Rabu, 07 Agustus 2019

Niat Aqiqah yang Sesuai Contoh Ulama + Doa-doa Aqiqah Shahih Lengkap.

Niat Aqiqah yang Sesuai Contoh Ulama + Doa-doa Aqiqah Shahih Lengkap.

Niat aqiqah dengan niat qurban jelas berbeda. Walaupun dari segi tata cara menyembelih domba atau sapinya sama.

Merujuk pada hadist yang artinya “Sesungguhnya tiap amal itu bergantung pada niatnya”.

Niat berasal dari hati yang diperkuat oleh lisan serta tindakan. Anda tak harus menghafal niat yang berbahasa Arab. Cukup menggunakan bahasa ibu atau Indonesia.

Pembahasan artikel ini, Aqiqah Al Hilal akan menjelaskan tentang niat dan doa yang terkait dangan aqiqah. Diantaranya yaitu niat serta doa memotong kambing aqiqah, ucapan doa aqiqah dalam bahasa Arab dan doa aqiqah yang sesuai contoh para Ulama.

Niat akikah adalah bagian yang penting, apalagi untuk muslim yang ingin melaksanakan ibadah syukuran aqiqah anaknya.

Dalam Islam sendiri, niat punya peranan penting sebelum melaksanakan ibadah. Banyak ulama’ yang berpandangan bahwa; tanpa niat ibadah akan dirasa kurang sempurna, termasuk juga syukuran aqiqah.

Karenanya, Aqiqah Bandung Al Hilal akan menjelaskan mengenai niat aqiqah dalam Islam. Mulai dari lafadz niat saat menyembelih kambing aqiqah, lafadz niat aqiqah untuk diri sendiri, sampai lafadz doa aqiqah shahih.

Niat Aqiqah dalam Islam

Landasan dalil tentang niat

Nabi Muhammad ﷺ pernah bersabda,

انَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ، وَإِنَّمَا لِامْرِئٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُولِهِ، فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُولِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا، فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

Artinya: “Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya. Tiap jiwa punya niatnya masing-masing. Maka barang siapa yang hijrahnya karena Allah ﷻ dan Rasul-Nya, maka hijrahnya adalah untuk Allah ﷻ dan Rasul-Nya. Maka siapa yang hijrahnya karena dunia maka dia akan mendapatkannya atau hijrahnya untuk mengejar wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya adalah untuk perkara itu untuknya”. (HR. Muslim).

Imam Syafi’I mensyarah hadis ini, beliau menulis, “Hadits ini adalah sepertiga dari seluruh ajaran Islam”. (Syarah Shahih Muslim jilid 13 hal 54).

Pendapat Imam Nawawi

Selain itu, Imam Nawawi berkata mengenai hadits terkait niat;

“Dalam Hadits ini terdapat bab dan dalil-dalil tentang bersuci. Meliputi wudhu, tayamum, mandi. Maka tidak sah bersuci kecuali ada niat. Begitu juga dengan ibadah seperti shalat, puasa, zakat, haji, I’tikaf, dan yang lainnya”. (Syarah Shahih Muslim jilid 13 hal 54).

Dari penjelasan dari kitab syarah Muslim di atas, maka dapat kita bisa tarik kesimpulan bahwa niat aqiqah mesti diperhatikan karena sama-sama ibadah khsusnya bagi tiap muslim yang akan melaksanakan aqiqah. Tanpa disertai niat aqiqah, mungkin saja nanti sembelihannya dianggap kurang berkah dan sempurna.

Niat Aqiqah Sesuai Sunnah + Doa Aqiqah dalam Bahasa Arab Lengkap

Niat dan Doa Menyembelih Kambing Aqiqah

Setelah mengetahui betapa urgennya niat dalam ibadah. Berikutnya yaitu bagaimana ucapan lafadz niat aqiqah tatkala menyembelih kambing atau domba.

Bacaan lafad niat dan doa saat menyembelih domba dan kambing aqiqah adalah,

بِسْمِ اللهِ ، اللَّهُ أَكْبَرُ ، اللَّهُمَّ مِنْكَ وَلَكَ ، هَذِهِ عَقِيقَةُ فُلاَن

Bismillah, Allahu Akbar, Allahumma minka wa laka, hadzihi ‘aqiqatu Fulan/Fulanah (nama yang disembelih)

 “Dengan menyebut nama Allah ﷻ, Allah ﷻ Maha Besar. Ya Allah ﷻ ini dari-Mu dan untuk-Mu, ini adalah aqiqah Fulan (nama anak disebutkan).

Kata Fulan mesti diganti dengan nama anak yang akan diaqiqahi.

Landasan dalilnya diriwayatkan oleh al-Baihaqy dan Abu Ya’la.

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ : يُعَقُّ عَنِ الْغُلاَمِ شَاتَانِ مُكَافِئَتَانِ ، وَعَنِ الْجَارِيَةِ شَاةٌ ، قَالَتْ عَائِشَةُ : فَعَقَّ رَسُولُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم عَنِ الْحَسَنِ وَالْحُسَيْنِ شَاتَيْنِ شَاتَيْنِ يَوْمَ السَّابِعِ ، وَأَمَرَ أَنْ يُمَاطَ عَنْ رَأْسِهِ الأَذَى وَقَالَ : اذْبَحُوا عَلَى اسْمِهِ وَقُولُوا بِسْمِ اللهِ ، اللَّهُ أَكْبَرُ ، اللَّهُمَّ مِنْكَ وَلَكَ ، هَذِهِ عَقِيقَةُ فُلاَنٍ

Artinya: ‘Dari ‘Aisyah RA, beliau berkata: Anak laki-laki disembelih aqiqah dengan 2 ekor kambing yang setara. Dan anak perempuan cukup dengan satu kambing.

‘Aisyah lalu berkata: Rasul SAW mengaqiqahi (cucunya) Hasan dan Husain masing-masing dengan 2 domba pada hari ketujuh.

Rasul lalu memerintahkan agar kepala anak-anak tersebut dibersihkan kotorannya (dicukur).

Dan kemudian Rasul SAW bersabda: “Sembelihlah anak dengan menyebut nama (anak yang akan diaqiqahi).

Ucapkan ‘Bismillah Allahu Akbar Allahumma minka wa laka, hadzihi ‘aqiqatu fulaan”.

(Hadits ini dinyatakan shahih oleh Ibnu Sakan dan diriwayatkan pula oleh Ibnu Mundzir dan dinyatakan hasan).

Itulah bacaan doa aqiqah yang paling shahih sehingga tiap muslim yang akan menyembelih kambing atau domba aqiqah, diupayakan agar membaca doa tersebut.

Doa Menyembelih Hewan Aqiqah

Doa menyembelih binatang aqiqah dan qurban itu hampir sama. Ketika memotong binatang akikah niatnya yaitu beraqiqah, sedangkan ketika potong binatang kurban niatnya yaitu berqurban. Jenis binatang untuk aqiqah yaitu kambing atau domba (sedikit), sedangkan untuk qurban yaitu sapi, unta, lembu, kerbau, kambing/domba (banyak). Pada artikel kali ini kami akan menguraikan perihal doa menyembelih binatang aqiqah dan tuntunan tingkah-laku atau akhlak dalam penyembelihan hewan.

Doa Menyembelih Hewan Aqiqah

Menyembelih binatang aqiqah mirip kambing telah ditentukan syarat dan rukunnya. Aqiqah untuk anak pria yaitu dengan penyembelihan 2 ekor kambing dan untuk anak wanita dengan seekor kambing. Tidak persoalan jenis kelamin binatang tersebut, apakah jantan atau betina. Beberapa ulama menyebutkan ada perbedaan menyembelih kambing jantan dibandingkan dengan kambing betina. Baca klarifikasi kami perihal kambing aqiqah.

Niat dan Doa Menyembelih Hewan Aqiqah

Menyembelih binatang untuk aqiqah dan untuk qurban mempunyai tata cara yang sama namun ada perbedaan diantara keduanya. Perbedaannya terletak pada niat dan peruntukkan doa ketika menyembeleh binatang tersebut. Oleh alasannya yaitu itu, beberapa ulama menyebutkan dihentikan menggabungkan 2 ibadah ke dalam 1 waktu pelaksanaan. Misalnya melaksanakan qurban (kurban) dengan niat aqiqah. Itulah pentingnya mengetahui niat dan doa menyembelih binatang aqiqah.

Di Indonesia, masyarakat muslim terdiri dari banyak golongan. Sebut saja LDII, NU, Muhammadiyah. Semua golongan tersebut tentu menghendaki biaya aqiqah yang murah. Oleh alasannya yaitu itu, tak jarang dijumpai masyarakat melaksanakan program khitanan (khitan) bersamaan dengan program aqiqah. Tujuannya yaitu untuk menghemat biaya program secara keseluruhan. Anda juga mampu memakai jasa aqiqah dengan sajian paket aqiqah lengkap dari Pelangi Aqiqah untuk fasilitas dan kepraktisan.

Niat dipasang sebelum menyembelih binatang aqiqah. Umumnya niat dibaca didalam hati. Bacaan niat mampu memakai bahasa apa saja. Allah Maha Tahu segala isi hati hambanya. Makara niat dan doa dalam bahasa Arab bukanlah suatu keharusan.

Firman Allah perihal haramnya binatang yang disembelih

Menyembelih binatang apapun harus menyebut asma Allah. Jika tidak, maka daging binatang sembelihan tersebut haram untuk dimakan. Lihat firman Allah Ta’ala dalam Al Alquran Surah Al An’am ayat 121 dan QS Al Maidah ayat 3

وَلَا تَأْكُلُوا مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ وَإِنَّهُ لَفِسْقٌ ۗ وَإِنَّ الشَّيَاطِينَ لَيُوحُونَ إِلَىٰ أَوْلِيَائِهِمْ لِيُجَادِلُوكُمْ

“Dan janganlah kalian memakan hewan-hewan yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya, bantu-membantu perbuatan semacam itu yaitu suatu kefasikan. Sesungguhnya syaithan itu mewahyukan kepada wali-walinya (kawan-kawannya) untuk membantah kalian“. [Al-An’am : 121]

حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ

“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah.” (QS. Al Ma-idah: 3)

Mengenai haramnya sembelihan yang tidak menyebutkan nama Allah didasarkan pada hadist yang diriwayatkan oleh Rofi’ bin Khodij, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا أَنْهَرَ الدَّمَ وَذُكِرَ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ ، فَكُلُوهُ

“Segala sesuatu yang mampu mengalirkan darah dan disebut nama Allah ketika menyembelihnya, silakan kalian makan.”

Berikut yaitu niat yang dipasang ketika menyembelih binatang ternak.

Niat Menyembelih Unta

Nawaitu An Adzbaha haadzal jamala lillahi ta’ala

Artinya : Saya berniat menyembelih unta ini alasannya yaitu Allah Ta’ala

Niat Menyembelih Kerbau

Nawaitu An Adzbaha haadzal jamuusu lillahi ta’ala

Artinya : Saya berniat menyembelih kerbau ini alasannya yaitu Allah Ta’ala

Niat Menyembelih Sapi

Nawaitu An Adzbaha haadzal baqarata lillahi ta’ala

Artinya : Saya berniat menyembelih sapi ini alasannya yaitu Allah Ta’ala

Niat Menyembelih Kambing

Nawaitu An Adzbaha haadzal ganama lillahi ta’ala

Artinya : Saya berniat menyembelih kambing ini alasannya yaitu Allah Ta’ala

Niat Menyembelih Ayam Betina

Nawaitu An Adzbaha haadzal ganama lillahi ta’ala

Artinya : Saya berniat menyembelih ayam betina ini alasannya yaitu Allah Ta’ala

Niat Menyembelih Ayam Jantan

Nawaitu An Adzbaha haadzad dayka lillahi ta’ala

Artinya : Saya berniat menyembelih ayam jantan ini alasannya yaitu Allah Ta’ala

Niat Menyembelih itik

Nawaitu An Adzbaha haadzihil batata lillahi ta’ala

Artinya : Saya berniat menyembelih itik ini alasannya yaitu Allah Ta’ala

Selain niat, petugas yang menjalankan kiprah nyembelih binatang aqiqah juga dianjurkan untuk mengetahui sunnah dalam menyembelih hewan. Dengan demikian, petugas yang bersangkutan tidak asal sembelih hewan. Apa saja sunah dalam penyembelihan hewan? Cek pembahasan kami berikut ini

Adab (sunnah) dalam menyembelih binatang aqiqah, qurban dan lainnya

Ketika hendak menyembelih binatang aqiqah, ada beberapa kasus terkait syarat, rukun dan sunnah dalam penyembelihan yang perlu diketahui setiap muslim. Dalam artikel ini kami mengutip dari laman almanhaj.or.id perihal adab-adab dalam menyembelih hewan. Beberapa hal tersebut diantaranya adalah:

Menajamkan alat potong

Usahakan binatang tidak melihat ketika pengasahan alat potongMenggiring binatang ke arah tempat pemotongan dengan baikMembaringkan binatang yang akan di potong dan menghadapkannya ke arah kiblatMemotong pada kepingan yang tepatMenajamkan alat potong

Alat yang dipakai untuk menyembelih binatang aqiqah dan binatang lainnya umumnya berupa pisau, golok, dan parang. Bahkan di industri memakai alat potong yang lebih canggih, namun bentuknya tetap mirip pisau. Supaya kepingan yang disembelih tidak alot alasannya yaitu tumpulnya alat potong, maka dianjurkan untuk mengasah alat potong sampai tajam. Dengan hal demikian, akan mengurangi tindak aniaya ketika pemotongan. Berikut yaitu hadist shahihyang diriwayatkan oleh Muslim (13/1955-Nawawi), Ibnu Majah (3670), Abdurrazzaq (8603-8604) dan Ibnul Jarud dalam Al-Muntaqa (899).

Dari Syaddad bin Aus RA ia berkata, “Dua hal yang saya hafal dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ia berkata:

إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذَّبْحَ وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ فَلْيُرِحْ ذَبِيحَتَ

“Sesungguhnya Allah memerintahkan biar berbuat baik terhadap segala sesuatu. Jika kalian hendak membunuh, maka bunuhlah dengan cara yang baik. Jika kalian hendak menyembelih, maka sembelihlah dengan cara yang baik. Hendaklah kalian menajamkan pisaunya dan senangkanlah binatang yang akan disembelih”

Usahakan binatang akan disembelih tidak melihat ketika pengasahan alat potong

Menyembelih binatang aqiqah dan binatang lainnya harus dengan pisau yang tajam. Hal tersebut untuk mengurangi rasa sakit yang terlalu lama. Ada 2 hadist shahih yang menjelaskan perihal perihal tidak dibolehkannya memperlihatkan pengasahan pisau kepada binatang yang akan disembelih. Hadist yang pertama diriwayatkan oleh Al-Baihaqi (9/280), Al-Hakim (3/233), Abdurrazzaq (8609). | Doa Menyembelih Hewan Aqiqah

Hadist ini dishahihkan oleh Al-Hakim. Selanjutnya juga disepakati oleh Adz-Dzahabi bahwa hadits ini shahih. Pada isnad oleh Al-Baihaqi rijalnya tsiqat. Perawi yang berjulukan Abdullah bin Ja’far Al-Farisi yaitu tsiqah berdasarkan Adz-Dzahabi dalam As-Siyar : Imam Al-Alamah. Kemudian juga ditsiqahkan oleh Ibnu Mandah. Lafazh hadistnya yaitu sebagai berikut:

Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu ia berkata :

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengamati seorang lelaki yang meletakkan kakinya di atas pipi (sisi) kambing dalam keadaan ia mengasah perangnya sedangkan kambing tersebut memandang kepadanya, maka ia mengatakan:

أَتُرِيْدُ أَنْ تَمِيْتَهَا مَوْتَات هَلاَ حَدَدْتَ شَفْرَتَكَ قَبْلَ أَنْ تَضْجَعَهَا

“Tidaklah diterima hal ini. Apakah engkau ingin benar-benar mematikannya. (dalam riwayat lain : Apakah engkau ingin mematikannya dengan beberapa kematian).”

Hadist yang kedua diriwayatkan oleh Abdurrazzaq (8606-8608). Sanad yang ada didalamnya ada kelemahan alasannya yaitu bercampurnya hafalan Shalih Maula At-Tauamah. Isinya yaitu jangan menajamkan alat potong di depan binatang yang disembelih. Berikut yaitu kutipan hadistnya:

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu ia berkata:

“Jika salah seorang dari kalian menajamkan parangnya maka janganlah ia menajamkannya dalam keadaan kambing yang akan disembelih melihatnya”

Menggiring binatang ke arah tempat pemotongan dengan baik

Sesudah berbuat baik terhadap binatang sembelihan dan mengasah pisau, selanjutnya binatang dibawa ke tempat penyembelihan dengan cara baik-baik. Mengenai hal ini ada dalil hadist yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi (9/281), Abdurrazzaq (8605) dan isnadnya munqathi (terputus), alasannya yaitu Ibnu Sirin tidak bertemu dengan Umar, maka isnadnya dlaif. Namun demikian ada hadits lain yang menjelaskan keharusan bersikap baik (rahmah) pada hewan. Oleh alasannya yaitu itu, hadits yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi tersebut maknanya shahih. Berikut yaitu kutipannya

Ibnu Sirin menyampaikan bahwa Umar Radhiyallahu anhu melihat seseorang menyeret kambing untuk disembelih kemudian ia memukulnya dengan pecut, maka Umar berkata dengan mencelanya:

“Giring binatang ini kepada maut dengan baik”

Jadi akhlak menyembelih binatang aqiqah dan binatang lain itu diatur terperinci dalam Islam, bukan hanya do’a menyembelih binatang aqiqoh saja. Rasulullah Muhammad yaitu nabi yang penyayang terhadap sesama makhluk.

Membaringkan binatang yang akan di potong dan menghadapkannya ke arah kiblat

Mengenai dalil menyembelih binatang aqiqah dan binatang lainnya dalam posisi terbaring berasal dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha. Beliau mendapati Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan kepada sahabatnya untuk dibawakan kibas (sejenis kambing). Kemudian Rasulullah mengambil kibas itu dan membaringkannya. Selanjutnya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menyembelihnya. Berikut kutipan hadist dari laman rumaysho.com perihal tuntunan penyembelihan.

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَمَرَ بِكَبْشٍ أَقْرَنَ يَطَأُ فِى سَوَادٍ وَيَبْرُكُ فِى سَوَادٍ وَيَنْظُرُ فِى سَوَادٍ فَأُتِىَ بِهِ لِيُضَحِّىَ بِهِ فَقَالَ لَهَا « يَا عَائِشَةُ هَلُمِّى الْمُدْيَةَ ».ثُمَّ قَالَ « اشْحَذِيهَا بِحَجَرٍ ». فَفَعَلَتْ ثُمَّ أَخَذَهَا وَأَخَذَ الْكَبْشَ فَأَضْجَعَهُ ثُمَّ ذَبَحَهُ ثُمَّ قَالَ « بِاسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَمِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ ». ثُمَّ ضَحَّى بِهِ.

“Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam meminta diambilkan seekor kambing kibasy. Beliau berjalan dan bangun serta melepas pandangannya di tengah orang banyak. Kemudian ia dibawakan seekor kambing kibasy untuk ia buat qurban. Beliau berkata kepada ‘Aisyah, “Wahai ‘Aisyah, bawakan kepadaku pisau“. Beliau melanjutkan, “Asahlah pisau itu dengan batu“. ‘Aisyah pun mengasahnya. Lalu ia membaringkan kambing itu, kemudian ia bersiap menyembelihnya, kemudian mengucapkan, “Bismillah. Ya Allah, terimalah qurban ini dari Muhammad, keluarga Muhammad, dan umat Muhammad”. Kemudian ia menyembelihnya | Doa Menyembelih Hewan Aqiqah

Imam an Nawawi rahimahullah menyampaikan bahwa hadits tersebut di atas memperlihatkan keutamaan menyembelih binatang dalam posisi terbaring. Menyembelih binatang dalam posisi bangun atau berlutut yaitu tidak dianjurkan dan kurang tepat. Hal tersebut merupakan salah satu sikap ihsan terhadap binatang sembelihan.

Cara menyembelih binatang aqiqah dan lainnya dengan cara dibaringkan merupakan tawaran yang disepakati oleh jumhur ulama berdasarkan hadits-hadits yang ada. Oleh alasannya yaitu itu, sebaiknya setiap muslim yang menyembelih hewan, dianjurkan untuk mengikuti apa yang telah disepakati para ulama tersebut. Membaringkan binatang sembelihan binatang yang benar yaitu dengan posisi kiri binatang tersebut berada dibawah (menempel tanah atau lantai). Cara ini memudahkan orang yang akan menyembelih untuk mengambil pisau dengan asisten dan menahan kepala binatang dengan tangan kiri.

Setelah itu, penyembelih meletakkan kaki kirinya di leher sisi kanan binatang yang disembelih. Dalam hal ini ada dalil yang diriwayatkan Anas berikut:

ضَحَّى النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – بِكَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ ، فَرَأَيْتُهُ وَاضِعًا قَدَمَهُ عَلَى صِفَاحِهِمَا يُسَمِّى وَيُكَبِّرُ ، فَذَبَحَهُمَا بِيَدِهِ .

“Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam berqurban dengan dua ekor kambing kibasy putih. Aku melihat ia menginjak kakinya di pangkal leher dua kambing itu. Lalu ia membaca basmalah dan takbir, kemudian ia menyembelih keduanya

Hewan yang disembelih miring dengan menghadap kiblat. Hal ini didasarkan pada sikap Umar bin Khattab yang diriwayatkan oleh Nafi’,

أَنَّ اِبْنَ عُمَرَ كَانَ يَكْرَهُ أَنْ يَأْكُلَ ذَبِيْحَةَ ذَبْحِهِ لِغَيْرِ القِبْلَةِ.

“Sesungguhnya Ibnu Umar tidak suka memakan daging binatang yang disembelih dengan tidak menghadap kiblat.”

Menurut Syaikh Abu Malik, menghadapkan binatang ke arah kiblat bukanlah syarat dalam penyembelihan hewan. Jika memang hal ini yaitu syarat, tentu Allah akan menjelaskannya. Mengarahkan binatang sembelihan ke arah kiblat hanyalah mustahab (dianjurkan). | Doa Menyembelih Hewan Aqiqah

Mengucapkan tasmiyah (basmalah) dan takbir

Ketika akan menyembelih disyari’atkan membaca “Bismillaahi wallaahu akbar”, sebagaimana dalam hadits Anas bin Malik. Untuk bacaan bismillah (tidak perlu ditambahi Ar Rahman dan Ar Rahiim) hukumnya wajib sebagaimana telah dijelaskan di muka. Adapun bacaan takbir – Allahu akbar – para ulama setuju jikalau aturan membaca takbir ketika menyembelih ini yaitu sunnah dan bukan wajib.

Memotong pada kepingan yang tepat

Maksud dari menyembelih yaitu memotong urat leher, kerongkongan, kanal pernafasan dan kanal darah sehingga binatang lebih cepat mati (meninggal). Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu berkata : Penyembelihan dilakukan di sekitar kerongkongan dan labah. Labah yaitu lekuk yang ada di atas dada dan unta juga disembelih di tempat ini.

Doa Menyembelih Hewan Aqiqah

Doa menyembelih binatang aqiqah sesuai sunnah sebaiknya diketahui oleh orang yang ditugaskan untuk memotong binatang tersebut, baik kambing ataupun domba. Dengan mempelajari ilmu sebelum beramal, maka seseorang mampu melaksanakan amal tersebut dengan benar tak terkecuali dengan tata cara menyembelih kambing aqiqah. Berikut ini aadalah teks bacaan doa ketika menyembelih kambing aqiqah atau domba aqiqah. Ini yaitu kumpulan doa untuk aqiqah anak dalam bahasa Arab dan latin beserta terjemahan dalam bahasa Indonesia.

بِسْمِ اللهِ وَبِاللهِ، اَللَّهُمَّ عَقِيْقَةٌ عَنْ فُلاَنِ بْنِ فُلاَن لَحْمُهَا بِلَحْمِهِ وَعَظْمُهَا بِعَظْمِهِ، اَللَّهُمَّ اجْعَلْهَا وِقَآءً لآلِ مُحَمَّدٍ عَلَيْهِ وَآلِهِ السَّلاَمُ

Bismillâhi wa billâhi, Allâhumma `aqîqatun `an fulan bin fulan, lahmuhâ bilahmihi wa `azhmuhâ bi`azhmihi. Allâhummaj`alhâ wiqâan liâli Muhammadin `alayhi wa âlihis salâm.

Artinya:

Dengan nama Allah dan dengan Allah, aqiqah ini dari fulan bin fulan, dagingnya dengan dagingnya, tulangnya dengan tulangnya. Ya Allah, jadikan aqiqah ini sebagai tanda kesetiaan kepada keluarga Muhammad SAW

Doa aqiqah diatas yaitu bacaan doa aqiqah untuk anak pria atau bayi laki-laki. Untuk teks bacaan doa aqiqah anak wanita atau bayi perempuan, maka nama fulan bin fulan diganti dengan fulanah binti fulanah (nama anak tersebut).

Alternatif doanya adalah

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَللّهُم‍َّ رَبِّىْ, هَذِهِ عَقِيْقَةُ … بِنْ…. دَمُهَا بِدَمِهِ وَلَحْمُهَا بِلَحْمِهِ وَعَظْمُهَا بِعَظْمِهِ وَجِلْدُهَا بِجِلْدِهِ وَشَعْرُهَا بِشَعْرِهِ. اَللَّهُمَّ اجْعَلْهَا فِدَاءً لِ…بن….مِنَ النَّارِ

Bismillahirrokhmanirrokhiym. Allahumma Robbi Hadzihi ‘Aqyqotu…….bin….damuhaa bidamihi walakhmuhaa bilakhmihi wa-adhmuhaa biadhmihiwajilduhaa bijildihi wa-ssya’ruhaa bi-ssya’rihi Allahumma aj’alhaa fidaa an li………bin………..minannaar

Artinya: Ya Allah, wahai Tuhanku, binatang ini yaitu aqiqah untuk….bin… (sebutkan namanya), dimana darahnya (hewan) yaitu menebus darahnya (anak), dagingnya (hewan) untuk menebus dagingnya (anak), tulangnya (hewan) yaitu untuk menbus tulangnya (anak), kulitnya (hewan) yaitu untuk menebus kulitnya (anak) dan bulunya (hewan) untuk menebus rambutnya (anak). Ya Allah, hendaklah Engkau menyebabkan aqiqah ini sebagai tebusan untuk….bin…. (sebutkan namanya) dari neraka.

Dasar dari pelaksanaan tersebut yaitu hadist yang diriwayatkan Al-Baihaqi dan jago hadist lainnya:

أن رسول الله صلى الله عليه وسلم: عق عن الحسن والحسين شاتين يوم السابع وأمر أن يماط عن رأسه الأذى وقال اذبحوا على اسمه وقولوا بسم الله والله أكبر اللهم لك وإليك هذه عقيقة فلان

Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengaqiqahi Al-Hasan dan Al-Husain dengan dua ekor kambing pada hari ketujuh, dan diperintahkan biar rambut kepalanya dicukur. Lalu ia berkata, sembelihlah atas namanya, ucapkanlah, “Bismillah wallahu akbar. Allahumma laka wa ilaik. Hadzihi aqiqah fulan.” (Dengan nama Allah, Allah Maha Besar. Ya Allah, ini milik-Mu dan untuk-Mu. Ini yaitu aqiqah untuk si fulan.”

Fulan disini bermakna anak biasanya laki-laki, untuk wanita disebut fulanah. Namun hadist di atas mampu diterapkan baik untuk bayi pria maupun perempuan.

Doa Menyembelih Hewan Aqiqah

Doa Menyembelih Hewan Aqiqah

Sudah selayaknya, obyek dari aqiqah bukan hanya anaknya saja. Tetapi yang lebih utama yaitu mengingat dan bersyukut atas karunia Allah. Oleh alasannya yaitu itu, dalam penyembelihan binatang aqiqah disebutkan asma Allah (tasmiyah), takbir dan penyebutan nama si anak dibagian akhir. Lebih jauh ulama mirip Al-Hasan Al-Bashri pernah mengajarkan ucapan doa pada orang yang gres menerima buah hati. Berikut yaitu teks doanya:

“Barokallahu laka fil mawhuubi laka wa syakarta al waahib, wa balagho asyuddahu, wa ruziqta birrohu

Artinya:

“Semoga Allah memberkahimu anak yang diberikan kepadamu. Semoga engkau pun bersyukur kepada Sang Pemberi, dan dia mampu mencapai dewasa, serta engkau dikaruniai kebaikannya.”

Jika ada yang bertanya, apakah bayi atau anak wajib dihadirkan pada prosesi penyembelihan binatang aqiqah? Jawabnya yaitu tidak, alasannya karena tidak ada dasar dalil Rasulullah mengenai hal ini.

Sanhaji

Tidak ada komentar:

Posting Komentar