Rabu, 21 Agustus 2019

FADHILAH 'UMUR MANUSIA

FADHILAH 'UMUR MANUSIA

Saudaraku sekalian yang berbahagia sahabat Santri ekspo yang dimuliakan Alloh SWT...

Umumnya orang berdoa kepada Allah subhanahu wa ta’ala agar diberi-Nya umur panjang. Sedikit sekali atau bahkan mungkin tidak ada orang yang menginginkan berumur pendek. Mereka tentu memiliki alasan masing-masing. 

Namun umumnya alasan mereka adalah karena ingin memiliki amal baik yang cukup semasa hidupnya sebagai bekal hidup abadi di akhirat. 

Hal ini memang memiliki dasar yang kuat sebagaimana ditegaskan dalam hadits Rasulullah shallahu alaihi wa sallam sebagai berikut:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُسْرٍ رضي الله عنه أَنَّ أَعْرَابِيًّا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ خَيْرُ النَّاسِ قَالَ «مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ» 

Dari Abdullah bin busr RA. Meriwayatkan " ada seorang arab baduy berkata dan bertanya kepada Rasulullah SAW,“ Wahai Rasulullah, siapakah sebaik-baik manusia?” Beliau menjawab: “Orang yang panjang umurnya dan baik amalannya.”(HR: Tirmidzi) 

Hadits tersebut telah menginspirasi banyak orang untuk senantiasa berdoa kepada Allah subhanahu wa ta’ala agar diberi-Nya umur panjang. 

Mereka telah meyakini bahwa salah satu tanda orang terbaik adalah apabila seseorang berumur panjang dan hidupnya penuh dengan amal-amal kebaikan. 

Mereka yang umurnya panjang tetapi amal-amal kebaikannya amat sedikit tidak termasuk orang-orang terbaik, bahkan mereka digolongkan sebagai orang-orang yang merugi. 

Namun demikian adalah kenyataan bahwa tidak setiap orang berumur panjang meski mereka berdoa demikian. 

Pertanyaan yang muncul kemudian adalah bagaimana dengan mereka yang berumur pendek? Apakah mereka dengan sendirinya tidak termasuk orang-orang terbaik?

Untuk menjawab pertanyaan di atas kita dapat merujuk penjelasan dari Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad dalam kitabnya berjudul Sabîlul Iddikâr wal I’tibâr bimâ Yamurru bil Insân wa Yanqadli Lahu minal A’mâr (Dar Al-Hawi, Cet. II, 1998, hal. 47) sebagai berikut: 

“Sebaik-baik umur ialah yang diberkati Allah subhanu wata’la, yang diberi-Nya taufiq untuk mengerjakan amalan saleh dan kebajikan-kebajikan lain baik yang khusus maupun yang umum.”

Dari kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa sebaik-baik umur ialah yang diberkati Allah subhanu wata’la, yang diberi-Nya bimbingan untuk melakukan berbagai kesalehan dan kebajikan. Jadi kebaikan seseorang sebetulnya tidak semata-mata bergantung pada umurnya yang panjang, tetapi lebih pada seberapa banyak amal kebaikan yang dilakukannya semasa hidupnya. 

Oleh karena itu, bisa saja seseorang berumur pendek tetapi amal kebaikannya sangat banyak dan mungkin sama atau bahkan melebihi mereka yang berumur panjang. 

Orang-orang seperti ini termasuk orang-orang terbaik karena mampu memanfaatkan umurnya yang pendek untuk berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya. Inilah umur yang penuh dengan berkah dari Allah subhanahu wa ta’ala. 

As Syech Ibnu Atha'illah atau Syech Ahmad Ibnu Muhammad  At Tha'illah As sakandari  adalah seorang Ulama tokoh Sufi dari Tarekat As-Syadziliah merupakan salah satu Tarekat ternama didunia dan Indonesia lahir di Iskandariah (Mesir) pada 648 H/1250 M, dan meninggal di Kairo pada 1309 M. Julukan Al-Iskandari atau As-Sakandari merujuk kota kelahirannya itu, beliau pernah menjelaskan tentang umur manusia didunia dalam kitab Al Hikam.

رُبَّ عُمُرٍ اتَّسَعَتْ آمادُهُ وَقَلَّتْ أمْدادُهُ، وَرُبَّ عُمُرٍ قَليلَةٌ آمادُهُ كَثيرَةٌ أمْدادُهُ.

"Kadang umur berlangsung panjang namun manfaat kurang. Kadang pula umur berlangsung pendek namun manfaat melimpah." 

Di sini jelas bahwa kualitas seseorang bukan ditentukan oleh berapa lama ia hidup di dunia, melainkan kebaikan atau nilai manfaat apa yang ia tebarkan selama hidup tersebut. Betapa banyak manusia yang mengejar kehidupan yang sebaik-baiknya di dunia namun di saat bersamaan lalai memperbaiki mutu isi dari kehidupan itu sendiri.

Bagaimana agar hidup ini benar-benar bermutu, apa amalan?

1.BERSIHKAN HATI DAN FIKIRAN

Kalau kita tidak membersihkan hati dan fikiran kita, kita tidak tahu darimana kita, dan akan kemana tujuan akhir hidup kita, dan inilah yang dinamakan Zero mind process. Zero mind process adalah proses kembali ketitik Nol didalam inti diri (qolbu) kita.

Dalam kehidupan sehari-hari bentuk zero mind process bisa ditemukan dalam aktivitas seperti, sholat, berdoa, dan amaliyah ibadah lainnya, dan ini merupakan pembersih alam bawah sadar dari belenggu2 hati yg akan selalu datang seiring dengan pengalaman hidup manusia hari demi hari, jam demi jam. Bahkan detik demi detik.

Itulah sebabnya sholat, doa dan amaliyah ibadah lainnya akan berdampak positif apabila dilakukan secara berulang-ulang, ketika mencapai Zero mind process seseorang telah siap menerima Nur Ilahi dan mengeluarkan energi positif untuk kebaikan dirinya dan orang lain.

2. TEMUKAN POTENSI DIRI 

Strength kita apa, skill kita apa, talent kita apa? contohnya kura-kura strengthnya menyelam, burung bisa terbang,  jangan salah ketika dirinya kura-kura ingin terbang,  dan burung ingin menyelam, maka Itulah kita akan dapat menemukan potensi diri kita sesuai kemampuan kita.

3. TEMUKAN  KELEMAHAN DIRI 

kita harus tahu kalau kura-kura itu, kelemahannya adalah terbang tinggi dan burung menyelam dalam-dalam, nah kalau kita sudah tahu kelemahan kita maka kita tidak akan masuk area yang salah.

Saudaraku sahabat Santri ekspo yg berbahagia...

Setelah mengetahui potensi diri dan kelemahan diri, maka kita akan mengetahui batas kemampuan kita.

Dengan kemampuan2 tersebut Alloh SWT akan menguji kita, sejauhmana kita bisa bersabar menghadapinya untuk selalu beramal sholeh Ketika kita diuji oleh Alloh SWT, kita meyakini bahwa Alloh SWT tidak akan menguji manusia sesuai batas kemampuannya.

Sudah Menjadi sunnatulloh, bahkan Alloh berjanji tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya, kemampuan seseorang akan Alloh uji agar kita menjadi manusia yang sabar ketika mendapatkan ujian dari Alloh SWT.

Al-Baqorah 286 :

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

Alloh tidak membenani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya, ia mendapatkan pahala ( dari kebaikannya) yang diusahakannya dan ia mendapatkan siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa) :

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami, Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memukulnya, beri maaflah kami; ampunilah kami;dan Rahmatilah kami; Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum kafir".

Dari ayat di atas dapat kita fahami bahwa Alloh tidak membenani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.

Dan ini merupakan janji Alloh, jadi sesungguhnya tidak mungkin Alloh membebani kita dengan ujian yang kita tidak sanggup memukulnya.

4. HIDUP PENUH MANFAAT

Setelah hati kita bersih, kita dapat menemukan potensi diri kita, dan dapat menemukan kelemahan diri, maka saatnya kita memberikan suatu manfaat untuk Orang lain, dengan dilandasi nilai-nilai keikhlasan, bekerja secara profesional dan proporsional melayani secara Prima sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh orang lain dengan kenikmatan hidup tenang, damai sejahtera, dan inilah tujuan kita selaku Insan Rasta sewa kottama, abdi utama daripada Nusa dan Bangsa, sebagai pelindung pengayom pelayan Masyarakat.

Saudaraku sahabat Santri ekspo yg berbahagia...

Itu semua dapat kita wujudkan kalau kita sudah dapat menyadari dan selalu berprinsip bahwa kita hidup didunia ini harus dapat memberikan manfaat kepada Masyarakat.

Nabi SAW Bersabda :

عَنِ جابر، رَضِيَ الله عَنْهُمَا، قَالَ : قال رَسُولُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم: خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

Dari Jabir RA, bercerita bahwa Rosulullah SAW bersabda " Sebaik-baik manusia adalah yg paling bermanfaat bagi manusia." 

(HR TABRONI & AD DURUKUTNI).

Jadi Bobot usia dihitung bukan dari panjang-pendek umurnya melainkan amal kebaikan yang ditorehkan selama hayat di kandung badan.

Saudaraku sahabat Santri ekspo yg berbahagia....

Dari semua amalan tersebut diatas semuanya bermuara pada Iman dan Taqwa kita kepada Alloh SWT, orang yang beriman dan bertaqwa secara Total kepada Alloh SWT, maka ia sadar sesadar-sadarnya bahwa memberikan makna dalam kehidupan adalah fitrah manusia yang tidak bisa ditinggalkan, karena hidup bermakna hakekatnya adalah sumber kebahagian manusia itu sendiri, sehingga keberadaanya sangat berarti. 

Maka prilaku egois, menutup diri, individual mementingkan diri sendiri hakekatnya adalah bertentangan dengan fitrah manusia itu sendiri. 

Prilaku yang bertentangan dengan fitrah ( asal kejadiannya ) hakekatnya adalah menggali lubang penderitaan yang panjang, sebaliknya bagi siapa berbuat baik untuk orang lain tanpa disadari kebaikan itu akan berbuah hasil bagi dirinya karena sangat memberikan manfaat untuk orang lain.

Mohon maaf bukan menggurui komandan, senior Saya yakin digrup ini banyak yang 'Alim, saya masih belajar, saya bukan Ustadz, Guru ngaji, saya masih  Fakir dalam 'ilmu Agama, dan juga  miskin pengetahuan... hampura 🙏🙏🙏🙏



Tidak ada komentar:

Posting Komentar