Sabda Rasalullah Saw dari An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ
Artinya : “Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)”a
Qalbu secara fisik adalah jantung tetapi qalbu secara maknawi adalah hati. Hati di sini tidak bersifat fisik, tetapi hati di sini dimaksudkan sebagai bagian dari manusia untuk mengenal Allah Swt. Hati ini lah yang mendorong manusia berbuat baik atau buruk.
Kisah Luqmanul Hakim. “Suatu hari Luqmanul Hakim diperintahkan oleh raja untuk menyembeli seekor kambing dan mengambilkan daging yang terbaik untuk raja. Lukman pun menyembelih kambing dan mengambil dua daging, yaitu lidah dan hati, lalu membawakan raja. Raja pun heran dan bertanya, hai Luqman, bukankah tadi aku perintahkan untuk mengambilkan daging yang terbaik untukku? Luqman pun menjawab, wahai raja, tidak ada daging yang terbaik dari mahluk kecuali lidah dan hatinya”.
Keesokan harinya, raja kembali menyuruh Luqman menyembelih kambing dan menyuruhnya membuang daging yang paling buruk. Luqman pun menyembeli kambing dan mengambil dua daging, yaitu lidah dan hatinya, lalu diserahkannya kepada raja. Raja pun heran dan marah, hai Luqman, apa maksudmu ini? Kemarin kamu serahkan daging ini sebagai daging terbaik, tetapi hari ini kamu berikan daging yang sama sebagai daging terburuk?
”Maafkan hamba ini, tetapi apa yang hamba lakukan itu memang sudah sepatutnya, karena Islam mengajarkan bahwa tidak ada daging yang terbaik kecuali lidah dan hati apabila digunakan untuk kebaikan dan sebaliknya tidak ada daging terburuk kecuali lidah dan hati kalau dibuat untuk keburukan,” jawab Luqman.
Hati memiliki peran vital, bagi manusia dalam melaksanakan satu perkara. Sebenarnya syaitan atau pun malaikat hanya membisikkan keburukan atau pun kebaikan. Hati kitalah yang menentukan dan memilih yang baik atau buruk. Oleh karena itu, menjaga hati adalah wajib, lebih wajib dari pada menjaga anggota tubuh yang lain.
“Sekarang, kebanyakan orang hanya memperhatikan penampilan fisik. Banyak yang tidak percaya diri jika bibirnya kurang merah, kulitnya kurang halus, tubuhnya kurang tinggi, kekar perkasa atau kegemukan. Akan tetapi, mereka kadang tidak memperhatikan keadaan hatinya sendiri. Kedudukan hati dihadapan Allah Swt sangatlah penting,”
“Sesungguhnya Allah tidak melihat pada tubuhnya/wajahmu tetapi melihat hati dan amalmu”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar