Selasa, 09 Februari 2021

WAS WAS DALAM MENJAGA WUDHU

WAS WAS DALAM MENJAGA WUDHU
===============================

Pernahkan kalian melihat orang disekitar kalian atau bahkan kalian sendiri wudhu’ secara berulang-ulang? Seperti ada perasaan wudhu’ kita belum sempurna, ketika membasuh wajah atau yang lainnya seperti ada perasaan airnya belum merata sempurna, sehingga harus mengulangi wudhu’nya, dan itu berlangsung berkali-kali dan setiap kali wudhu’. Atau juga kita sering melihat orang yang sedang sholat melakukan takbirotul ihrom berkali-kali, ada perasaan takbir kita kurang sempurna, sehingga harus mengulangnya secara terus menerus. Nah ini lah yang dinamakan “was was”.Dalam dunia islam, was was merupakan godaan syetan kepada manusia. Sebagaimana dijelaskan dalam surat an-naas yang artinya :

“katakanlah aku berlindung kepada tuhannya manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia. Dari (golongan) jin dan manusia”.

Dari ayat diatas sudah jelas bahwa was was itu berasal dari bisikan setan yang ditujukan kepada manusia. Oleh karena itu, was was bukanlah tindakan yang benar. Jadi kalaupun ketika ada perasaan was was ketika kita melakukan sholat atau kegiatan yang lainnya kita diperintahkan untuk  mengabaikannya dan meminta perindungan kepada Allah. Mungkin karena itulah dari dulu saya diajari oleh orang tua saya ketika hendak sholat untuk membaca surat An Naas sebelum membaca niat sholat agar terhindar dari godaan syetan.

Jika seseorang ragu akan batal dan tidaknya wudhu, biasanya langsung mengambil wudhu dgn alasan berhati-hati. Padahal tindakan ini tidak dibenarkan, sebab berwudhu dalam keadaan ragu antara batal dan tidak itu hukumnya tidak sah.

Kemudian bagaimana jika kondisi seperti itu, maka ada dua pilihan;

1. Tidak perlu berwudhu, dan meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia masih punya wudhu.

2. Membatalkan wudhu dgn menyentuh kemaluannya sendiri, atau bersentuhan kulit dgn istri.

Kitab Kifayatul Akhyar juz 1 hal 19.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar