Yang Mengangkat  
الْمُعِزُّ،   Yang Memuliakan 
 الْمُذِلُّ، Yang Menghinakan
السَّمِيعُ،  Yang Maha Mendengar
 الْبَصِيرُ  Maha Melihat 
الْحَكَمُ،  Maha bijaksana 
 الْعَدْلُ،  Maha adil
اللَّطِيفُ، Maha lembut
الْخَبِيرُ،    maha-waspada
الْحَلِيمُ، Maha Penyantun
 الْعَظِيمُ،  Maha agung
 الْغَفُورُ،  Maha pengampun
الشَّكُورُ,    Maha Mensyukuri
الْعَلِيُّ،    Maha tinggi
الْكَبِيرُ،      Maha besar 
الْحَفِيظُ، Maha Memelihara  
 الْمُقِيتُ، Maha Membalas 
الْحَسِيبُ،  Maha Periksa
الْجَلِيلُ،   Maha agung  
الْكَرِيمُ،  Maha mulia
الرَّقِيبُ، Maha Mengawasi
الْمُجِيبُ، Maha Memperkenankan
الْوَاسِعُ،  Maha luas
الْحَكِيمُ،   Maha bijaksana 
الْوَدُودُ،   Maha Mencintai
الْمَجِيدُ،  Maha agung
 الْبَاعِثُ،  Maha Membangkitkan
 الشَّهِيدُ،   Maha Menyaksikan
 الْحَقُّ،    Maha  benar
 الْوَكِيلُ، Maha Melindungi
الْقَوِيُّ،   Maha kuat
الْمَتِينُ،  Maha teguh
الْوَلِيُّ،   Maha Menolong
الْحَمِيدُ،    Maha Terpuji
الْمُحْصِي،  Maha Menghitung
 الْمُبْدِئُ،  Maha Memulai
 الْمُعِيدُ،     Maha Mengembalikan 
الْمُحْيِي،   Yang Menghidupkan
الْمُمِيتُ،  Yang mematikan
 الْحَيُّ، yang maha hidup abadi
الْقَيُّومُ،       yang Maha Berdikari 
الْوَاجِدُ،   , Yang Maha Pemurah
الْمَاجِدُ،  Maha  agung
الْوَاحِدُ، Yang Maha Esa
الْأَحَدُ،   Maha tunggal
 الصَّمَدُ،     Tempat bergantung pada-Nya segala  sesutu
 الْقَادِرُ،   Yang Maha kuasa
الْمُقْتَدِرُ،     Maha Berkuasa
 الْمُقَدِّمُ،  Yang mendahulukan
الْمُؤَخِّرُ، Yang mengakhirkan
الْأَوَّلُ،  Yang Maha awal
 الْآخِرُ،  Yang Maha akhir
الظاهر،    Yang Maha nyata
 الْبَاطِنُ،  Yang Maha Tersembunyi
الْوَالِي،    Maha Menolong
 الْمُتَعَالِي،  Yang Mahatinggi
 الْبَرُّ،      Maha bijak
التَّوَّابُ،  Maha penerima taubat
 الْمُنْتَقِم,        Yang Maha membalas
الْعَفُوُّ،   Maha Memaafkan
الرَّءُوفُ،   Maha penyayang
 مَالِكُ الْمُلْكِ،  Yang Mempunyai Kerajaan
 ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ،  Yang Mempunyai Keagungan dan Kemuliaan
 الْمُقْسِطُ،   Maha pemberi keaadilan
الْجَامِعُ،  Yang Maha Menghimpun
الْغَنِيُّ،   Yang Maha kaya
الْمُغْنِي،  Yang Memberi Kekayaan
 الْمَانِعُ،  Yang Maha Mencegah
 الضَّارُّ،  Yang Menimpakan Bahaya
النَّافِعُ،   Yang Memberi Manfaat
النُّورُ،  Yang Maha Bercahaya
الْهَادِي،    Yang Maha Pemberi Petunjuk
الْبَدِيعُ،    Yang Maha Membuat
 الْبَاقِي،  Yang Maha kekal
الْوَارِثُ،   Yang Maha Mewaris
 الرَّشِيدُ،  Yang Maha memberi petumjuk 
 الصَّبُورُ,   Yang maha sabar

فَادْعُوهُ بِهَا   dan berdoalah dengan nama2 
tersebut

وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ

dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenarandalam (menyebut) nama-nama-Nya tersebut.

Yang dimaksud dengan orang-orang yang menyimpang dalam ayat ini ialah mereka yang menyebut nama Al-Lata di dalam asma-asma Allah.
Ibnu Juraij telah meriwayatkan dari Mujahid sehubungan dengan makna firman-Nya: dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Mereka mengakarkatakan Al-Lata dari lafaz Allah; dan Al-Uzza dari lafaz Al- 'Aziz (salah satu asma Allah).
Qatadah mengatakan bahwa makna yulhiduna ialah mempersekutu­kan asma-asma-Nya (dengan nama-nama lain).
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa ilhad artinya mendustakan. Asal kata menurut bahasa Arab artinya menyimpang dari tujuan, melenceng, membelok, dan melampaui garis. Termasuk ke dalam pengertian kata ini ialah sebutan al-lahd (liang lahat) pada kuburan. Dinamakan demikian karena liang ini dibuat di sisi bagian dalam galian dan tidak lurus dengan garis lurus galian kuburannya, 
selanjutnya ada pula yg berpendapat " orang2 yg menyimpang dari kebenaran mempunyai pengertian :
Menyalah artikan Nama2 baik dari Alloh tersebut 
ini dibagi 2 : 
1. Menyalahartikan scr Fi'liyah perbuatans salah satu contoh Allah Maha Rohman Maha pengasih akan tetapi perbuatan kita tidak bisa mengasihi,  Allah maha Adil tapi kita tidak bisa berbuat adil...dll sebagainya.
2. Scr Qauliyah perkataan contohnya ini salah dalam pengucapan atau pelafalan maka disini ilmu Tajdwid, Nahwu dan shorof berperan, terutama Majrojul huruf dan tajwidnya karena bahasa arab alquran salah dalam pengucapan akan salah artinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar